🌷🌷🌷
Suatu pagi yang cerah. Mentari pun bersinar hangat. Sehangat kasih sayang yang tercurah. Antara Galang dan adik iparnya.
Bibir bertemu bibir. Decapan nikmat terdengar di taman belakang rumah. Tempat dimana Galang dengan nyamannya duduk sambil memangku Erika. Tangan Galang tak diam. Meremas dua susu montok Erika yang tak berpenutup lagi.
Sambil memainkan puting Erika, mulut Galang melumat ganas bibir manis adik iparnya. Erika melenguh pelan, dan tangannya memegangi tangan Galang yang makin liar bermain di dadanya.
Galang mengecupi leher Erika, sesekali menggigitnya gemas. Banyak cupangan di sana sini yang dibuat Galang di permukaan kulit Erika. Galang suka berlama-lama menyusu pada Erika. Tak lupa dengan memberi tanda cinta di sekitar dada si perawan.
Ya, meski sekarang, tepatnya sejak dua minggu yang lalu, Erika menyerah pada hasratnya, tapi dia masih perawan. Saat itu, dia tak sengaja melihat Galang yang hanya memakai handuk, keluar dari kamar mandi di kamarnya. Kejadian itu, tanpa setahu Erika, memang disengaja Galang, untuk memancing hasrat adik iparnya.
Dia sengaja tak menutup pintu kamarnya, bahkan saat berganti pakaian, hingga tubuh atletis dan kejantanannya terlihat jelas oleh adik iparnya itu.
Kontol Galang menegang dengan sendirinya, kala otaknya membayangkan bahwa saat ia telanjang itu sedang dilihat oleh Erika. Galang seakan ingin pamer, kalau tubuhnya begitu memikat perempuan.
Dan memang begitulah adanya. Sejak Erika melihat itu, dia makin jinak saat Galang melakukan sentuhan fisik padanya. Erika tak menolak saat Galang sering-sering memeluknya, bahkan mulai mencium pipinya. Justru makin hari ia makin mendamba kakak iparnya itu untuk menyentuhnya lebih jauh.
Galang memberi dosis sentuhan perlahan-lahan. Makin lama makin banyak bagian tubuh Erika yang ia sentuh, dan ia mainkan. Selama Erika tak menolak dan menikmati perlakuannya, Galang tak akan melewatkan kesempatan bermain-main dengan tubuh montok Erika.
Hari Minggu ini, Galang ada di rumah. Ia berencana memerawani Erika. Dan, permulaannya sudah ia lakukan sekarang.
"Pindah kamar yuk Ka,"ajak Galang pada Erika yang sudah terbawa nafsu.
Galang menggendong tubuh Erika yang setengah bugil menuju kamar belakang yang paling dekat dari posisi mereka sekarang.
"Mas, pintunya nggak ditutup dulu?,"
"Yang depan udah terkunci, pintu belakang dan pintu kamar biar terbuka aja. Mas pengin rasakan sensasi lain, Ka,"
"Mas, nanti jangan keras-keras ya,"
"Apanya yang keras-keras?,"tanya Galang sambil tersenyum dan melucuti pakaiannya sendiri.
Erika menatap nanar tubuh bugil Galang yang pernah dilihatnya dulu. Ternyata memang sangat perkasa. Apalagi batang kontol Galang yang sudah mulai menegang itu, nampak bergerak lebih tegak, saat berjalan menuju Erika.
Galang menindih tubuh Erika. Ia kecup-kecup bibir gadis itu.
"Kamu mau mas tidurin?,"Erika hanya mengangguk pelan.
"Mas, sebelum itu, emm, boleh aku pegang itunya mas?,""Itunya apa?,"tanya Galang sambil senyum. Sebenarnya ia tahu maksud Erika, tapi ingin menggoda adik iparnya itu.
Erika menjawab dengan menyentuh ragu-ragu kontol Galang. Pria itu lalu duduk bersandar di kepala ranjang. Lalu menarik tangan Erika dan mengarahkannya untuk menyentuh kontolnya. Erika menyentuh pelan-pelan, dan menggenggamnya.