Di siang hari yang cerah, sudah waktunya bagi para siswa siswi SMA Perwira School untuk pulang ke rumah nya masing-masing. Semua murid berbondong-bondong keluar dari kelas untuk pulang.
Di kelas 12 IPA 1,Nanda masih membereskan barang-barang nya ke dalam tasnya dan mulai berjalan keluar menuju parkiran. Sementara Ila, Cika, Monica, dan Siska sudah menunggu Nanda di parkiran.
Saat Nanda berjalan menuju parkiran, dia berpapasan dengan Bintang dan teman-temannya.
"Assalamu'alaikum dek." Salam Ramdan pada Nanda.
"Waalaikumsalam, iya ada apa ya kak." Jawab Nanda sambil menundukkan kepala nya.
"Adek murid baru ya." Bukan Ramdan yang bertanya melainkan Seno.
"Iya kak." Ucap Nanda sedikit takut karena mengingat kata-kata Monica tentang mereka berlima."Santai aja dek, kita gak niat jahat kok. Kita cuma mau kenalan sama kamu." Ucap Ridho dengan tersenyum untuk meyakinkan Nanda yang seperti tidak nyaman dan takut kepada mereka.
"Nama kamu siapa dek." Tanya Ridho.
"Nama aku Nanda Aldera, biasa di panggil Nanda kak." Ucap Nanda.
"Ohh Nanda toh, nama yang cantik untuk orang yang cantik pula." Ucap Seno dengan sedikit gombalan. Mereka yang mendengar gombalan Seno merasa jijik.
"Makasih kak." Ucap Nanda.
"Lo masih inget gue gak." Ucap Satya yang dari tadi diam.
Pertanyaan Satya membuat Nanda dan laki-laki yang ada di sana termasuk Bintang si muka datar serentak menengok kearah Satya.
"Sat lo kenal sama Nanda kok lo gak pernah ngomong sih. Diem-diem lo ya Sat." Ucap Ridho kesal.
"Oh kakak yang tadi pagi di jalan ya." Ucap Nanda yang baru ingat dengan laki-laki yang ada di jalan tadi pagi.
"Iya." Jawab Satya.
"Kenalin nama gue Seno dek." Ucap Seno sambil mengulurkan tangan ke arah Nanda.
Nanda hanya menjawab dengan anggukan kepala dan menangkup kan kedua tangannya.
Respon Nanda membuat Ridho dan Ramdan tertawa.
Bwahahaha
"Makanya Sen lo itu belajar agama biar gak malu-malu in orang. Yang lo ajak kenalan itu ukhti. Jangan samain sama cewek-cewek yang lain. Asal nyosor aja mau saliman." Ucap Ridho sambil ketawa.
Tanpa disadari oleh siapapun. Dua laki-laki yang bersikap dingin dan berwajah datar itu tersenyum tipis karena merasa kagum dengan sikap Nanda. Siapa lagi kalau bukan sang ketua dan wakil ketua yaitu Bintang dan Satya.
"Kenalin nama gue Ridho." Ucap Ridho.
"Kalo gue Ramdan." Ucap Ramdan.
"Yang di samping Ramdan itu Satya." Seno memperkenalkan Satya yang hanya diam saja.
"Dan yang disamping Satya adalah sang ketua kita yang sikapnya dingin bernama Bintang." Ucap Ridho memperkenalkan Bintang, karena mereka semua yakin pasti Bintang gak mau buka mulut karena dia itu dingin atau bisa juga dikatakan kulkas berjalan sama seperti Satya.
"Tadi kan motor lo mogok, terus lo pulang sama siapa." Tanya Satya.
"Ooh motor adek mogok toh. Kalo gitu biar gue aja yang nganterin adek." Ucap Seno menawarkan diri. "Gak usah kak, aku pulang di jemput sama abi aku." Ucap Nanda menolak dengan sopan.
"Oh kamu pulang sama calon mertua ku toh. Aku mau ketemu dong." Ucap Seno antusias.
"Sen lo itu sadar diri dong. Udah di tolak untuk nganterin Nanda aja sok ngehalu mau jadi suaminya. Mimpi kali lo. Lo itu sama Nanda jauh banget sifatnya. Lo yang berandalan dan Nanda yang ukhti." Ucap Ridho menyadarkan Seno akan halu nya yang terlalu tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINANDA
Novela JuvenilMenceritakan tentang seorang gadis bercadar yang bernama Nanda Aldera yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak dari sahabat ayah nya. Cowok itu bernama Bintang Perwira anak dari Darwin Perwira dan Erika Putri. Bintang adalah seorang ketua geng...