Chp 1. Perjanjian

21 3 0
                                    

Happy Reading!

.
.
.

RAYENZA AL-FAENZI. Seorang siswa populer ke-2 setelah sahabat-Nya di SMK Pinus 4, ia berasal dari keluarga sederhana, memiliki 1 adik laki-laki berumur 3thn lebih muda darinya.

Sekarang Rayenza atau di kenal dengan Reza, sedang berada di perpustakaan bersama sahabatnya; Arya. Karena sebentar lagi ujian akhir semester.

Tidak ada percakapan diantara keduanya sampai bel masuk berbunyi. Reza dan Arya memang sudah terkenal dengan sifat ambisnya bahkan belum ada yang dapat menyalip posisi mereka.

"Woy Yan Lu tau kan bentar lagi ujian?", tanya Chiara kepada teman sebangkunya; Riyan

"Ya tau lah, kenapa? Mau bagi bocoran lu?"

"Ga gitu, gimana kalau kita taruhan. Kalo Arya dapat peringkat pertama kali, ini lu boleh minta apapun sama gue. Tapi kalau ternyata yang peringkat pertama itu Reza, lu harus nurutin kemauan gue! Gimana?" Tawar Chiara dan di angguki oleh Riyan

"Deal!"

__________***__________


Hari demi hari berganti, sampai tibalah hari dimana perjanjian itu dimulai, dan kini siswa siswi SMK Pinus 4 sedang melaksanakan ujian kenaikan kelas.

Untuk dapat naik ke kelas yang lebih tinggi, semua murid harus mendapatkan nilai setinggi mungkin. Seperti sekarang, Reza yang tengah fokus dengan angka-angka di lembaran soal yang ia kerjakan.

Ya, hari ini materi yang akan di taklukkan oleh siswa/i SMK Pinus 4 ialah Matematika, Biologi dan bahasa Inggris.

Saat sedang fokus menghitung tiba-tiba suara dentingan bel memenuhi seluruh ruang kelas, itu tandanya mapel pertama telah selesai

Dan seluruh siswa/i baik yang sudah selesai mengerjakan maupun yang belum, harus segera mengumpulkan lembar jawab pada pengawas ujian.

..........

"Akhirnya selesai juga!"

"Gila! Hebat banget gue bisa nyelesai-in semua soal"

"Halah, paling juga salah semua Hahaha.."

Terdengar suara gelak tawa yang memenuhi isi kantin. Ya, tidak salah lagi, pemilik tawa itu ialah Riyan dan Chiara. Tak hanya mereka berdua, di depan mereka juga ada Reza dan Arya.

"Eh lu udah belajar biologi belum Yan?", tanya Chiara di sela-sela makan gorengannya

"Udah dong!" Jawab Riyan dengan tampang songongnya

"Gue nyontek ya!"

"Enak aja! gak, lu liat aja di Reza dia kan-"

BRAKK!!

Suara gebrakan meja itu membuat semua murid yang ada di kantin melihat ke asal suara, tepatnya dimeja yang di tempati oleh Reza dkk.

"Heh lu kan yang ngaduin ke Mis. Bunga kalo gue bawa contekan!!" Ucap cowok itu sambil mencengkram kerah baju Reza.

Bugh!

Satu pukulan berhasil mengenai pipi kanan Reza, hingga darah segar keluar dari sudut bibir-Nya

Reza tak tinggal diam, ia pun melayangkan satu pukulan pada perut si cowok hingga ia berhasil terlepas dari cengkraman....

"GILANG!!!"

Teriakan itu membuat seluruh pasang mata mengalihkan pandangan-Nya ke asal suara, dan setelah melihat siapa yang berteriak , semua murid kembali ke tempatnya masing-masing. Karna takut mendapat amukan dari Salsa; Ketua Osis

"Ngapain lu mukul anak orang hah!! Bikin malu OSIS tau gak!"

Salsa menarik daun telinga Gilang hingga memerah sang empu pun meringis kesakitan

"Lepasin sal! Please.."

"Minta maaf dulu sama Reza!"

"....."

"Cepett!!" Salsa semakin menarik telinga Gilang

"Bangsat! Minta maaf gak lu" Ujar Chiara bangkit dari duduknya,

Ia menghampiri Gilang dan mengangkat satu tangan yang telah terkepal sempurna ke arah wajah Gilang.

Namun dengan cepat Reza mencegahnya dan memberikan isyarat agar tidak melakukan tindakannya.

"Ya,maap" ucap Gilang tanpa merasa bersalah

Salsa melepas jewerannya dan beralih menjitak kepala Gilang cukup kuat.

"Sorry Rez, dia emang suka ngadi-ngadi!" Salsa melirik sinis ke arah Gilang yang sedang mengusap kepala dan telinganya

Reza tak menanggapi, ia lebih memilih pergi dari TKP dan di ikuti oleh Chiara dkk

"Gue tandain muka lu sat!" Lirih Gilang

..........

Di sebuah masjid cukup besar, yang dapat memuat kurang lebih 500 orang itu, ada seorang remaja yang tengah khusyuk dengan ibadahnya.

Reza tengah sholat Dhuha setelah lukanya itu' di obati Arya. Tentu saja, dia sholat di masjid sendirian sedangkan para sahabatnya itu menunggu Reza selesai sholat di depan masjid.

Memang sudah menjadi kebiasaan sejak mereka berada di kelas 10, setiap jam istirahat pasti mereka menuju ke masjid, walau hanya Reza yang melaksanakan sholat.

"Gue juga pengen ikut sholat deh kaya Reza" Ucap Riyan dan setelahnya ia mendapat jitakan dari Chiara.

"Lu kristen bego!"

"Auch! Gue bercanda doang elahh, baperan amat lu"

"Terserah gue lah! Kan gue punya hati, gak kaya situ!" Ujar Chiara

"Sudah, jangan berisik! Reza lagi sholat nanti keganggu" Ucap Arya menengahi kedua-Nya.

5 menit lagi bel masuk berbunyi, tapi Reza tak kunjung keluar, akhirnya Riyan memutuskan untuk memeriksa apakah Reza sudah selesai sholat atau belum.

"Oy Za, udah selese belum ibadah lu? Bentar lagi masuk" Tanya Riyan mendekati Reza yang tengah duduk menyender dinding.

"Astaga! Reza bangun woy!!" Riyan mengguncangkan tubuh Reza sedikit kasar hingga ia terbangun.

"Cepet cuci muka lu, terus balik ke kelas! Arya sama Chiara udah ke kelas duluan" Ucap Riyan

"Em"

..........
27/05/24

rame atau gak bakal ttp ku lanjutin.

Kritik dan saran^^→

I'm Him And Trust Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang