12 « Hubungan Baru

365 79 14
                                    

   Hening mengikat mereka di moment ini. Bunyi AC yang jarang terdengar saja jadi terdengar jelas sekarang. Reygan masih membeku, seakan ingin menampar diri dan bertanya, apakah yang baru dirinya dengar barusan itu benar-benar nyata?

   Gue gak suka sama lo.

   Shit.

   "Gue—"

   "Gue belum selesai ngomong!" Acha menegaskan. Reygan sontak kembali bungkam dan Acha melanjutkan ucapan yang ingin dia utarakan. "Gue juga mau bilang, saat gue bilang gue gak suka sama lo, saat itu gue gak percaya sama diri gue sendiri. Entah kenapa, gue ngerasa ragu."

   "Dan kalau gue bilang gue suka sama lo, gue merasa gue lagi bohongin lo. Mungkin lebih tepatnya, gue mulai nyaman sama kedekatan kita. Gue harap lo bisa lebih paham sama apa yang gue maksud."

   Acha meremat tangannya yang telah basah oleh keringat dingin akibat gugup yang benar-benar hebat. Ini yang pertama kalinya bagi dia, dia bisa mengungkapkan isi perasaannya sendiri kepada orang lain. Sebelumnya tidak pernah, selalu takut karena selama ini isi hatinya tidak pernah di dengar oleh keluarganya sendiri, kecuali Naja yang meski belum sedewasa itu dia sudah bisa bersikap lebih dewasa dari usianya.

   "Apa lo mau mencoba buka hati lo untuk gue?" tanya Reygan.

   "I think,"

   "Iya atau engga?"

   "I—" Acha memejam. "Ya," jawabnya dengan seyakin mungkin.

   "Gue gak yakin. Coba ke sini."

   Anehnya tanpa bertanya dulu Acha mau maju mendekati Reygan begitu saja. Dia berdiri di samping brankar, hanya jarak beberapa centi saja.

   "Coba ulang ngomong iyanya."

   "CK!"

   "Tuh, kan. Serius gak sih?"

   "Iya."

   "Tatap mata gue."

   "Nih!" Acha melotot, Reygan menahan tawanya agar tidak lepas dengan keras. Karena perempuan itu tidak diduga, sebab mereka mudah berubah mood. Bagaimana jika Acha menarik pilihannya kembali?

   "Kurang deket. Agak bungkuk, terus tatap mata gue dan bilang iya. Soalnya gue lebih percaya sama mata, tapi tetep gue pengen denger dari bibir lo juga."

   Acha membungkuk, menatap mata Reygan. "Iya!"

   Deg!

   Tepat setelah itu, Reygan memeluknya. Tangan cowo itu berhasil membuat Acha terkaku seketika. Sepertinya ini alasan utama Reygan meminta lebih dekat, bukan karena sekedar lebih percaya pada mata dibanding mulut. Dasar buaya darat!

   "Makasih ya Cha."

   "Makasih udah mau kasih gue kesempatan, tanpa peduli sama latar belakang gue. Gue akan berusaha untuk tetap menjaga kepercayaan lo ini."

   Acha terlepas dari pelukan Reygan. Ya kalau terlalu lama pegal juga badannya! Apalagi posisi dia membungkuk.

   "Iya."

   Reygan tersipu saat mempertanyakan ini.

   "Jadi, bisa dibilang kita pacaran, 'kan?"

*****

   "Lusa kalau keadaan gue gak memburuk, kata dokter udah bisa pulang. Moga aja iya, minta doa kalian pokoknya. Gue udah gak mau nambah durasi di sini."

   "Ya, Rey. Ngapain di sini, pokoknya lo bakalan cepet sembuh!" balas Ahdan.

   "Aamiin. Sebagai temen, doa kita selalu yang terbaik untuk lo," ujar Halwi sebagai tambahan. "Bentar lagi kita keluar, jam besuk juga udah mau abis. Cepet sehat ya."

Melting You SoftlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang