__________________________________
.
Kembali, Jiwoong pada masa suram. Dua hari berlalu dan ada banyak kesalahan diperbuat. Entah ketika melakukan hal-hal kecil, ditegur dosen sampai salah membuat pesanan pelanggan di tempat kerja.
Semua itu tentu dilakukan tanpa sengaja. Jiwoong memiliki alasan. Lagi, akibat pikirannya melayang tak karuan. Seakan Deja vu, sebab cowok Kim memang dalam pikiran berat seperti sebelumnya. Dan sekali lagi, disebabkan oleh satu orang yang selalu sama.
Ricky,
Rasa-rasanya, tiada hari tanpa nama itu. Bak waktu Jiwoong terus berjalan dan Ricky adalah porosnya. Anggap saja, Jiwoong mulai gila. Hanya satu orang dunianya agak berubah drastis, yang semula datar membosankan, kini penuh lika-liku dengan emosi berbeda-beda. Sangat berpengaruh sampai Jiwoong kepayahan sendiri.
Ada baik-buruknya, namun... Terkadang Jiwoong heran, mengapa dirinya begini? Bahkan sejauh ia mengenal siapa sosok Ricky sebelumnya, tak ada satupun hal yang perlu ia khawatirkan.
Ia tahu, Ricky cowok yang lebih muda darinya. Cowok dengan rambut mencolok, tidak banyak tingkah---sejauh Jiwoong memperhatikan saat cowok itu di depan mata. Cowok berpenampilan selalu menarik perhatian, memiliki senyum manis malu-malu dan logat Korea yang masih terdengar lucu ketika berbicara.
Tak ada yang aneh. Lalu... Mengapa sekarang Jiwoong merasa terus memikirkan anak itu?
Belum lagi, sejak hari dimana mereka seharusnya memperbaiki hubungan, tapi atas ucapan Jiwoong yang---mungkin justru menyinggung. Ricky pergi dan tidak lagi berniat bersitatap dengannya.
Jiwoong kehilangan fokus pada dirinya sendiri. Itulah sebab ia terus melakukan kesalahan dua hari ini, pun menjadi paling terburuk dari sebelum-sebelum.
Terakhir, Jiwoong menuangkan krimer terlalu banyak pada minuman yang akan ia berikan kepada Junhyeon. Sampai cowok lebih muda itu hampir menyemburkannya ke lantai. Berujung teman satu kerjanya itu, tetap meminumnya habis sebagai tanda untuk menghargai kerja Jiwoong.
"Aku pikir, Hyung harus segera beristirahat di rumah!" cercah Junhyeon setelah mencuci gelas minumannya di wastafel.
Meninggalkan suara desah lelah Jiwoong di pantry cafe. Mereka sudah tutup beberapa menit yang lalu. Hanya tinggal beres-beres sebelum memutuskan untuk pulang ke rumah.
Junhyeon berbalik badan, sambil mengusap kedua tangan basahnya dengan handuk kecil. Dilihatnya wajah masam Jiwoong yang juga selesai menyusun cup minuman.
"Mian, hari ini aku sungguh kacau, deh!" Jiwoong berkeluh.
"Gak apa-apa itu wajar, Hyung. Namanya juga kerja, gak seterusnya lancar mulu."
Benar, apa yang Junhyeon katakan. Tetapi... Masih saja Jiwoong merasa bersalah. Apalagi ia bekerja kacau akibat masalah pribadi. Sudah seharusnya ia bisa lebih profesional dalam bekerja.
Bibir tipisnya maju sedikit, tak luput dari perhatian Junhyeon. Cowok lebih muda menggelengkan kepala, memaklumi jikalau Jiwoong mungkin memiliki masalah yang mengganggu pikiran tapi segan untuk bercerita. Tidak apa-apa, bukan kah ini hal biasa terjadi?
"Hyung, pulang lah lebih dulu! Sisanya biar aku yang urus, kok."
"Serius?"
Junhyeon dengan anggukan mantapnya. Malahan, dia akan senang hati bila Jiwoong lebih mementingkan dirinya sendiri.
"Ne. Pergilah!"
Jiwoong yang kebetulan juga merasa kian lelah---pikiran lebih tepatnya, tak ada jalan lain, selain menuruti keinginan Junhyeon agar dia lekas pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL LOVE [ Minamz/Jiwoong & Ricky ]
FanficIni tentang Jiwoong dengan segala dugaan hebatnya, merasa tak pernah salah kira. Sampai suatu ketika apa yang selama ini ia pikirkan, justru menjadikan dirinya sebagai tokoh utama dalam percintaan seorang Shen Ricky. Bxb/Romance/Yaoi/Drama/Fanficti...