02. Melarikan diri 😎

1.4K 132 15
                                    

[seperti biasa, vote dulu ⭐ sebelum baca.. biar Noeul makin semangat godain Daddy]

×××

Boss melihat dengan pandangan penuh perhitungan pada remaja berambut keemasan di sampingnya, saat ini dia sedang mengendarai mobilnya pulang.

"Siapa namamu?" Suara pria dewasa itu membuat seluruh tubuh Noeul merinding. Dia yang daritadi melihat ke luar mobil, kini menoleh ke arah pria di sampingnya.

Nyatanya dia baru saja lupa dengan perannya karena begitu gugup, dia bahkan tidak memperhatikan bagaimana untuk bersikap seperti pelacur tingkat atas.

Setelah mengingat hal itu, Noeul segera memasuki peran...

Mata Noeul yang dipoles oleh eyeliner hitam memberikan pandangan yang seksi, bibirnya yang penuh menampilkan senyum yang bukan senyum, "Kau bisa memanggilku.."

Matanya melihat hujan deras yang mengguyur Bangkok saat itu, "Rain."

Sudut bibir Boss terangkat untuk menampilkan sebuah seringai, dia jelas tau itu hanya nama yang disebutkan secara acak. Tapi itu bukan masalah, hanya masalah kecil untuk mengetahui informasi remaja itu nanti, entah dengan paksaannya sendiri, atau dengan cara lain..

"Hm.." Boss mengangguk asal.

"Lalu bagaimana aku harus memanggilmu?" Noeul mencondongkan dirinya ke arah Boss, posisinya itu hampir seolah dia menyandarkan seluruh tubuh harumnya ke arah pria itu.

Ini jelas provokasi yang terang-terangan.

"Phayu..(Badai)" Boss berkata dengan intonasi yang kuat, terlalu mendominasi.

Senyum di bibir Noeul sedikit surut mendengar jawaban itu, dia merasa terancam entah bagaimana..

×××

"Akhh.. mmhh shh.. ahh.."

Dan benar saja, firasat buruk Noeul itu menjadi kenyataan.

Setelah sampai di mansion megah pria itu, dia segera dipaksa menjerit dan mendesah berantakan seolah tubuhnya diterjang badai.

Cumbuan pria itu di luar imajinasi. Noeul yang sudah mempersiapkan diri dengan mempelajari kiat-kiat untuk menggoda calon mangsanya, kini mendapati bahwa itu tidak berguna sama sekali.

Dialah yang dimainkan luar dalam. Pria itu bahkan tidak memberinya waktu saat mencabik pakaian yang dikenakannya.

"Pelan-pelan.. ahh.. kenapa kau sangat terburu-buru..?"

Nafas berat Boss menyapu telinga Noeul, "Aku tidak bisa, kau membuatku kehilangan kesabaran.."

Kali ini posisi Noeul sudah ditekan di atas meja, dia telanjang bulat, itu karena pakaiannya sudah menjadi sampah yang berserakan di sepanjang jalan dari pintu masuk.

"Baby, lebarkan kakimu.. Aku akan memberimu makan besar.." tubuh Noeul sudah memerah dimana-mana.

Ternyata orang yang berpenampilan seperti seorang pria terhormat itu bisa mengeluarkan kalimat vulgar seperti itu, dia bahkan mengucapkannya dengan elegan. Seolah pria itu akan melakukan hal yang terhormat dan bukannya tindakan asusila untuk menyetubuhi anak di bawah umur.

Noeul hampir berteriak dan mengaku jika dia bukan seorang pelacur yang sebenarnya.

Tapi Noeul tidak memiliki waktu. Bibirnya hanya bisa mengeluarkan erangan saat mulut panas pria itu mengisap titik merah muda sensitif di dadanya.

Di sisi lain, Jari panjang pria itu sudah masuk ke dalam tubuhnya. Membuat gerakan keluar masuk yang kurang ajar, mengejek lubang sempitnya habis-habisan.

Tubuh Noeul mengejang dan bibirnya mendesah-desah tidak berdaya saat badai pelepasan menghantamnya.

Boss tertawa keji, dia jelas terpesona melihat ekspresi sosok lembut di bawahnya saat menikmati ejakulasi.

Pemandangan itu terlalu merangsang..

Sangat seksi.

Dia menjadi semakin penasaran bagaimana ekspresi si cantik ini saat dia disetubuhi dengan keras?

Boss menarik dua jari yang dia gunakan untuk mengejek lubang basah anak itu. Setelah itu Boss mengangkat tubuh yang tidak berdaya itu ke pelukannya, dia menaiki tangga dengan langkah yang cepat namun tetap stabil.

Setelah mencapai kamarnya, dia menekan remaja itu ke tempat yang seharusnya, di tempat tidur king size miliknya.

Boss menguasai tubuh itu sekali lagi. Setelah membebaskan anggota bawahnya yang sudah mengeras hingga mendidih, pria itu segera mengusapkan ujung hal yang marah itu ke lubang kecil yang bergetar dan menyusut.

"Tunggu.. Khun Phayu.. emhh.. ini aku.." Noeul berkata terbata-bata, tubuhnya sudah menggigil karena ketakutan. Dia bukannya tidak melihat titan besar di antara kaki pria yang akan menyetubuhinya.

Noeul jelas ingin melarikan diri, tapi tubuhnya yang lemas menolak untuk diajak kerja sama. Jadi dia hanya bisa mencoba bernegosiasi.

"Apa maumu?" Suara pria itu rendah, hampir terdengar galak.

Itu jelas menunjukkan bahwa pria itu sudah diliputi gairah untuk bersetubuh. Tapi seseorang benar-benar berani menghentikannya.

"Ini.. ini pertamaku, aku sedikit takut.." Noeul mencengkeram seprai di bawahnya dengan erat, dia bahkan sudah menggigit bibir bawahnya menahan ketakutan saat nyatanya orang asing akan menidurinya sekarang.

Tanpa diduga, ekspresi Boss menjadi lebih baik. Itu seolah moodnya telah naik mendengar kalimat itu.

"Jangan takut, aku akan melakukannya dengan perlahan."

Boss mengatakan hal itu untuk penghiburan, tapi Noeul tidak merasa lebih baik sama sekali..

Nafasnya masih memburu saat merasakan hal sekeras besi itu mulai menginvasi bagian bawahnya.

"Akhh... hahh~ sakit.." Noeul merintih. Dia membenamkan kukunya di punggung Boss.

"Tolong berhenti dulu, tolong... ughh hiks."

"Shh tenanglah, relaks baby.." Boss di sisi lain juga merasa kesusahan.

Nafas Noeul tersengal, tangannya menggapai-gapai ke atas meja. Saat dia bisa meraih lampu tidur disana, Noeul segera menariknya dan menghantamkannya di kepala Boss.

Boss terkapar di atasnya seketika.

Noeul mendorong tubuh berat pria itu ke samping.

Dia menggigit bibir bawahnya ketakutan kemudian mencoba mengguncang pria itu, "Phayu?" Suara remaja itu bergetar.

"Arggh.."

Noeul segera mundur hingga tubuhnya terjatuh dari tempat tidur saat mendengar erangan kesakitan pria itu.

Setelah memastikan bahwa orang itu tidak mati, Noeul segera meraih pakaian apapun milik Boss yang bisa dikenakan dan melarikan diri dari tempat itu.

[END] Pretend to be a Bitch!! 🔥🔞🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang