Bab 04 - Awal kesalahan

572 61 15
                                    

__________________________________

.

"Darah rendah, terus dokter juga bilang kalau ini akibat kelelahan. Hyung, bagaimana bisa kamu akan menjelaskan ini? Aku tahu, Hyung harus bekerja dan juga kuliah tapi... Coba untuk tetap memperhatikan kesehatan! Itu paling penting."

Wajah pucatnya ditekuk, takut membalas kata yang mana tahu cuma akan membuat si cowok Sung semakin mengomelinya.

Jiwoong sudah sadar dari pingsannya beberapa menit lalu. Sekarang, ia duduk bersandar pada ranjang di kamarnya. Ada Zhang Hao, Matthew, Yujin, Gyuvin dan Hanbin yang tengah mengoceh sejak tadi, perihal sebab akibat Jiwoong pingsan.

Setelah teriakan kejut Yujin yang menjadi orang pertama mendapati ia pingsan, hampir penghuni dorm segera berlari dan membantu membawa Jiwoong ke kamar. Kemudian, memanggil seorang dokter agar segera memeriksa keadaan si cowok Kim. Benar, tekanan darah rendah juga terlalu kelelahan adalah penyebab utama Jiwoong tumbang. Meski begitu, dokter sangat menyarankan agar cowok lebih tua perbanyak istirahat. Diberi obat dan beberapa vitamin.

Kini, Hanbin malah menyerangnya dengan banyak ocehan kesal juga khawatir begitu dokter pergi. Sehingga Jiwoong tidak memiliki waktu untuk membela diri. Alasan pun, rasanya percuma. Jadilah, Jiwoong memilih diam dan membiarkan telinganya akan panas karena terus diomeli.

"Hyung, gak tahu? Betapa cemasnya kami, terutama Yujin. Dia sampai menangis, tuh!" itu ujar Gyuvin yang menambahi sambil mengelus punggung Yujin yang memang sedang mengusap air mata.

Jiwoong semakin bersalah.

Ia mengangkat wajah, menatap satu-satu cowok yang masih mengkhawatirkan dirinya di depan. Jatuh pada wajah basah Yujin, Jiwoong merutuki diri sendiri.

"Maaf, maaf sudah membuat kalian cemas," lirihnya penuh penyesalan.

"Asal Hyung jangan sakit-sakit lagi!" kata Yujin dengan suara serak.

Sungguh, Jiwoong jadi tak tega. Si paling muda kalau seperti ini sangatlah menggemaskan, meski kasihan juga sudah membuatnya menangis. Tapi, Jiwoong bersyukur mereka semua sangatlah perhatian dan sayang kepadanya. Biarpun mereka sebatas teman satu tempat tinggal, dan sejauh ini justru ia anggap bagaikan keluarga.

Anggukan kepala, tidak begitu mau janji atau beri harapan, Jiwoong cuma tak ingin mereka terlalu mengkhawatirkannya. Namun, sebisa mungkin ia akan berusaha agar tidak jatuh sakit secara mendadak seperti ini lagi.

"Ya sudah, sekarang Hyung istirahat saja. Aku juga sudah izin ke teman kerja Hyung, supaya dua hari kedepan gak masuk kerja," ucap Hanbin amat tangkas, seperti cowok itu begitu peduli dan siap memberikan bantuan agar Jiwoong dapat pulih.

"Hanbin-ah, Gomawo..." Jiwoong jadi terharu, bahkan tatapan mata yang dibuat berkaca-kaca.

Pintu kamar yang tertutup, perlahan terbuka menampilkan dua cowok masuk bersama nampan di tangan.

"Hyung, ini buburnya," salah satu berseru memberitahu.

"Ah, bawa sini!"

Jiwoong baru sadar, jika sejak ia siuman ada satu orang yang tidak terlihat ikut bergabung dengan yang lainnya. Sebenarnya tiga, dan Jiwoong tahu siapa orangnya. Namun, begitu dua cowok membawa makanan itu datang. Barulah, Jiwoong ketahui jika, mengapa satu orang itu tidak terlihat karena---kemungkinan, sibuk membuatkan makanan untuknya.

Hanbin menempatkan diri di pinggiran ranjang, mengambil alih nampan makanan yang telah dibawa Ricky. Sementara Taerae yang kena bagian minuman, dia meletakkan segelas air putih di nakas sebelah ranjang.

REAL LOVE [ Minamz/Jiwoong & Ricky ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang