Nares mengusap air mata yang kini mengalir lagi di pipinya. Dia benar-benar tidak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. Kehidupannya yang sudah sulit sejak meninggalnya Angga kini semakin dibuat susah dengan kelakukan ayahnya sendiri. Sudah sejak 1 jam yang lalu Nares berada di rumah keluarganya lagi. Tadi setelah Langit mengatakan tak akan menceraikannya, hal itu menjadi pengingat yang jelas. Kalau Langit juga akan menghukumnya atas pernikahan ini. Tapi pria itu juga tetap memberinya seorang supir dan mobil untuk menjemput anaknya. Hal itu membuat Nares sedikit lega, kalau suaminya itu masih mempunyai hati dan sedikit peduli dengannya.
"Ayah menipuku dan juga Mas Langit. Kenapa?" Nares kembali menatap ayahnya yang duduk di kursi rotan yang ada di dalam ruang tamunya yang kecil ini. Adrian masih lelap tertidur di dalam kamar, semalam saat Nares tak ada di sisinya. Bocah itu rewel dan akhirnya baru bisa tertidur keesokan paginya karena kelelahan. Adrian sendiri kini tidur di kamar orang tuanya. Dimana sang ibunda tercinta memang terbaring lemah karena mengalami gejala stroke. Kaki sebelah kanannya tidak bisa di gerakkan. Tapi anggota tubuh yang lainnya masih bisa bergerak. Untung saja kedua adik Nares sudah bisa merawat ibundanya dan juga merawat sementara Adrian yang kemarin ditinggalnya di rumah, karena acara pernikahannya dengan Langit. Keluarganya memang tak ada yang menghadiri pernikahannya. Hanya sang ayah yang bertugas sebagai wali, kemarin saat akad nikah berlangsung.
Menyesap cerutu yang kini bertengger di tangannya. Nares terbatuk karena asap itu yang di hembuskan ayahnya dengan pelan.
"Kamu tahu, sejak kedatanganmu ke sini. Hanya membuat beban buat ayah. Seharusnya kamu itu kan sudah pergi dari rumah, ayah pikir kamu menikah dengan Angga selama 5 tahun itu sudah jadi orang kaya. Tapi kenapa kamu tetap miskin dan tak memiliki rumah? Ayah nyesel ngelepas kamu buat Angga. Pria kere yang bisanya cuma ngasih penderitaan buat kamu."
Nares benar-benar merasa terpukul dengan ucapan ayahnya. Memang dulu, sang ayah tak setuju dengan Angga. Karena mendiang suaminya itu hanya seorang karyawan rendahan di perusahaannya. Tapi Nares meyakinkan sang ayah kalau Angga bisa menghidupinya dengan layak. Meski sangat sulit untuk mendapatkan restu, akhirnya Angga bisa memenangkan restu dari sang Ayah. Dan selama 5 tahun menikah dengan Angga, sang Ayah juga tak lagi mengganggunya. Tapi kenapa saat ini ayahya menyinggung lagi soal itu?
"Harusnya kamu itu dulu mau Ayah jodohkan sama si Doni anak dari Pak Reno. Bos ayah di tempat ayah bekerja dulu. Tapi gara-gara kamu ngotot nikah sama Angga dan menolak Doni. Akhirnya Ayah dipecat, dan ini semua salah kamu!"
Air mata Nares kini mkin mengalir deras membasahi pipinya. Ruang tamunya yang sempit dan lusuh ini makin menyesakkan dadanya. Ayahnya benar-benar telah mengungkit masa lalu yang sudah di pendamnya itu. Dia benar-benar tak mengira kalau sang ayah masih memedam dendam karena penolakannya terhadap Doni. Putra dari Pak Reni, yang notabene atasan ayahnya di kantor. Karena penolakannya itu, akhirnya ayahnya dicari-cari kesalahannya. Dan akhirnya di pecat dari pekerjaannya. Tapi dulu, Angga akhirnya mencarikan pekerjaan yang layak buat ayahnya. Tapi karena kegemaran ayahnya dalam berjudi tak berkurang, akhirnya pekerjaan ayahnya terbengkalai dan dia di pecat lagi. Selama kurun waktu 5 tahun itu, Nares-lah juga yang membantu keuangan keluarganya. Kadang menyisihkan sedikit uang untuk biaya sekolah adik-adiknya. Sementara dulu, sebelum 6 bulan yang lalu ibunya jatuh sakit. Ibunya membuka warung nasi di depan rumahnya dan bisa sedikit untuk biaya hidup.
"Yah, Nares mohon. Ini sudah lebih dari cukup ayah menghina mendiang Mas Angga. Nares mohon, jangan ungkit masalah itu lagi." Nares mencoba menenangkan isakannya dan kini menatap ayahnya yang tampak masih ingin mengungkapkan kekesalannya itu.
Menghembuskan asap cerutunya lagi, ayahnya yang terlihat sedikit mabuk itu kini mengibaskan salah satu tangannya ke arah Nares.
"Kamu pikir dengan memarahi ayah karena telah menipu Langit dengan mengatakan kamu masih perawan itu salah? Harusnya kamu berterimakasih sama ayah. Langit itu kaya, dan pekerjaannya sebagai seorang pilot bisa menghidupi dengan layak. Kamu harusnya bersyukur ayah masih mendapatkan suami yang kaya seperti Langit. Untung saja Roni menghubungiku saat dia minta di carikan wanita yang diminta Langit untuk di nikahi. Cih, jangan munafik! Katakan sama Langit, dia juga tertarik saat melihat fotomu itu. Kenapa dia langsung setuju menikahimu kalau dia merasa tertipu saat ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTU LANGIT UNTUK BUMI VERSI PERTAMA
RomanceBumi Ayu Nareswari, seorang janda beranak satu dihadapkan dengan beberapa masalah setelah kematian suaminya. Setelah kehilangan rumah kontrakkan, dia harus pulang ke rumah orang tuanya dan menerima rencana perjodohan dari ayahnya yang suka berjudi...