Tingnong!
Acha yang sedang mencuci tangan segera menambah kecepatannya karena bunyi itu. Namun sebelum pergi keluar, dia mengelap tangannya dulu meski asal. Paling tidak nyaman soal tangan basah, itulah dia.
Acha membuka perlahan pintu itu. Tak ia duga sebelumnya kalau Reygan yang akan berdiri di sana. Sebelumnya juga ia tidak mengecek lewat bulatan di pintu, jadi benar-benar sama sekali tidak tahu.
"L-lo!"
"CK! Kaku banget sih."
Acha melotot karena ditarik Reygan ke dalam pelukannya. Hanya sekilas sebab rasa nyaman dari pelukan cowo itu membuat ia tenang dan ikut hanyut kedalamnya.
"I miss you."
Acha bingung mau balas apa. Jika dengan kata yang sama, tidak ah, dia masih malu untuk mengatakannya. Dia sudah mulai tidak kaku dalam bermesraan, tapi tetap saja belum seterbiasa itu.
"Acha jawab!"
"Jawab apaan? Udah lepas, pengap gue."
Poor Reygan. Bukannya terkabul maunya itu, Acha malah mendorongnya agar tidak lagi memeluk. Padahal rindu yang sudah dia tahan beberapa hari ini masih belum tersalurkan seluruhnya.
"Lo gak kangen sama gue?"
"B aja."
"Ouh. Ya udah."
"Mau kemana?"
"Balik lagi aja."
"Pulang ke rumah?"
"Hm. Ngapain di sini juga, gak ada yang kangen ternyata."
Acha mendecak. "Emang kalau gue kangen gue harus buka-bukaan ke elo? Reygan, gue kangen lo. Gitu?"
"Sederhana sih, tapi gue seneng aja dengernya." Reygan bersidekap tangan. "Emang lo gak ngerasain apapun setiap gue bilang apa yang gue rasain?"
"Apa yang gue rasain, apa kurang jelas terbinar di mata gue?"
"Mata aja mana cukup, gue juga pengen denger langsung dari bibir lo."
"Iya-iya, oke. Lain kali deh. Ayo masuk!"
"Janji?" Acha mendeham hingga Reygan kembali senang dan mau masuk ke apartemennya. Sudah berapa Minggu ya, dia tidak injak apartemen ini dan apartemennya sendiri pasca kecelakaan itu? Rasanya seperti baru lagi padahal dia hanya kehilangan sedikit dari hari-hari dalam satu tahun ini.
"Setiap kali ke sini, selalu aja rapi. Lo suka banget beres-beres apa, ya?"
"Perasaan biasa aja."
Plak!
"Akh!"
Acha sontak menoleh kebelakang dan melihat Reygan yang tengah melengguh nyeri memegangi jidatnya sendiri.
"Kenapa?"
"Gue lupa sesuatu terus refleks nepuk jidat. Dan doublenya, gue lupa jidat gue masih sakit."
"Rey, lebih hati-hati lagi ya." Reygan mengangguk disusul usapan Acha di jidat cowo itu, berharap sakitnya mampu cepat berkurang. "Masih sakit?"
Reygan tersenyum, menggeleng kecil. "Udah mendingan. Makasih."
Acha mendesah lega seiring usapannya yang berhenti. "Lo kelupaan apa emang?" tanyanya namun tak begitu penasaran.
"Tadi sebelum ke sini gue beli coklat sama bunga buat lo. Tapi ketinggalan di mobil, gue ambil dulu ya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/352498854-288-k569416.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting You Softly
Fanfic[Completed]. ... Ada satu gadis yang tiba-tiba datang dan menampar dirinya dengan fakta bahwa ia bukan lah matahari yang mana seluruh bumi berporos kepadanya. Di seperkian banyak gadis yang tergila-gila, ada Acha yang menolak. Dan Rey penasaran pada...