Part 02

1.3K 294 42
                                    

^_^ Happy Reading ^_^

.

.

.

Tit... Tit... Tit... Tit...

Brak

Luhan melonggok pada pintu apartemennya, dia segera berdiri dari duduknya mendapati Baekhyun berdiri disana sedang mengatur nafasnya. Terlihat tak seperti biasanya.

"Wae geurae?" Luhan menghampiri Baekhyun yang terlihat dalam kondisi tak baik.

"Ani! Mian kalau aku mengganggu kalian." Baekhyun tersenyum tipis, berusaha meyakinkan Luhan dan Sehun yang menatapnya dari sofa, bahwa dia baik-baik saja.

"Kau yakin?"

Baekhyun mengangguk dan melangkah masuk ke dalam.

Dia menghampiri dapur, membuka kulkas dan mengambil air dari dalam kulkas.

Luhan mengikutinya dari belakang, tatapan Sehun pun mengikutinya.

"Baek-ah! Kau benar tidak kenapa-napa?" Luhan kembali berujar dengan nada khawatir.

"Nde. Gwaenchanaseyo." Sahut Baekhyun.

"Kalian lanjutkan saja nontonnya. Aku ke kamar!" Pamit Baekhyun setelah meletakkan kembali gelasnya ke rak.

Dia kemudian melangkah gontai ke kamarnya.

Luhan menatap tak yakin punggung Baekhyun yang semakin menjauhinya.

Kemudian dia menghampiri Sehun yang masih duduk di sofa.

"Kau merasa ada yang aneh dengannya 'kan Sehunnie?"

"Eoh."

"Menurutmu apa?"

"Molla. Dia tak bicara apapun, mana aku tahu chagiya."

"Ya! Kenapa kau tidak peka?"

"Bukan tidak peka, hanya saja kalau sudah menyangkut perasaan perempuan, sangat sulit sekali untuk di mengerti. Mereka diam, tapi kami harus tahu alasan mereka diam itu apa tanpa mengatakan apapun. Ya mana tahu kalau seperti itu, kami, para lelaki, bukan cenayang yang bisa menebak isi kepala seseorang."

Sehun tak menyadari tatapan Luhan yang bisa setiap saat menyerangnya.

"Kau sedang curhat Tuan Oh?"

Sehun menatap Luhan.

"Kalau iya, kamu mau apa Nona Xiao?"

Luhan mempoutkan bibirnya. Dia tak pernah berhasil membuat Sehun takut dengan tatapannya.

"Berhenti memasang wajah seperti itu, percayalah kau tak terlihat jahat sayang. Kau justru semakin terlihat cantik." Sehun mengedipkan mata kirinya.

Buagh...

"Ya! Aku sudah sering bilang jangan suka melempar bantal ke muka, ini sakit sayang!" pekik Sehun. Kedua tangannya mencekal tangan Luhan yang masih memegang bantal.

"Kau menyebalkan." Luhan menghempaskan tangan Sehun, kemudian melipat kedua tangannya di dada dan mempoutkan bibir tipisnya. Pose andalan ketika dia sedang merajuk manja pada sang kekasih.

"Tapi cinta 'kan?"

Luhan menatap Sehun lagi, kemudian tersenyum dan langsung menempelkan kepalanya di dada bidang Sehun. Tempat favoritnya untuk bermanja.

"Rasanya tak mungkin jatuh cinta pada selain kau, Sehunnie."

Sehun tersenyum sambil mengusap sayang kepala calon istrinya itu.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang