"Saat ini aku masih sebatas mengagumi saja.
Aku terlalu takut untuk menaruh hati
Takutnya ga sesuai harapan"
-JA-.
.
.
.
.
.
.Pagi ini langit begitu cerah, udara pagi segar membuat siapa saja yang menghirup nya akan merasa semangat untuk menjalani hari.
Jasmin sudah siap dengan seragam putih abu di tubuhnya. Setelah memastikan barang nya tidak ada yang kurang, Jasmin melangkah keluar kamar dan menuruni satu persatu anak tangga. Lalu berjalan menuju ruang makan.
Mama dan papa Jasmin sudah menunggu nya sedari tadi. Jasmin duduk di kursi makan yang biasa ia duduki. Namun, Jasmin merasa ada yang kurang. Saat ia melihat kesamping, ternyata kursi yang di samping nya kosong.
"Ma, mana abang? Ga sekolah?"
"Abang tadi udah sarapan duluan, dia ada urusan sama teman nya, jadi dia berangkat awal."
"Ouhh."
"Tumben nanyain abang? Biasanya kalo ada abang kaya mau perang dunia."
Jasmin terkekeh mendengar ucapan sang papa, dan memang benar apa yang dikatakan papa bahwa Jasmin dan abang nya selalu bertengkar. Mereka berdua bertengkar tidak melihat kondisi. Mau pagi, siang, sore, malam, jika mereka ingin berkelahi, pasti akan terjadi.
"Udah, cepat makan! Ntar telat loh." Itu mama Jasmin yang bersuara.
Setelah mendengar ucapan sang mama, Jasmin langsung menyantap sarapan paginya hingga habis. Setelah menghabiskan sarapannya, Jasmin meneguk susu nya hingga habis tak tersisa.
"Barang-barang nya udah di cek? Ga ada lagi yang ketinggalan?"
"Aman, ma! Udah Jasmin siapin semuanya."
"Bagus deh kalo gitu."
"Yaudah yuk, berangkat!" Itu papa Jasmin yang bersuara.
Jasmin menganggu, lalu berjalan kearah sang mama untuk bersalaman.
"Belajar yang benar yaa nak! Jangan nakal nakal! Dengerin apa yang dijelasin guru!"
"Iya mama! Jasmin berangkat yaa. Assalamu'alaikum!"
"Waalaikumsalam!"
Setelah Jasmin berpamitan, kini giliran sang papa yang berpamitan.
"Hati-hati dijalan ya, pa! Nanti siang makan siangnya mama anterin."
"Iya, ma! Papa berangkat yaa, assalamu'alaikum!"
Papa Jasmin mencium kening mama Jasmin.
"Waalaikumsalam!"
Setelah selesai berpamitan dengan sang mama. Jasmin pun berangkat sekolah bersama sang papa.
***
Sesampainya di sekolah, Jasmin langsung menuju ruang kelas nya, dan duduk di samping Syaira yang saat itu sedang membaca cerita di sebuah aplikasi.
"Tumben, Ra?"
Mendengar suara Jasmin, Syaira pun menoleh kearah Jasmin. Terukir diwajah Syaira seperti bertanya 'apa?'.
"Lo awal datang."
"Piket."
"Pantes awal. Kalo ga sih pasti 5 menit bel mau bunyi baru datang."
"Bacot neng!"
Jasmin hanya menjulurkan lidah nya, lalu memainkan ponsel nya. Tiba-tiba Jasmin berteriak, hingga membuat Syaira terlonjak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear U
Romance"Aku menemukannya, Si mata teduh yang mampu membuat jantung ku berdegup dua kali lebih keras. Pemilik senyum manis yang mampu membuat siapa saja yang melihat nya akan merasa tenang. Begitu pas, tak ingin tergantikan. Karena kehadirannya aku bisa...