Chapter 2

273 33 4
                                    

Sasuke tidak membenci Kiena. Hanya saja, Sasuke membenci perasaan yang membuatnya terbuai karena itu akan mengubah nya menjadi orang lemah.

Hari itu, misi pertama mereka. Misi yang sangat melelahkan juga menegangkan. Misi pertama yang membuatnya hampir terbunuh oleh Zabuza dan Haku.

Pada saat itu, entah mengapa tubuhnya bergerak sendiri untuk melindungi Naruto. Namun dirinya terkejut kala Kiena yang berdiri dihadapan nya, melindungi dirinya beserta Naruto.

Tubuh Sasuke memang terjatuh pertama kali, namun kesadaran nya masih terjaga. Ketika ia mendengar kalimat terakhir dari sang gadis kepada Naruto, tak lama kegelapan menyelimuti nya, kesadaran Sasuke telah hilang sepenuhnya.

Sesaat Sasuke merasa tenang karena berpikir dirinya juga akan menyusul sang gadis. Namun Sasuke ternyata masih diberi kesempatan hidup. Sasuke kembali sadar karena sang gadis gulali Haruno menangis meraung di atas tubuhnya.

Tetapi ketika netra kelam nya menoleh ke sebelah, Sasuke benar-benar tidak bisa lagi menutupi perasaan nya kala melihat sang gadis mungil, Kiena, terbujur kaku dengan tubuh dingin bersimbah darah.

Bayangan peristiwa kelam pada malam hari itu terlintas di benak nya. Sasuke dengan kalut memeluk tubuh sang gadis dan menangis keras tidak mempedulikan apapun. Lalu sebuah kenangan indah yang dilupakan nya kembali muncul, kenangan yang memang sesaat namun terasa sangat indah juga berkesan.

Dan betapa Sasuke bersyukur untuk pertama kalinya, kala sang gadis mungil, Kiena, masih diberi kesempatan hidup.

Didetik itu juga, Sasuke bersumpah akan menjaga Kiena. Sasuke tidak mau kehilangan orang yang disayangi nya lagi. Biarlah. Biarlah hanya Kiena saja yang boleh melihat jauh kedalam hatinya.

.

.

.

Sasuke merasakan kesakitan nya kian bertambah.

Dia ingin menjadi lebih kuat.

Setelah ujian Gennin yang menurutnya gagal, Sasuke harus menerima jika dirinya masih lemah. Masih menyedihkan. Sama seperti yang Itachi katakan. Pemikiran itu ada karena sebuah tanda kutukan yang menjijikan telah Orochimaru berikan padanya.

Atau... Lebih dari itu.

Saat dia melihat Itachi kembali dan menyerang Desa dengan membawa sang gadis mungil, Kiena. Sebuah kesempatan untuk membunuh kakaknya lenyap seketika saat dia merasakan Genjutsu asing dari mata Sharingan Itachi yang menyakiti tubuhnya. Dia kalah. Tanpa perlawanan.

"Kau lemah." Kata Itachi. "Kenapa kau lemah? Karena kau kurang sesuatu, yaitu kebencian."

Suara itu melayang-layang dan Sasuke ingin menendangnya pergi. Bagaimana kebencian untuk kakaknya bisa bertambah hanya dari sebuah kata-kata adalah hal yang mengerikan. Tapi Sasuke tau, jika kebencian itu bisa menyelinap bagai angin musim panas dan berkembang biak seperti keringat karena cahaya matahari.

Salah satu penyebab nya adalah ketika dirinya kalah dengan Jinchuriki dari Suna dan melihat bocah kuning Uzumaki datang untuk mengalahkan nya. Kegelisahan itu berkembang menjadi sebuah benci atas ketidakberdayaan nya.

Kebencian nya adalah sebuah perisai jiwanya. Sasuke harus membenci semua orang agar dia bisa mengalahkan Itachi. Dia membenci semua orang yang ada di Desa, semuanya. Tak terkecuali.

Namun itu hanya bertahan kala malam saat dirinya pergi, di dalam hutan, Sasuke melihat Kiena yang duduk termenung seorang diri. Entah bagaimana, Sasuke dapat merasakan emosi yang sedang dirasakan Kiena.

Sasuke merasakan jauh didalam lubuk hati Kiena, gadis itu merasa... Hampa. Kesepian.

Hingga tanpa sadar Sasuke berjalan mendekat lalu menepuk pundaknya lembut. Membuat sang empunya terlonjak kaget. Namun sesaat kemudian mata gadis itu berkaca-kaca dan air matanya mengalir.

Heroes to Behind of The ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang