Recommended song to be played:
Rumpang - Nadin Amizah.....
Tahun 2018
Pagi ini, seorang gadis dengan langkah kakinya yang pendek melaju di trotoar yang dipenuhi oleh pejalan kaki yang baru memulai aktivitas hariannya. Akibat begadang semalam, Sora berakhir bangun kesiangan. Dalam tiga puluh detik lagi, bus akan datang, dan setelah itu tak ada lagi bus yang lewat ke arah sekolahnya dalam waktu beberapa jam.
Rambutnya yang tebal dan panjang sudah tak berbentuk. Peluh membanjiri keningnya, terlihat dari anak-anak rambutnya yang sudah basah. Ia tak sempat menguncir rambut ataupun memakai jedai sehingga rambutnya terombang-ambing di udara.
Dari tempatnya berlari kini, sudah terlihat bus terakhir yang berhenti di halte. Ia semakin mempercepat larinya, walaupun kakinya yang begitu pendek tak bisa diharapkan sebenarnya. Tersisa dua orang yang hendak masuk ke bus. Ia masih ada kesempatan walau fifty fifty. Orang terakhir masuk ke bus, dan pasti setelah itu bus akan jalan. Namun untungnya, Sora berhasil. Ia melompat masuk ke dalam bus tepat setelah berada di halte.
Sora berdiri sejenak, mengatur napasnya. Lalu dilihatnya ke arah kursi penumpang. Ada seorang laki-laki yang duduk sendirian di belakang. Tidak, lebih tepatnya lelaki itu menyimpan kursi di sampingnya untuk sang kekasih, Sora.
Gadis itu lantas tersenyum sembari duduk di kursinya. Nalen juga begitu, tersenyum hangat ke arah Sora, lalu tertawa kecil.
"Kenapa ketawa?" tanya Sora bingung.
Nalen menggeleng. "Kenapa bisa telat?"
"Tadi malam begadang, terus bangun kesiangan. Kak Nalen kenapa telat juga?"
"Nggak tuh," elak Nalen, karena begitulah kebenarannya.
Sora mengalihkan wajahnya setelah mengerti maksud Nalen. "Kenapa gak dari tadi aja berangkatnya?"
"Kan udah biasa berangkat bareng gini."
"Tapi kan aku telat, harusnya Kak Nalen pas tau aku lama datang ya langsung berangkat."
"Terus nanti kamu sama siapa?" Nalen sedikit pasrah dengan Sora.
"Ya ... sendiri."
"Sendiri gimana? Nangis di halte, bingung mau balik atau panjat tembok sekolah, terus aku di sekolah cari-cari kamu. Gitu?"
Sora kembali menjawab. "Ya, tapi kan ...."
Dengan gesit Nalen mengambil earphonenya, dan memasangkannya ke telinga Sora agar gadisnya menutup mulut. Sora hanya melirik Nalen sedikit tajam. Namun, saat lagu terputar, Sora termenung seketika.
Rumpang
Nadin Amizah◀️ ⏸️ ▶️
Lagu itu, entah mengapa bisa menyentuh sanubarinya. Ditatapnya Nalen yang menutup mata sembari menikmati lagu itu.
Sora dan Nalen telah menjalin hubungan sejak SMP. Terhitung sudah hampir tiga tahun mereka berpacaran. Adanya senior dan junior tak menghalangi perasaan mereka untuk saling menyayangi.
Nalen selalu memperlakukan Sora dengan baik. Sora akui itu. Nalen terlalu baik untuknya. Itulah yang ada di benak Sora belakangan ini. Walaupun sebenarnya perasaan seperti itulah yang biasanya membuat sesuatu menjadi renggang. Dan itu juga alasan Sora hanya memendam semua insecurities yang berlalu-lalang. Anggap saja semua berjalan dengan baik, maka itulah yang akan terjadi. Terkadang, jalan pikiran kita sendiri yang justru menghancurkan jalan hidup kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sora Zamora
Roman pour Adolescents"Ra, aku harus apa?" Suara Nalen terdengar begitu pasrah dan kehilangan arah. "Gapapa, Kak. Prioritas Kakak sekarang masa depan Kakak. Cari aku setelah Kakak berhasil jadi pengacara," tutur Sora. "Kamu, Ra?" Pertanyaan singkat itu lebih sulit untuk...