2.64

215 42 24
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Xiao Sa terus memikirkan makna dari kalimat Marco yang cukup mengganggu di benak. Kalimat tersebut terdengar seperti nasihat biasa yang sering kali diberikan oleh banyak orang. Namun, ada perbedaan rasa ketika didengar dari bibir pihak yang baru dia temui beberapa menit lalu. Pasti ada suatu tragedi yang mengharuskan agar dia lebih berhati-hati. Dia tidak bodoh sehingga tanpa sungkan mengeluarkan pertanyaan yang sampai saat ini enggan dijawab.

"Apakah dia pernah dikhianati?"

Xiao Sa menjadi diam seribu bahasa. Bukan karena tidak nyaman, melainkan masih sibuk memecahkan teka-teki di kepala. Tidak lama kemudian, dia dibawa berkeliling ke sekitar rumah oleh Marco, juga diberi penjelasan singkat mengenai sejarah dari pembentukan kelompok mereka. Sayangnya, segala penjelasan hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Xiao Sa benar-benar tidak dapat memegang titik fokus. Dia memang mengangguk seperti memahami semua hal. Namun, jika diminta untuk menjelaskan ulang, dia tidak akan bisa melakukannya.

Hingga tiba saatnya mereka menghentikan langkah tepat di depan ruangan yang hanya dilindungi oleh dinding kaca. Segala aktivitas di dalam terlihat jelas dalam pandangan semua orang, termasuk bayangan dua lelaki yang tampak bersitegang saling memberikan aura dingin. Xiao Sa tersenyum kala mendapati wajah lelaki tampan yang sangat dia kenali. Dia ingin berlari menghampiri untuk kemudian menjatuhkan diri ke dalam pangkuan sang kekasih. Namun, beban berat menekan titik tumpu hingga membuat kakinya tak mampu bergerak seinci pun kala menangkap puluhan puntung rokok yang tersebar di sekitar Ye Mi. Dia sangat tahu jika sudah ada banyak rokok berserakan, dapat dipastikan bahwa terdapat sesuatu yang mengganggu pikiran kekasihnya itu. Meski tidak dikatakan, Xiao Sa tahu bahwa rokok hanya berfungsi sebagai penghilang stress bagi Ye Mi.

Kemudian, mata Xiao Sa bergulir ke arah sudut ruangan yang menampilkan punggung lelaki yang memberikan pandangan aneh kepadanya ketika pertama kali dia turun dari mobil. Entah apa yang terjadi, dia tidak dapat menebak dengan baik. Dia merasa ingin pergi, tidak ingin mengganggu kedua orang itu. Namun, kalah cepat dengan Ye Mi yang lebih dulu menangkap kehadirannya.

Lelaki tampan itu melayangkan tatapan intens pada Xiao Sa, sama sekali tidak mengendurkan pandangan. Perlahan-lahan, rokok di sela-sela jari menyentuh bibir tebal. Dihisapnya dalam-dalam seolah dengan sekali hisap batang rokok terkikis habis. Lalu, dia menekan nyala api di atas meja sebelum melangkah keluar menghampiri sang pujaan hati.

"Bosan?" Itu adalah kalimat pertama yang meluncur dari bibir Ye Mi ketika dia dan Xiao Sa telah berada dalam satu titik temu.

Xiao Sa menggeleng ringan, tetapi wajah menampilkan hal sebaliknya. Keluhan-keluhan kecil menghias wajahnya seiring menyalurkan kata, "Rindu."

Segera setelah itu, Xiao Sa berusaha menabrakkan diri di dada Ye Mi, tetapi mendapatkan penolakan. Sang kekasih memundurkan satu langkah ke belakang sembari mengatakan, "Bau rokok."

Xiao Sa terkejut sebab ini merupakan kali pertama dia ditolak. Dia tidak habis pikir. Biasanya, Ye Mi tidak akan menjadikan rokok sebagai alasan. Mau seberapa parah bau rokok yang melekat pada diri lelaki tampan itu, dia akan dengan senang hati membuka lebar kedua tangannya untuk menerima dekapan Xiao Sa. Lalu, kenapa sekarang berbeda? Sudah jelas bahwa sesuatu terjadi pada diri Ye Mi. Xiao Sa semakin yakin akan hal itu, terlebih lagi ketika tidak sengaja menatap ke arah lelaki di dalam ruangan yang menyunggingkan seringai tipis-tipis.

Seringai yang tampak meremehkan dan penuh hinaan.

"Apakah kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Xiao Sa secara tiba-tiba. Garis rahangnya mengeras, otot-otot tegang menggantung dengan tidak nyaman. Pandangan mata beradu dengan sosok di dalam ruangan, tanpa mengarahkan sedikit pun pandangan kepada lawan bicara yang sebenarnya.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang