Penenang

220 26 4
                                    

Suatu hari kau ditinggal sendirian oleh Kei dan yang lainnya. Kau diminta untuk menjaga rumah seperti biasa. Hanya saja hari ini didalam sangat sepi. Kau hanya duduk di sofa menunggu mereka pulang setelah semua tugasmu selesai. Sesekali kau melihat keluar jendela. Setiap kali kau melihat keluar langit semakin gelap dan malam akhirnya tiba.

"Kei-san sebenarnya pergi kemana?". Kau mulai merasa cemas. Mereka tidak bilang akan pergi untuk waktu yang lama, jadi mereka pasti akan kembali. Kau memutuskan untuk tidak memikirkannya. 

"Rokuta dan Itsuki ada disisi Kei-san jadi pasti tidak ada masalah".

Setelah meyakinkan dirimu, kau mencoba mengalihkan perhatian dengan menonton film yang hari ini kau rencanakan akan menontonnya dengan Rokuta.

*Cklek... Blam...*

Kau terbangun mendengar suara pintu. TV didepanmu sudah mati otomatis.

'Aku ketiduran!'

Saat kau masih menggosok matamu, Rokuta tiba-tiba datang dan membenamkan wajahnya dipangkuanmu. 

"[NAMA] NEE-CHAN!".

"EH?! Rokuta?! A...ada apa?".

Rokuta tidak menjawab. Dia hanya meringkuk menutupi wajahnya dengan lengannya. Kau tidak bisa melihat wajahnya.

Saat kau terlalu fokus dengan Rokuta, Itsuki masuk dan duduk disebelah kananmu. Setelah itu dia menyandar padamu.

"Itsuki?". Kau terkejut karena jarang sekali Itsuki mendekatimu. "Lebih baik jangan tanya" jawab Itsuki singkat dan tegas seperti biasa. Walau tidak menunjukkannya kau bisa merasa Itsuki juga murung.

Yang terakhir masuk adalah Kei.

"[Nama]-san, kau masih disini".

"Iya, maaf aku ketiduran tadi".

Kei hanya tersenyum lelah. "Tidak apa-apa. Salahku tidak bilang kau bisa pulang tadi". Dia memperhatikan Rokuta yang ada dibawah dan Itsuki yang menutup matanya disebelahmu. Kau sendiri menyadari Kei yang terlihat sedih.

"Kei-san" panggilmu dan menepuk tempat disebelah kirimu. "Masih ada satu tempat lagi". Kei awalnya hanya diam, sedikit terkejut dengan ajakanmu. Kemudian ekspresinya melembut, lalu Kei duduk dan menyandarkan kepalanya dipundakmu.

Kau membiarkan mereka menenangkan diri dalam diam. Kau juga mengelus Rokuta.

Setelah tenang Kei bangun sambil menghembuskan nafas. "Terima kasih [Nama]-san" ucap Kei sambil tersenyum. Kau hanya membalas senyumannya. "Rokuta, kau juga sudah tidak apa-spa kan?".

"Mm..." jawabnya sambil mengangguk. Rokuta sudah tidak menyembunyikan wajahnya lagi. Tapi sepertinya dia masih ingin menempel padamu.

Sedangkan Itsuki, dia sudah menjauh darimu keujung sofa.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kuseduhkan sesuatu?" tawarmu pada Rokuta.

Rokuta akhirnya mengangkat wajahnya menatapmu. "Coklat panas!".

"Baiklah. Kei-san dan Itsuki bagaimana?".

"Sepertinya lebih baik teh saja untukku. Itsuki, lebih baik tidak minum kopi sekarang".

"Baiklah" jawan Itsuki.

"Nee-chan tidak pulang malam ini?" tanya Rokuta padamu.

"Sepertinya mustahil". Kalau kau pulang sekarang, kau hanya akan terdampar di stasiun sampai pagi.

"Lebih baik [Nama]-san menginap saja malam ini".

Mendengar kau akan menginap Rokutankembali bersemangat. "Nee-chan tidur dengan kita malam ini!".

"Ini sudah terlalu malam, jadi akan sangat berbahaya untuknya pulang" jawab Kei.

"Iya ya. Sepertinya itu lebih baik".

"Kalau begitu kita tidur disini saja malam ini!" Rokuta berdiri dan melebarkan tangannya.

"Kita akan butuh futon. Rokuta dan Itsuki, kalian bisa mempersiapkannya?".

Mendengar perintah Kei Itsuki berdiri sambil menekan kacamatanya. "Tentu saja".

"Tolong ya. Aku dan [Nama]-san akan membuat minumannya".

"Siap!". 

Rokuta berlari keluar ruangan. Sedangkan Itsuki mengambil penyedot debu. Kau dan Kei pergi ke dapur.

"Hari ini juga terima kasih banyak, [Nama]-san" ucap Kei sambil menyalakan kompor.

"Ini sudah tugasku" jawabmu.

"Aku sangat bersyukur kau bersama kami sekarang".

Kau sedikit merona mendengarnya. "Aku kan sudah bilang akan bantu sebisanya. Jadi ini bukan masalah besar".

"Maaf aku terdengar seperti melebih-lebihkan. Tapi aku serius mengatakannya".

Kau tidak mengatakan apapun, menerima pujian itu.

Tidak berapa lama ketel sudah berbunyi.

Saat kalian sampai di ruang TV, kalian melihat Rokuta yang beguling-guling diatas futon. Sedangkan Itsuki menyalakan TV mencari film.

Malam ini berakhir dengan bahagia.

Paradox Live 1Nm8 x Reader: Everyday HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang