☀️ 04 ☀️

380 57 3
                                    

Berkecimpung di dunia yang nantinya akan membawa Catra menjadi seorang pendidik bukanlah keinginan dari diri sendiri. Tentu campur tangan sang ayah memerankan peran besar. Catra sama sekali tidak pernah memiliki bayangan untuk menjadi guru atau dosen. Hadyan-lah yang menyetir Catra hingga bisa masuk ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Itu pun setelah pertengkaran tanpa ujung di detik-detik menjelang SBMPTN. Catra kekeuh ingin masuk sastra karena kecintaannya akan hal-hal berbau seni, bertolak belakang dengan jurusan yang ia ambil saat SMA yaitu IPA. Namun, akhirnya ia tetap dipaksa masuk FKIP dengan Pendidikan Bahasa Inggris sebagai pilihannya.

Keluarga Catra bisa dibilang memiliki karir yang cemerlang dalam bidang pendidikan. Hadyan juga demikian. Tahun ini pria itu digadang-gadang akan naik menjadi Kajur Pendidikan MIPA setelah masa kepimpinannya sebagai Kaprodi Pendidikan Fisika habis. Benar, pria yang menyandang gelar Doktor tersebut memang termasuk jajaran orang terhormat di FKIP. Oleh karena itu, kadang Catra merasa tidak nyaman. Saat baru pertama masuk kuliah, teman-temannya sering menggunjingkan fakta tersebut.

Sebenarnya tidak masalah kalau mereka mau membicarakan Catra bagaimana, tetapi lama kelamaan Catra risih. Sebab ada beberapa dosen yang mengenalinya lewat jalur sang papa. Padahal Catra merasa lebih baik jika dikenal lewat prestasinya selama di kelas. Ia takut akan mengundang prasangka buruk dari lingkungan sekitar. Well, orang-orang pasti sudah akrab dengan istilah anak titipan. Walaupun tidak mungkin juga, sebab Hadyan lebih memilih meng-push Catra sampai darah penghabisan daripada menjadikan pemuda itu sebagai anak titipan di universitas tempatnya bekerja. 

"Prose udah dapet kelompok, Tra?" Pundak Catra ditoel ketika asik mendengarkan lagu di tempat duduknya. Ia melepas earphone terlebih dahulu lalu membuka mulutnya sebagai gestur untuk menuntut mereka untuk mengulang pertanyaan.

"Prose. Lo udah dapet kelompok buat Prose?" tanya Elan, si oknum yang melontarkan pertanyaan tadi.

Catra menggeleng. "Belom. Kelompok lo masih ada slot kosong?" Selalu begitu. Catra tahu kalau di kelas ini mungkin perannya hanyalah pelengkap, sebab ia tidak punya teman dekat. Ia tak pernah memberi respon yang baik ketika yang lain hendak mendekatinya. Lantas mereka pun tak punya pilihan selain mundur teratur.

"Oke. Lo join kelompok kita, ya!" Navillera, atau yang akrab disapa Nava itu memekik girang. Dia rupanya satu kelompok dengan Elan.

Sebatas itu saja percakapan mereka. Membiarkan Catra yang malas berinteraksi dengan manusia itu kembali tenggelam dalam kesendirian. Berfokus pada lagu yang mengalun dari earphone sambil menggumam pelan. Begitu terus sampai dosen mata kuliah mereka masuk dan memulai kegiatan perkuliahan. Membosankan, bukan? Begitulah memang seorang Catra. Tidak heran jika Catra melabeli diri sebagai pelengkap dalam kelas ini.

Segera setelah dosen yang mengajar mengakhiri kelas, Catra melesat keluar tanpa basa-basi dengan teman sekelasnya. Menoleh pun tidak sama sekali. Pemuda itu sungguh seperti memiliki dunia sendiri. Dunia yang tak mengizinkan siapa pun untuk ikut campur.

Panas matahari membakar kulit lengan Catra yang terekspos. Ia agak menyesal karena mengenakan kemeja berlengan pendek. Pemuda itu pun berlari kecil ke tempat teduh supaya tak terpanggang matahari. Kemudian mengelurkan jaket serta sarung tangan untuk perlindungan ekstra. Dengan begitu barulah Catra menuju motornya di parkiran paling pojok. Motor tersebut sayangnya malah terjepit dua motor besar di kiri dan kanannya. Catra jadi takut menyenggol dua motor itu. Kalau lecet bisa-bisa diperkarakan.

"Mau langsung pulang?" Suara familiar itu mengagetkan Catra yang tengah memutar otak untuk mengeluarkan motornya. Pemuda berbalut jaket kulit dan helm full-face beserta sarung tangan hitam dengan aksen maroon tersebut kemudian menunggangi salah satu motor besar di sisi motor Catra. "Lah, malah bengong anjir. Tra? Mau langsung pulang?" Elan lantas melambaikan tangan di depan wajah Catra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Long SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang