At Idol Factory Office
Author's POVWaktu menunjukkan pukul 16.50 THDT, yang artinya sudah hampir 30 menit Bright menunggu di dalam ruangan berukuran 4x5m dengan style unfinish design . Ruangan yang hanya diisi oleh sebuah TV LED besar berukuran 105 inch, serta beberapa office chair yang disusun memutari meja kayu panjang. Terasa sangat kosong karena hanya ada Bright dan Chen yang mengisi ruangan tersebut.
Bright tampak gelisah. Memainkan pulpen ditangan kanannya dan sesekali mengecek jam yang melingkar di tangan kirinya. Dia tidak berhenti mondar mandir mengitari seisi ruangan. Sedangkan Chen yang tampak fokus dengan layar laptopnya, mulai terusik dengan sikap Bright.
"Heiii duduklah, Freen tidak ada alasan untuk kabur. Kau tau sendiri anak itu. Apapun yang menghasilkan uang pasti akan dilakukannya. Apa lagi ini kesempatan emasnya beradu akting dengan artis ternama Eropa." Ujar Chen kepada Bright. Namun pandangannya tetap fokus pada layar laptopnya.
"Kau tidak tau saja. Situasi kali ini berbeda." Ucap Bright sedikit berbisik sehingga Chen tidak mampu mendengarnya dengan baik.
Memang hanya Bright yang mengetahui permasalahan antara Freen dan Becky. Sedangkan Chen dan Saint tidak mengetahui sama sekali, sehingga tidak ada kekhawatiran sedikitpun dari keduanya dengan kemungkinan-kemungkinan batalnya project ini hanya karena permasalahan kedua wanita tersebut di masa lalu.
Akhirnya, kegelisahan Bright berakhir saat melihat Freen memasuki ruangan.
"Yeeess... Oh Good. Thank u so much" Bright segera menghampiri Freen dan memeluknya erat.
"Oh Tuhan. Aku tidak akan kemana Khun" Ujar Freen mencoba melepaskan pelukan Bright dari tubuhnya.
"Ku pikir kau akan kabur Freen" Ucap Bright menatap Freen dengan mata berbinar.
"Kau seperti Fluffy yang baru saja mendapatkan mainan baru." Freen mengusap wajah Bright yang tampak terlihat sangat bahagia dengan kehadiran Freen.
"Aku sudah berjanji padamu mana mungkin aku kabur" Lanjut Freen sambil mendudukkan tubuhnya di kursi meeting disusul oleh Bright.
"Bukan Freen namanya kalau dia melewatkan project senilai ratusan juta bath ini Bright." Sindir Chen yang berdiri dari kursinya meninggalkan fokusnya pada laptopnya.
"Oh iya, kalian tunggu Rebeca dulu. Sebentar lagi dia akan kemari. Aku harus memberi salam pada tamu investor Saint yang hendak pulang." Lanjut Chen kemudian berlalu meninggalkan ruangan meeting yang hanya diangguki oleh Freen dan Bright layaknya dua orang anak yang ditinggalkan orang tuanya di rumah seorang diri tanpa pengawasan.
"Baiklah, tadi kata Khun Chen, Becky mampir ke toilet VIP sebelum ke ruang meeting. Jadi? Kau ketemu dia di toilet?" Bright memutar kursi Freen hingga menghadap ke dirinya.
Freen hanya mengangguk dengan ekspresi datar
"And Than?" Bright memberi ekspresi seakan menuntut penjelasan lebih lanjut dari Freen.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS NOT SAME ANY MORE
RomansaMerangkul dalam suka dan duka Saling memberi kenyamanan dikala gundah Menangis bersama disaat ada yang tersakiti Tiada hari tanpa bersama Seperti bulan dan bintang Namun kini semuanya berubah Hening, saling melewatkan dan enggan untuk menyapa Menjad...