Taj 4

2 0 0
                                    

Betapa hancur sudah goresan yang kutoreh selama ini
Hanya karena beberapa sajakmu yang mampu menembus sanubari

"Juan.. juan!..."
Terlihat seorang gadis memakai kemeja biru, juga rok putih, dan tak lupa hijab putih berpadu indah ditubuhnya itu sedang memanggil nama seorang pria yang berdiri membelakanginya di seberang jalan.

Ia melambaikan tangannya juga melebarkan senyum ketika pria yang dipanggilnya kian membalikkan badannya dan terlihat sedang mencari sumber suara yang telah memanggil namanya.

" Hei!.. juan, aku disini!"
Teriaknya lagi.

Hingga pria tersebut menemukan keberadaannya. Dan terlihat ia menerbitkan senyuman, lalu melambaikan tangan kearah gadis tersebut.

Gadis itu mulai melangkahkan kakinya hendak menyebrang jalan ingin menemui pria yang dipanggilnya. Dengan pandangan yang terus menatap ke pria disebrang jalan.
Ia merasa begitu bahagia bisa bertemu pria itu sekarang, dengan terus menampilkan senyumnya, ia ingin cepat cepat menemui pria itu. Seakan rindu sudah tak terbendung

"Tiiitt tit tit..."
Suara klakson mobil terdengar begitu nyaring memekakkan telingan setiap orang yang berada di sekitarnya. Lalu disusul decitan yang mengilukan yang disebabkan oleh mobil yang mencoba mengerem dengan paksa dan terlalu mendadak..

"Ckyiiiittttt"

"Braaaakkkk"
Bruk... Gadis itu terlempar beberapa meter kearah trotoar. Kepalanya mengahantam keras batas trotoar tersebut,

"Noviaaaaa"
Teriak  pria yang berdiri tegang di sebrang jalan. Lalu berlari kencang kearah perempuan yang sudah bersimpuh darah ditubuhnya, terutama di sekitar kepalanya.

Ia meraih kepala gadis itu yang mulai kehilangan kesadarannya, melatakkan kepala yang bersimpuh darah itu di pahanya,
Hijab yang tadinya putih kini berubah merah, juga pakaian gadis itu kini sudah banyak terdapat bercakan darah yang terus mengalir dari tubuhnya, akibat benturan keras juga pergesakan dengan aspal.

Terlihat orang orang mulai mengerumuni tempat kejadian. Berusaha ingin melihat keadaan seorang perempuan yang baru tertabrak.

"Ju, juan .. tollonggh" lalu gadis itu benar benar menutup matanya.
.
.
.

~~
'Brakk'
Suara pintu yang dibuka dengan kasar hingga sedikit membentur dinding.

"Sa, kita harus segera kerumah sakit. Ini gawat"

Hanim terlihat panik, hingga risa begitu terkejut dibuatnya.

"Tenang dulu deh nim, kamu, atur nafas dulu baru ngomong"
Risa berusaha menenangkan hanim yang terlihat panik dan ngos ngosa, ia yakin, hanim pasti habis berlari manaiki tangga menuju ruangannya.

"Huuhhhh"
Hanim berusaha menormalkan pernafasannya.

"Jadi, kamu kenapa? Kenapa kita harus kerumah sakit? Siapa yang sakit?.
Risa mulai penasaran, ia menanyakan kejelasan dari kepanikan hanim sekarang, ketika ia lihat hanim sudah mulai tenang.

"Ira, sa. Ira masuk rumah sakit. Asmanya kambuh ."
Jawab hanim dengan nada kepanikan. "Pasalnya ira kambuh pas masih nyetir mobil menuju ke butik. Entah gimana ira bisa ada dirumah sakit, aku juga ga tau.
Tadi pihak rumah sakit nelpon aku, katanya disana ga ada siapapun yang dampingi ira,"
Hanim menjelaskan
"Lagi, sekarang ira masih ditangani dokter, sa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terpaut Akan JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang