"Makasih."
Satu, dua, tiga. Dalam hitungan keberapa pun sepertinya Reygan masih akan tetap di tempatnya.
"Pergi sana," usir Acha. Dia tidak nyaman jika pergi dalam pantauan mata cowo itu.
"Gue anter sampai ke dalam ya?"
"Gak usah ngadi-ngadi." Acha memutar bola matanya jengah. "Ya udah thanks." Jujur ia tidak suka ditatap dari jauh, tapi jika menunggu Reygan pergi, ia bisa diam di sana lebih lama dari dugaannya.
Acha melirik kebelakang dan Reygan tersenyum. Ia langsung membuang muka, dan merutuk kenapa harus menoleh. Tapi jika boleh jujur, senyuman cowo itu sangat indah dan manis.
Wait,
Bola mata Acha sontak membesar saat menyadari dirinya baru saja memuji cowo caper itu. Oh my God, apa-apaan dirinya ini. Gila.
Acha masuk ke lift, dia tertunduk seraya menunggu orang lain masuk. Sekitar tiga orang naik bersamanya, namun ketika pintu lift akan merapat, sebuah tangan mencegah dan beban lift bertambah. Bertambah karena dia masuk bergabung sesegera mungkin.
"Permisi,"
Dia masuk ke sela-sela tubuh mereka agar sampai ke ujung, ke dekat Acha.
Acha menengak. "Hai!"
"Heh!" Acha kaget. "El-lo!"
"Sebenarnya ada yang mau gue kasih tahu, makanya gue gak pergi."
"Apa? Soal perasaan hati lo lagi? Gak kapok sama penolakan gue?"
"Cha!" tegur Reygan karena satu lift langsung mengarah pada mereka. Kini, orang-orang tahu ada yang menolak seorang Reygan. "Apa kalian lihat-lihat? Mata kalian gak usah ikut campur, ini urusan suami istri."
"Rey," tegur balik Acha. Matanya nyaris keluar saking tajamnya.
Orang yang ada di lift tidak lagi memberi pandangan. Mungkin hatinya berkomentar, tapi mereka tetap diam sambil pura-pura tidak medengar apapun yang dilontarkan Acha maupun Reygan.
"Kita ngobrol di apartemen aja."
"Pintu apartemen gue gak nerima lo."
"Ya siapa yang bilang di apartemen lo? Di apartemen kita lah." Mulut Acha langsung ditutup telunjuk Reygan agar dia tidak bisa memberi bantahan. Dan tak lama, denting lift akan terbuka terdengar.
Ting!
Acha menepak jari Reygan darinya lalu keluar menyusul orang-orang. Gadis itu merutuk tanpa suara khusus hanya untuk Reygan, orang yang telah menghancurkan ketenangan hidupnya entah sejak kapan.
"Cha!"
Langkah Acha dan Reygan terhenti begitu sampai di pintu apartemen Acha. Reygan telah mengikuti dia sejauh ini dan WHY? Kenapa? Kenapa baru sekarang hal ini ia ketahui?
"Lo tinggal di sini?"
"Ya kali di hati lo."
Acha mendorong pintu siap masuk, namun tangan lainnya ditahan Reygan.
"Lucu ya."
"Bagi lo. Bagi gue ganggu banget."
Acha menyetak tangan Reygan dan terlepaslah genggaman itu.
"Ternyata kita tetanggaan."
Reaksi Acha sulit diartikan.
"Lucu sekaligus mendugongkan. Buset, emang lucu ya hidup itu." Reygan terkekeh tidak begitu geli. "Gue cape-cape cari cara biar bisa deket lo. Lewatin 7 samudra—"
![](https://img.wattpad.com/cover/352498854-288-k569416.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting You Softly
Фанфик[Completed]. ... Ada satu gadis yang tiba-tiba datang dan menampar dirinya dengan fakta bahwa ia bukan lah matahari yang mana seluruh bumi berporos kepadanya. Di seperkian banyak gadis yang tergila-gila, ada Acha yang menolak. Dan Rey penasaran pada...