Bagi Agam..
Gak papa dapat perlakuan yang tidak mengenakan
Asal tetap satu atap sama kalianHari ini Agam sendirian karena semua anggota keluarga sedang makan malam di luar,dia merintih kesakitan dari balik selimut berwarna coklat miliknya,sejak pulang dari rumah sakit agam tidak makan sesuap nasi sama sekali,obat pemberian dokter pun juga belum dia minum satu kapsulpun,agam sudah pergi menuju dapur untuk sekedar melihat apa masih ada nasi sedikit saja tapi sayang dia tidak menemukan apapun makanan tersisa di dapur.
Hingga pagi hari dia masih tidak mendapatkan makanan,agam sudah rapi dengan seragam sekolah menatap nanar wajah pucat nya di depan cermin
"Buruan keluar mau makan apa enggak"senyum hangat agam menjadi pembuka awal pagi ini semoga saja dia merasa hangat untuk satu hari ini saja,dia akan diam tanpa menimbulkan masalah luka-luka yang di dapat masih saja terasa perih semoga hari ini tuhan tidak menghukumnya lagi.
Suara detingan sendok saling bersautan agam memilih diam sembari memakan nasi goreng udang buatan pembantu keluarga wildam,sesekali rasa sesak menaungi dada sempitnya,sejak kapan bunda tidak ingat jika salah satu putranya alergi terhadap udang,matanya mulai berair dia sudah janji untuk tidak membuat masalah di pagi ini
"Apa kamu tidak suka dengan masakan yang sudah di buat"manik mata sayu itu menatap kearah sarah,guratan penuh kebencian yang sering sarah tatap tajam pada putra bungsunya,agam tidak sakit hati lagi karena memang tatapan itu adalah makanan sehari-hari yang harus dia telan paksa
"E—nggak bunda, makanannya enak,agam suka"agam dapat melihat senyuman aneh di bibir bundanya ataukah memang sengaja,
Uhuk
Uhuk
Rasa sesak serta panas yang agam rasakan semakin menjadi-jadi,dia inggin berkomentar tapi melihat semua tengah asik menyantap makanan tanpa ada suara membuatnya mengurangkan niatnya
Brak
Agam sudah kesulitan bernafas bersimpuh di bawah meja ruang makan. tidak ada yang menghampirinya. mereka sekarang mungkin tengah menatapnya saja. agam sudah basah akan keringat serta air mata yang mengalir deras dari pelipis serta kedua matanya
"Ck,mengganggu saja,BIBI TOLONG BAWA ANAK INI KERUMAH SAKIT"hanya kalimat pertama yang mampu agam dengar dengan jelas,padahal suaranya pelan tapi telinganya lebih mudah sekali menangkap suaranya.
🥀
Jari mungil anak berusia 14 tahun bergerak sepelan mungkin mata sayu miliknya membuka secara perlahan,atap berwarna putih serta bau khas rumah sakit mampu tercium meski mulut serta hidungnya tertutup rapat oleh masker oksigen,