Sendiri.!
Mata sipit lan indah miliknya perlahan terbuka rasa nyeri di sekujur tubuhnya mendominasi ketika tubuhnya bergerak untuk bangun,semua luka yang dia dapatkan terasa menyiksa
Brak
Pintu di buka kasar oleh seorang wanita membuat remaja di depanya terlonjak kaget karena ulahnya,dengan secara paksa rambut hitam legammya di tarik paksa keluar gudang
"jam berapa sekarang?enak kamu tidur terus"geram wanita yang berdiri di depannya
"Maaf bunda Agam capek" tamparan melayang begitu saja seakan tangan halus itu begitu ringan menampar buah hatinya sendiri "sekolah!apa kamu melupakannya?,saya sudah susah payah membiayai semua kebutuhan sekolah kamu,jadi jangan pernah sia-siakan" Tanya wanita yang di panggil bunda,wajah ya melengos pergi setelah cukup memberi pelajaran pada lelaki kurus berusia 14 tahun,tubuh ringkih nya berjalan pelan menuju ruangan kecil dekat kamar mandi pembantu,anak itu menyibak gorden kecil dari jendela sedikit membukanya,menghirup dalam-dalam bau embun pagi. dirasa puas dia berjalan kembali ke luar untuk mandi memang seperti ini rutinitas seorang Agam asgara Wildam putra ke empat dari pasangan aji Wildam dengan Sarah Anggita
Tubuh kecilnya telah di balut dengan seragam sekolah anak itu masih diam di depan cermin menatap wajah ya dengan banyaknya bekas memar akibat pukul an kedua orang tuanya, Agam tidak pernah marah karena ini memang takdirnya,menghela napas Lalu menenteng tas sekolahnya keluar dari kamar,dari sana lengkap semua keluarga tengah duduk bersama untuk sarapan pagi agam hanya menerka-nerka obrolan hangat apa yang tengah mereka bincangkan
"Apa yang sedang kamu lihat!"sentak Sarah pada anak terakhirnya,Agam hanya menunduk mengabaikan bentakan bundanya dan berlalu pergi
Tidak ada yang membelanya karena Agam di cap sebagai anak nakal di rumah ini semuanya seakan membencinya, sebenarnya kakak keduanya sering membelanya tapi kali ini entah di mana Alea dia tidak terlihat ada di ruang makan, tidak ada perhatian lagi dari mereka pada Agam, sejak dia berusia 5 tahun dari sana rasa benci itu tumbuh sampai umurnya menginjak 14 tahun
🥀
"Aku berangkat bunda" Argam mencium tangan halus Sarah di ikuti dengan Alea dan saka mereka berdua di satu sekolah yang sama sedangkan Argam satu sekolah juga dengan agam
"Ngapain liat-liat mau bareng ngak," tawar argam di angguki antusias oleh Agam mereka berangkat mulai naik ke dalam mobil tapi Agam masih ingin menemui Sarah ingin mencium tangannya juga seperti yang dilakukan saudaranya,tapi sayang Sarah mengacuhkannya membuat hati agam kembali teriris dan kecewa
"Buruan mau aku tinggal !"Agam sedikit berlari kecil masuk ke dalam mobil yang akan mengantarnya pergi ke sekolah
Pemandangan di sekitar kota Jogja begitu indah jika di tatap di dalam mobil,Argam tengah asik dengan saka mereka membicarakan toko-toko yang terkenal di sana,tawa dari mereka membuat Agam sedikit cemburu tapi mau bagaimana lagi tidak ada obrolan yang menyambung di otaknya jadi dia tidak bisa ikut dalam obrolan manis mereka