Dua tahun kemudian.
Di tengah senja yang merona, langit terhampar luas di atas kota ini, menampilkan warna-warna indah yang mencampakkan sinar matahari. Gedung-gedung menjulang tinggi, membentuk jajaran menara yang mencerminkan kegemilangan perkotaan. Di jalan-jalan, berkumpulnya manusia yang lewat, masing-masing dengan cerita hidupnya sendiri yang tak terhitung banyaknya.
Di antara keramaian ini, ada satu kisah yang tersembunyi, satu rahasia yang akan membuka pintu menuju petualangan yang tak terduga. Inilah awal dari perjalanan yang menggetarkan hati, di mana takdir akan menuntun langkah-langkah mereka melintasi labirin kehidupan.
Helaan nafas Sean terdengar begitu berat. Kedua matanya tertuju pada satu keluarga yang penuh gelak tawa bahagia. Tidak iri, hanya saja ada perasaan sakit yang muncul di dalam hatinya.
Sean terus memandangi keluarga itu, merasa seperti seorang penonton yang tak pernah diketahui dalam drama kehidupan mereka.
Kehangatan keluarga itu, membuat Sean mengingat almarhum Ibunya. Dia ingat betul bagaimana ibunya selalu tersenyum dan memberikan kasih sayang, bahkan saat sakit Ibunya semakin parah.
Sementara ayahnya, yang kini begitu bahagia dengan keluarga barunya, tampaknya telah melupakan semua kenangan tentang keluarga yang pernah mengisi hari-harinya, keluarga yang pernah ayahnya goreskan luka dan kepedihan yang sampai sekarang masih sangat nyata rasa sakitnya.
Sebagai malam yang semakin dalam, Sean merenungkan tentang dua tahun yang telah berlalu sejak kepergian ibunya. Dia merasa seperti ada sesuatu yang belum selesai dalam dirinya, seperti ada kehilangan yang belum benar-benar dia tangani. Kepergian ibunya meninggalkan lubang yang sulit untuk diisi.
Sean adalah laki-laki penuh luka,
Sean tumbuh dewasa bersama kebencian dan dendamnya,
Keluar rumah hanya untuk melihat bagaimana sang pemberi rasa sakit itu hidup dengan bahagia,
Lalu kembali pulang hanya untuk menangis sendirian.
Ingatannya kembali ke masa lampau, saat dirinya berusia 10 tahun. Membandingkan perlakuan sang ayah kepada dirinya dan anak tiri ayahnya.Aku terbangun dari tidurku saat mendengar suara pintu didobrak menyapa telinga, aku terbangun sedikit terkejut mendapati sosok laki-laki yang tengah berdiri menatapku tajam.
“DIMANA IBUMU!!?”
Aku takut. Aku sudah sangat hafal dengan suara khas miliknya saat mabuk, kedua mata itu penuh emosi. Terakhir kali dia seperti itu, aku hampir mati di buatnya.
Semenjak hidup miskin dan tidak memiliki harta, dia menjadi seorang pemabuk yang kerjanya memeras uang ibuku. Bahkan dia menyuruh istrinya untuk menjual tubuhnya agar dia bisa membeli minuman beralkohol, bukankah dia sudah gila? Ah sial, aku sangat membencinya, semakin hari rasa benciku semakin menggunung.
“DIA TIDAK MENINGGALKAN UANG SEPERSEN PUN?” tanya kepadaku.
Dia mendekat! Aku gemetar, aku ketakutan. Dia melangkah dengan sempoyongan ke arahku, mata itu semakin tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEAN ARSHAKA
Teen FictionDi dalam dunia yang penuh cerita tersembunyi, Nasib dan takdir menari di garis tangan yang tercipta. Kematian yang mengintai, nasib dan takdir yang tak pasti, atau mimpi yang tak kunjung nyata. dalam alur kehidupan, kita semua punya bagian dari ceri...