7. Telat

5 1 1
                                    

Satu bulan kemudian

Nathan mematut diri di depan cermin demi memastikan penampilannya sempurna. Tidak boleh ada satu pun kekurangan saat dirinya tampil nanti di hadapan semua karyawannya. Hari ini adalah pengangkatan dirinya sebagai assistant general manager di Hotel Borobudur.

Sebenarnya Nathan ingin memulai kariernya dari nol, bukan langsung diangkat menjadi asisten general manager. Tapi keputusan papinya tidak mampu lagi ditolak. Ia sendiri sudah berjanji akan membantu papinya di perusahaan sepulang dari Bali. Satu bulan lamanya Nathan menjalani masa training dan hasilnya cukup memuaskan papinya.

Merasa puas dengan penampilannya Nathan bergegas turun. Di bawah kedua orang tuanya sudah menunggu di ruang makan? Begitupun dengan Aris, asisten pribadinya yang sudah siap di depan rumah.

"Idih ganteng banget anak Mami," puji Layla dengan senyuman lebar.

Melihat putranya mengenakan pakaian kantor membuat Layla terharu. Inilah momen yang sudah lama dinantikan olehnya. Meskipun baru mengawali karier dengan serius, tapi melihat perubahan diri dari Nathan sudah cukup membuatnya bahagia. Kelak, Nathan pasti akan mampu menempati posisi papinya.

"Dari dulu kan Nathan emang ganteng Mi," sahut Nathan seraya melabuhkan kecupan di pipi Layla.

"Iya, ganteng. Tapi klo dandan gini makin nambah gantengnya," kekeh Layla seraya memperhatikan Nathan yang tengah menarik kursi di depannya.

"Papi mana Mi?" Nathan bertanya saat tidak mendapati papinya bersama mereka.

"Masih tidur. Lagi nggak enak badan katanya," jawab Layla dengan santai.

"Langsung periksa ke dokter aja Mi!" Nathan menyahut sembari menerima piring yang telah terisi nasi dari tangan Layla.

"Iya, entar agak siangan Mami anter Papi ke dokter." Layla menanggapi.

Layla tersenyum menatap putranya. Rasanya Layla seperti bermimpi melihat penampilan Nathan hari ini. Meskipun bukan hal yang asing, karena memang setiap menghadiri acara resmi dan penting Nathan akan berpenampilan seperti itu. Tapi kali ini Nathan mengenakan setelan jas tanpa sedikit pun paksaan dari siapapun.

"Mi, Nathan berangkat dulu ya?" pamit Nathan setelah menyelesaikan sarapan.

Nathan beranjak dari tempat duduknya kemudian mendekati Layla. Meraih tangan serta mencium punggung tangan wanita yang telah merawat dan membesarkan dirinya dengan penuh takzim. Satu-satunya wanita yang paling Nathan hormati, karena di bawah kedua telapak kaki wanita itulah tempat surga Nathan berada.

"Iya, hati-hati ya, Bang? Bilang sama Aris, nyetirnya pelan-pelan aja," balas Layla dengan tatapan haru.

Layla memang posesif terhadap kedua buah hatinya. Bagaimana tidak posesif? Sekarang, hanya Nathan yang setiap hari menemani dirinya. Nafla, saudara kembar Nathan harus tinggal di Surabaya mengikuti sang suami. Jadi, sekarang pusat kehidupan Layla seolah hanya tertuju kepada Nathan.

Nathan hanya tersenyum saat mendengar pesan dari maminya. Kadang maminya melupakan jika Nathan bukan lagi anak kecil yang harus selalu dimanja dan diatur. Nathan sudah berusia 25 tahun. Dewasa dan matang untuk hidup mandiri. Bahkan sudah cukup pantas untuk menikah. Tapi itu tidak berlaku bagi Layla, di mata wanita itu tetap saja menganggap Nathan sebagai anak kecil yang harus dilindungi dan dijaga.

"Aris, apa udah ada kabar tentang Cinta?" Untuk kesekian kali Nathan menanyakan keberadaan Cinta.

Jadi, sejak Cinta menghilang Nathan tidak berhenti mencari gadis itu. Hidup Nathan tidak akan pernah tenang sebelum berhasil menemukan gadis yang telah membuatnya penasaran. Nathan sendiri bingung dengan dirinya, mengapa bisa selalu dibayangi oleh sosok gadis yang dipanggilnya Snow White tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang