01. Aku, kamu, dan Laut
Sore ini, Sekala bersama Aresha tengah menikmati semburat cahaya senja di pantai karang. Indah sekali, menenangkan mata, menghangatkan perasaan.
Sekala dengan sweater abu-abu. Aresha dengan kardigan coklat serta rambut dihiasi pita berbentuk bulan. Gadis itu terlihat cantik.
"Besok kesini lagi ya." ucap Aresha. Sekala mengangguk setuju, selama ini laki-laki itu selalu mengajak Aresha pergi ketempat lain. Aquarium date misalnya. Aresha selalu menolak, ia tetap memilih pergi melihat matahari terbenam di laut.
Biasanya gadis itu menunggu senja sambil menikmati berbagai varian jus yang dibuatnya. Hari ini jus semangka, kemarin melon, kemarin lagi Strawberry. Sekala sampai hapal.
"Kenapa sih suka laut? Memangnya gak ada tempat lain yang lebih nyaman selain laut?" tanya Sekala sambil menatap gadis disampingnya penuh tanya. Rambutnya melayang-layang ditiup angin dari selatan.
"Kenapa kamu tanya begitu?" ucap Aresha balas bertanya. Sebab, setelah 2tahun bersama baru kali ini Sekala bertanya seperti tadi. "Kamu bosan nemenin aku disini terus?" tanya gadis itu.
"Nggak, sha. Aku cuman tanya, terbesit aja di otak." jawab Sekala.
Aresha mengangguk pelan, "Aku suka laut dari kecil, bahkan aku pun gak tau alasannya. Sama kayak aku suka kamu, Kala. Aku gak pernah tau alasannya." jawab gadis itu, ia suka sekali menatap mata lelaki yang ada didepannya ini. Kebiasaan Aresha ketika mengobrol memang suka menatap mata, tapi yang paling ia suka adalah menatap mata Sekala.
Sekala tertawa, "Beneran kamu suka aku? Suka atau cinta?" tanya Sekala.
Lalu Aresha ikut tertawa, "Memangnya kalau aku jawab cinta respon kamu gimana?" ucapnya.
Sekala meletakkan telunjuknya didagu seperti sedang berpikir, pupil matanya juga mengarah keatas. Ini sangat lucu bagi Aresha. "Kayaknya aku bakal respon ketawa aja, sha." jawabnya.
Setelahnya Aresha yang memasang mimik muka seperti berpikir. "Kenapa begitu?" tanya gadis itu.
"Kalau aku jawab, wah masa sih kamu cinta aku, aaa kaget banget. Kan mirip boti, sha." jawab Sekala, lalu Aresha memukul pelan lengan cowok itu.
"Harusnya kamu respon gini. Sama, sha. aku juga cinta sama kamu. Biar kayak di film-film." balas Aresha.
"Masa sih, kan aku cinta kamu bukan seperti di film-film. Aku cinta kamu sama seperti cinta yang kamu kasih ke aku."
"Loh, biasanya cowok-cowok pada bilang gini, nggak seperti itu, sayang. Aku cinta sama kamu lebih dari cinta yang kamu kasih." ucapnya, Sekala menggeleng.
"Nggak semua cowok gitu, sha...yang." ucap Sekala. Ia melihat ekspresi wajah Aresha ketika mendengar apa yang ia katakan barusan. Gadis itu memasang raut wajah geli. Bahu nya bergidik ngeri. Lalu Sekala tertawa puas.
"Tuh kan, makanya aku jarang panggil kamu dengan sebutan sayang." ucap Sekala sambil mencubit pipi Aresha, lalu gadis itu meringis sambil memegangi pipinya. "Kalau ekspresi kamu gak kayak tadi, udah aku panggil sayang setiap detik. Sayangku, sayangnya Sekala. Kayak gitu" ujar Sekala panjang lebar.
Lalu Aresha ikut tertawa, "Gapapa kamu panggil aku sayang, ekspresi aku aneh karena gak pernah dipanggil sayang aja, Kal." ucapnya.
"Yaudah, mulai sekarang kamu aku panggil sayang terus. Bilang aja sih kalau salting." ucap Sekala sambil mencolek-colek bahu Aresha. Lalu gadis itu menatapnya sinis sambil menikmati jus Semangka yang dibawanya. Ia juga membuatkan untuk Sekala, tapi sudah habis.
Sekala kembali tertawa, "Lucunyaaaa, sayangnya Sekala ini." ucap laki-laki itu sengaja ingin membuat Aresha salah tingkah atau mungkin sengaja agar gadisnya itu memasang mimik muka geli seperti tadi. Ia juga mengacak-acak rambut Aresha.
"Kenapa? Mikir aku bakal salting? Nggak tuh." gadis itu memalingkan wajahnya dari Sekala. "Aku juga bisa." ucapnya membuat Sekala tertawa hingga mata laki-laki itu ikut menyipit.
"Coba gimana?" tantang Sekala.
"Begini loohhh Sekala sayangkuu, yang paling ganteng dan baik." ujar Aresha, lalu Sekala tersenyum. Kiranya laki-laki itu tersenyum karena salah tingkah, ternyata..
"Nggak tuh, belum. Sekala belum salting." balas Sekala sambil menggeleng.
"Kenapa gak salting sayangku, cintaku, duniaku, pacar aku, cintanya Aresha Raespati Kenggala kaan???" goda Aresha sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Sekala tertawa. "Iya deh, kamu yang menang. Gimana tadi?" tanya Sekala.
Lalu Aresha berlagak pura-pura tidak tahu. "Yang mana ya? Kamu mau main layang-layang nggak? Kita main layang-layang yuk." ajak Aresha. Sekala memasang wajah cemberut, sedangkan Aresha cengar-cengir tak jelas. "Sekala gak mau ya? Yaudah aku duluan." ujar Aresha lalu turun perlahan dari bebatuan besar yang menjadi tempat ia dan Sekala duduk bersama.
Setelah turun, ia melambaikan tangan pada Sekala yang masih membereskan barang-barang nya dan Aresha diatas sana. "Bye, Sekala! Nanti kejar aku ya!" teriak gadis itu dibawah sana.
Lalu Sekala turun mengejar gadis itu. Rambut Aresha melayang-layang ketika berlari. Didalam hati Sekala, terus memuji kecantikan Aresha. Dari sisi manapun.
Gadis itu sesekali berteriak ketika kejaran Sekala sedikit lagi mencapainya. Lalu, hop! Akhirnya Aresha tertangkap. Sekala menarik tubuh gadis itu lalu memeluknya dari belakang.
Sekala tertawa, "Kamu lari-lari udah kayak dikejar hantu aja, sha." ucapnya sambil mencubit hidung Aresha dari belakang.
Lalu Aresha berbalik menghadap Sekala. "Jadi gak main layang-layang?" tanya gadis itu sambil merapikan rambutnya.
"Emang kamu bisa main layangan?"
"Nggak. Kan ada Sekala." ucapnya antusias sambil mengarahkan kedua telunjuknya pada Sekala.
"Kalo Sekala nya gak mau?"
"Harus mau, kalo gak diputusin."
Lalu mata Sekala melotot kaget. "Yaudah, kita main layangan sampai besok kalau gitu." ucap Sekala lalu menggenggam tangan gadis didepannya dan membawa Aresha berlari lagi menuju bapak penjual layangan.
Kini mereka tengah memilih layangan mana yang akan mereka beli. Aresha masih bingung, lebih tepatnya melamun menatap sosok disampingnya yang tengah melihat-lihat layang-layang sambil sesekali bercanda pada penjual layangan.
Aresha mengenalnya dari kecil, sejak ia menginjak bangku SD. Berteman dan bertemu dengan Sekala adalah hal paling menyenangkan yang pernah ia rasakan. Lalu gadis itu jatuh cinta pada umur 14tahun, tepatnya kelas VIII.
Ia berharap, Sekala membalas perasaannya dikala itu. Hingga waktu berjalan, membawa mereka pada seragam putih abu-abu yang membuat Aresha berpikir akan menyatakan perasaannya. Ya, gadis itu benar benar menyatakan perasaannya pada Sekala.
Lalu reaksi laki-laki itu hanya tertawa dan berkata "Kok bisa kamu berani banget bilang suka ke aku?" lalu Aresha dengan berat menghela napas dan berkata, "Berani? Aku nungguin kamu 2 tahun, berani gimana itu?" ujar Aresha.
Dan mereka berbincang-bincang lalu akhirnya terikat hubungan. Yah, jadian lah kira-kira.
Hingga saat ini, gadis itu tidak bisa berhenti mengaguminya, begitupun dengan Sekala.
To Be Continued
np: belum ku revisi gez, maap
KAMU SEDANG MEMBACA
Aresha dan Laut
Teen Fiction"Laut, kalau dulu kamu memberikan ketenangan, sekarang kamu memberikan trauma." --Aresha Raespati Kenggala "Bawa aku pergi, Laut. Aku mau dia hidup tanpa rasa sakit." --Sekala Abraha Ini bukan tentang Sekala yang pergi menyatu dengan air laut, ini...