Bonus chapter 3

5.1K 483 50
                                    


Typo

Cia mengelus perut buncitnya sembari menggulir beranda sosial media diponselnya, sesekali alisnya mengernyit bingung membaca pemberitaan media pagi ini.

"Ini orang-orang dapat berita dari mana sih? gue sama laki gue baik-baik aja perasaan"

Iya jadi lagi panas di twitter kalo katanya Milano gugat cerai dia

"Minta diserapahin ini yang buat berita"

"Yang, jadi gak perginya?"

Cia menoleh ke arah Milano yang baru saja keluar kamar.

"Cepet banget kamu mandinya" ucap Cia

"Yah ngapain lama-lama sayang?" tanya Milano duduk disamping Cia

Cia mengusap pipi Milano yang kini menumpukan dagunya pada pundak Cia

"Jadi pergi gak ini mommyyyyyy"

"Jadi, Mateo sama Taka belum bangun tau, sabar dong kamu emang mau kemana sih mau cepet-cepet?"

Milano menggeleng, "Gak kemana-mana kan libur hari ini, mau dirumah aja"

"Yaudah kalo gitu, siangan juga bisa perginya"

Milano mengangguk, "Siang aja deh"

"Yaudah"

"Mommy lagi liat apa sih?" tanya Milano

"Cia menunjukkan layar ponselnya pada sang suami, "Katanya kita mau cerai"

"Dih apaan, orang kita baik-baik aja"

Cia terkekeh, "Gak tau deh ini mereka dapet berita dari mana"

"Gak usah dibaca, biarin aja"

"Amyy"

Cia merentangkan tangannya pada bocah dua tahun tiga bulan yang kini berjalan ke arah mereka dengan piyama tidur dan wajah ngantuk

"Abang mana?" tanya Cia membawa Taka kepangkuannya.

Taka, anak kedua Milano dan Cia. Asli diawal perjanjian mereka nambah anak lagi pas Mateo umur lima tahun, ehh baru anaknya umur satu setengah tahun Cia ngisi lagi. Sekarang hamil anak ketiga.

Pelan-pelan pak Milan.

Biarlah, sekali kerja pikir Milano.

Doa Milano tiap hari, mudah-mudahan anak ketiganya perempuan.

"Sini adek sama daddy aja, kasihan adek diperut mamih kegenjet gara-gara adek"

Taka menggeleng memeluk Cia, "Cucu amy"

"Kasih dong dad" ucap Cia

Milano membulatkan matanya, "Eh, gimana cara kasihnya yang?"

"Lah tinggal dibuatin"

"Eh- oh susu dot?"

Cia mengangguk, "Emang kamu pikir apa?"

"Kirain nenen yang"

"Nen amy"

Cia memandang wajah Taka, aslinya dia kasihan banget sama anaknya, karena dia hamil jadinya gak bebas nyusuin anaknya itu, apalagi kata mertuanya kalo lagi hamil gak boleh nyusuin anak. Cia sih gas-gas aja, cuma Cia susah diposisinya aja, Taka termasuk anak yang postur tubuhnya lebih besar dari anak seusianya.

"Nen nya dikamar mau?"

Taka menggegeleng, "No"

"Mommy udah gak kuat loh gendong Taka" Cia memperbaiki posisi Taka dipangkuannya lalu membuka kancing dasternya, kemudian menyusui anak itu dengan posisi yang pasti kurang nyaman buat Taka, Cia sendiri sambil megangin kaki Taka, soalnya anaknya suka mainin kaki pas ASI, Cia takut Taka nendang perutnya.

MUDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang