Dibalik Pintu

124 14 1
                                    

Kei melepas headphone-nya. Begitu dia melepasnya Kei bisa mendengar suaramu dan Rokuta mendiskusikan makan malam. Kei memutuskan beristirahat dari pekerjaannya untuk bergabung dengan kalian.

Dia sudah samar-samar mencium wangi kare. Begitu dia membuka pintu harumnya lebih semerbak. Dia juga mendengar suaramu dan Rokuta dari dapur.

"Rokuta, bisa bukakan toples ini?".

"Siaaaap".

Kei mengintip sebentar tidak mengatakan apapun. Itsuki sedang mempersiapkan meja dengan teliti memastikan setiap alat makan ditempatnya dengan posisi dan jarak yang sama.

Saat dia sedang menggeser gelas Itsuki melihat Kei. "Hari selesai lebih cepat?". "Ya, aku memutuskan beristirahat lebih awal" jawab Kei. "Apa ada yang bisa kubantu?". Itsuki menaikkan kacamatanya. "Tidak semuanya sudah siap".

"Oh, Kei-chan udah keluar!". Kau dan Rokuta keluar dari dapur membawa makanan. "Eh?! Apa aku memasak terlalu lama hari ini?". 

Kei sedikit tertawa mendengarnya. "Tidak [Nama]-san, aku hanya selesai lebih cepat hari ini" jawab Kei. 

"Begitu, maaf aku mengira yang tidak-tidak. Oh iya, apa mau kuseduhkan sesuatu?". 

Kei menggeleng "Tidak apa-apa, sekarang ayo kita makan dulu sebelum dingin".

"Ya~! Hari ini Karaage kare~!" Rokuta bermaksud menaruh mangkuk penuh karaage tapi dia terlihat lebih seperti ingin membantingnya ke meja.

"AH!". Saat itu kalian bertiga hanya mematung melihatnya. Walau hanya sesaat kalian sudah bisa mengira hasil akhirnya. Meja yang patah dan alat makan berhamburan.

"Ups". Rokuta berhenti tepat saat mangkuk akan menyentuh meja. "Harus pelan-pelan". 

TRAK

"AKH!".

Meski bilang harus pelan-pelan Rokuta masih menaruh mangkuk cukup keras sampai meja bergetar membuat alat-alat makan sedikit bergeser. Teriakan tadi berasal dari Ituski yang melihat alat makan yang tadinya rapi bergeser ke segala arah tidak karuan.Dia terlihat sangat terpukul. Kau sendiri hanya bernafas lega Rokuta ingat untuk menahan tenaganya.

Disisi lain Kei terkesan dengan Rokuta yang menahan diri. Dia memang sudah mendengar mainan cicit yang dia beli bisa bertahan lebih lama tanpa meletus. Sepertinya latihan itu membuahkan hasil.

Malam itu semuanya  makan dimeja yang utuh.

-Keesokan harinya-
Kei yang masih bekerja dikamarnya baru sadar botol minumnya sudah kosong. Dia harus mengisinya dulu sebelum kembali bekerja.

Begitu membuka pintu Kei mendengar suara TV menyala. Dia memeriksanya dan melihat Rokuta sedang tidur dipahamu. Itsuki hanya menonton TV sesekali membuka halam bukunya. Walau sudah menggunakan e-book dia masih lebih suka membuka halaman buku.

"Oh, Kei-san mau istirahat?" tanyamu begitu menyadari Kei.

"Tidak, aku hanya mau mengisi minum" Kei mengangkat botol kosongnya.

"Kalau begitu mau kubuatkan sesuatu? Mungkin minuman atau cemilan?".

Kei melihat Rokuta yang tertidur pulas sekali lagi. "Tidak perlu. Aku tidak ingin membangunkan Rokuta".

"Tidak apa-apa kita bisa beri Rokuta bantal..." kau bermaksud memberi Rokuta bantal, tapi seakan tahu kau akan pergi Rokuta malah memelukmu. "Ah". Rokuta masih tertidur.

"Ahaha, sepertinya Rokuta tidak ingin kau bangun".

"Uuuh... maaf" kaubsangat lemah dengan keimutan Rokuta jadi kau hanya mengelus rambutnya.

Itsuki yang sedari tadi memperhatikan tidak mengatakan apapun. Dia sudah terbiasa melihatmu memanjakan Rokuta.

Kei juga hanya tersenyum melihatnya. "Kalau begitu aku akan kembali ke kamarku. Panggil saja aku saat makan malam".

"Baik".

Kei menutup pintu dibelakangnya. Dia mengingat dulu saat hanya mereka bertiga dia harus bulak-balik mengecek mereka berdua. Sekarang dia tidak perlu terlalu khawatir karena ada kau disini. Dia bisa mengerjakan beberapa lagu dalam sehari tanpa ngangguan.

Walau begitu dia sedikit merasa kesepian melihat kalian bertiga berkumpul tanpanya. Selain itu dia mungkin sedikit iri dengan Rokuta.

"Ah, aku lupa mengisi botolnya".

-Dihari hujan badai-
Kei terbangun dari tidurnya. Dia mengantuk karena udara dingin hujan sampai dia sendiri tidak sadar saat mulai tertidur.

"Lebih baik aku minum dulu".

Kei keluar dari kamarnya. Diluar hujan dan angin masih terdengar. Kei pergi ke dapur, mengisi gelas dengan air lalu meminumnya. Dia baru ingat badai sudah turun lama sebelum kau pulang.

"Benar juga, [Nama]-san menginap hari ini.

*BLAAAAAAR* "AAAAAAAAAAHHHH!" "WAAAAAAAAA!!!".

Petir menyambar diluar. Tapi Kei bisa mendengar jeritanmu dan Rokuta.

"[NAMA], ROKUTA!".

Kei langsung berlari kearah suara kalian. Dia panik bukan tanpa alasan. Dia sempat mendengarnya, suara seseorang yang tidak dia kenal. Lampu-lampu juga mati dan dia tidak melihat kalian dimanapun. Tanpa pikir panjang Kei mendobrak pintu.

*BRAK*

"KYAAAAAA!!!".
"WAAAAAA!".
"Eh?".

Diruang tengah TV menyala memutar film horror. Si hantu baru melakukan jump scare.
*NYAHAHAHAHA*

"UWAAAAAAH!!!" jeritmu . "KYAAAAAA!" Rokuta ikut menjerit. Itsuki hanya diam pasrah denganmu yang menempel padanya ditumpuk dengan Rokuta.

"........kalian tidak apa-apa?" tanya Kei.

"MAAF KEI-SAN!" ucapmu masih panik karena filmnya.

"Aku nggak apa-apa! Cuma ngikutin Nee-chan teriak" jawab Rokuta.

"Aku tidak baik-baik saja. Kalian berat juga berisik". Kau langsung melepas Itsuki. "Maaf Itsuki". "Ehehe, maaf ya Itsu-nii".

Kei menghela nafas lega mereka baik-baik saja.

"Kei-chan juga ayo ikut nonton sini" ajak Rokuta langsung menarik Kei duduk. Tentu saja Kei tidak mungkin melawan tenaga Rokuta. Rokuta lalu memberi mangkuk pop corn pada Kei. "Nah, sekarang semuanya disini lebih seru. Udah lama juga Kei-chan nggak santai sama kami".

"Benar. Kei harus lebih sering keluar" tambah Itsuki.

"Kalian..." Kei mengingat perkataan itu penah kau ucapkan. Kei memandangmu.

"Kei-san, mereka berdua selalu disini menunggumu lho" ucapmu sambil tersenyum

"Benar juga". Kei sendiri yang waktu itu bilang merasa kesepian, tapi dia juga yang mengurung dirinya. "Aku akan lebih sering istirahat".

Film berlanjut dengan jeritanmu yang ditiru Rokuta. Bagi Kei film horrornya sama sekali tidak sebanding dengan teriakan kalian. Tapi dia tidak keberatan dengan kebisingan ini.

Paradox Live 1Nm8 x Reader: Everyday HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang