[•••] Angin Masa Lalu <ᴰᵒʸᵒᵘⁿᵍ>

[0.3] Rahasia Ayah...?

Tidak ada kebahagiaan yang abadi, begitu pula tidak ada kesedihan yang abadi.
-unknown

∆×∆×∆×∆

(Diandra's Story

•
•
•
•
•

Senin, 26 Maret 2018

Beberapa hari kemudian, kami bertiga kembali menjalani aktivitas masing-masing seperti bekerja dan sekolah. Tentunya aku dan kak Novan pergi ke sekolah, sementara bunda pergi bekerja.

Kalau kalian bertanya dimana bunda bekerja, jawaban nya di toko roti sebagai kasir.

Yess setiap hari kalau bunda pulang pasti selalu membawakan kami 3-6 roti. Bunda yang terbaik!

Okey.. back to topic.

Aku keluar dari kamar ku untuk pergi mandi dan sarapan. Malas sekali rasanya untuk pergi ke sekolah. Padahal kan kemarin baru saja hari Jumat. Kenapa sekarang sudah Senin lagi? Menyebalkan

Rupanya di ruang keluarga sudah ada bunda dan kak Novan. Seperti biasa, aku selalu bangun terakhir dari mereka berdua. Pada dasarnya aku memang pemalas sih. (Mengakuinya)

"Pagi bun, kak", sapa ku lalu duduk di dekat kakak ku.

"Pagi dek. Kesiangan lagi ya? Tadi udah bunda bangunin jam 05.00 tapi kamu nya enggak bangun-bangun. Makanya jangan begadang mulu, lagian enggak baik juga di umur kamu terus-terusan begadang," bunda membalas sapaan ku sambil sedikit menasehati ku (?)

Aku meringis. "Hehe maaf bun. Kalo tidur jam sepuluhan tuh pasti jam dua pagi kebangun terus enggak bisa tidur lagi," aku memberikan seribu alasan. Btw itu fakta.

Bunda menggeleng-gelengkan kepalanya. "Yaudah cepet sarapan."

"Bentarr mau mandi duluuu," ucap ku lalu buru-buru masuk ke kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian..

Aku sudah rapih dan lanjut sarapan.

"Mandi nya udah? Cepet banget. Sabunan enggak? Jangan-jangan enggak lagi," tanya bunda.

"Iya dongg kan efek kesiangan. Tenang sajaa adek sabunan kokk. Cuman enggak keramass, dinginnn," jawab ku.