Ruang Kosong

275 33 6
                                    

"Hmm... tidak salah lagi. Yang ini".

Saat ini kau berdiri didepan pintu alamat tempat kau akan bekerja. Kau memutuskan untuk bekerja menjadi Housekeeper sebagai pekerjaan sambilan.

Ting... Tong...

Kau menunggu beberapa saat tapi tidak ada tanda pintu akan dibuka.

"......apa kutekan sekali lagi?". Kau menekan bel lagi.

Ting... Tong... Ting... Tong...

"......Apa tidak ada orang?". Kau bermaksud menelpon pemilik rumah ini. Tepat saat kau akan mengeluarkan smartphone-mu pintu terbuka.

Seorang lelaki berambut hijau menatapmu. "Kami tidak tertarik dengan apapun yang kau tawarkan". Setelah dia bilang begitu pintu ditutup.

Kau hanya mematung bingung dengan apa yang terjadi. "Eh? Tadi itu...?". Kau melihat alamatnya lagi. Ini alamat yang benar. Tapi melihat kejadian tadi kau memutuskan menelpon orang yang mempekerjakanmu. Sebenarnya kau sudah mencoba menelponya sejak di stasiun tapi sama sekali tidak diangkat.

"Umm... Miyama Kei... ah ini dia".

Kau menunggu sisi lain untuk megangkat teleponnya. Tidak diangkat. Lagi-lagi kotak suara yang membalas. Kau tidak menyerah dan menelpon lagi. Kotak suara membalas. Kau menelpon lagi. Kali ini diangkat.

"Ah! Miyama-san? Ini [Nama Lengkap] housekeeper yang ditugaskan ke rumahmu. Umm... aku khawatir kau memberiku alamat yang salah...".

Pintu terbuka. Lelaki yang tadi hanya menatapmu dengan sinis. "Masuklah". Setelah mengatakan itu dia berbalik masuk meninggalkan pintu tetap terbuka. "Eeeh... Apa ini tempat yang benar?". Kau sempat ragu menunggu jawaban di telepon tapi tidak ada jawaban apapun. Akhirnya kau hanya menghela nafas dan masuk.

Kau dibawa kesebuah ruangan. "Duduklah". Kau menurutinya dan duduk disebuah sofa. Lelaki itu pergi meninggalkanmu tanpa mengatakan apapun, membuatmu sangat tidak nyaman karena tidak yakin apa yang akan terjadi. Kau melihat sekeliling karena tegang. Tapi ruangan itu berasa sangat kosong. Mungkin karena tidak ada terlalu banyak furnitur. 

"Maaf membuatmu menunggu".

Seorang lelaki lain masuk. Dibelakangnya lelaki yang tadi dan seorang lagi mengintip dari bahu lelaki berambut oranye pucat itu. Sebelum masuk dia berbalik ke arah mereka. "Kalian berdua pergilah ke ruangan lain dulu. Akan ingin bicara berdua dengannya".

"Oke~" jawab anak lelaki berambut pink dan langsung tidak terlihat lagi.

Sedangkan lelaki berambut hijau menatapmu sebentar dan mengikuti anak lelaki tadi.

"Maaf aku tidak mengangkat teleponmu. Aku sibuk sampai tidak menyadari deringnya. Untunglah Itsuki menyadari teleponmu". Setelah menarik sebuah bangku dia duduk dihadapanmu.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti kalau kau sibuk".

"...Terima kasih".

Kau memperhatikannya beberapa saat merasa pernah melihatnya tapi tidak ingat dimana.

"Omong-omong soal pekerjaanku, apa ada hal lain yang ingin kau tambahkan? Misalnya ruangan yang tidak boleh kumasuki Miyama-san". Pekerjaanmu sebagai Housekeeper sama seperti tempat lainnya. Kau datang, bersih-bersih dan memasak makanan. Selain itu tempatmu bekerja sangat tegas menjaga privasi kliennya.

"Kau bisa memanggilku Kei. Aku lebih terbiasa begitu". 

Mendengarnya kau hanya mengangguk. Setelah itu Kei kembali terdiam.

".....Aku ingin kau menjaga Rokuta dan Itsuki saat aku bekerja".

"Rokuta dan Itsuki?". Kau mengingat dua lelaki tadi. "Apa maksudmu dua orang tadi?".

Paradox Live 1Nm8 x Reader: Everyday HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang