Chapter 1 First Meet

140 8 3
                                    

"Selamat datang di toko bunga Violete~" sambut y/n dengan ramah.

"Tuan, sedang mencari bunga apa dan untuk siapa?" tanyanya. Yang ditanya tidak menghiraukannnya, ia bersikeras memilih bunga sendiri.

"Kembang. Saya cari kembang untuk pemakaman"

Seketika kedua bola mata y/n membulat. Kembang? Yang benar saja,

"Baiklah, aku akan menyiapkan.. berapa kantong yang Anda butuhkan?"

Meski agak menjengkelkan, y/n tetap memasang ekspresi ramah, murah senyumnya.

"Secukupnya."

Secukupnya itu berapa, sialan! Tangannya mengepal geram ingin rasanya meninju wajahnya.

"Baiklah, aku akan beri Tuan 3 kantong,"

"Terlalu banyak." ujarnya membuat y/n makin jengkel. Ingin rasanya mengusir pelanggan tak punya hati itu.

Siapa sih dia? Sok berkuasa sekali! Hmph..

Y/n pun memberi 2 kantong kembang yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Lalu, pelanggan itu mengeluarkan 2 koin 100 yen kepada y/n.

"Ambil kembaliannya" ucapnya.

"Baik. Silahkan jangan datang kembali~" sahut y/n dengan mengatakan kata 'jangan' dengan suara kecilnya.

*****

Beberapa pekan kemudian, di malam hari Y/n mendapati pelanggan menjengkelkannya datang ke tokonya lagi.

Kali ini pakaiannya berlumuran darah dan terdapat beberapa luka pada tubuhnya.

Dengan nafasnya yang tersengal-sengal, "Beri aku.. hah.. kembang lagi.. hah.." pintanya.

Hingga akhirnya ia terjatuh di pintu masuk toko sampai menghalangi jalannya pelanggan lain.

"Tuan! Astaga, lengannya tergores, berdarah!"

Y/n membopong Nanami ke kursi dekat dengan jendela toko.

Kemudian y/n bergegas ke dalam mengambil kotak daruratnya.

Dengan perlahan, y/n mengobati luka yang terlihat olehnya pada tangan Nanami. Kala itu, Nanami meringis kesakitan.

"Ta-tahan sebentar. Obat ini memang agak perih," ujar y/n suaranya sedikit bergetar, karena ia takut dengan pria di hadapannya saat ini.

Ketika dirasa sudah selesai mengobati luka, y/n terkejut melihat luka yang lebih besar lagi dibandingkan sebelumnya. Y/n sungguh kewalahan menanganinya.

"Obatnya sudah mau habis. Tunggu sebentar, aku akan membelinya di apotek depan tokoku" ucap y/n.

Sebelum pergi ke apotek, y/n menutup tokonya. Karena memang sudah waktunya Toko Bunga Violete tutup pada malam hari, pukul 11 malam.

Y/n sedikit berlari ketika menuju apotek depan tokonya. Sementara Nanami, terus memegangi lukanya, meringis kesakitan.

"Maaf, aku begitu lama. Kemarikan tanganmu!" perintah y/n, yang diperintah menurut saja.

"Aw.. akh..!" jerit Nanami. Seketika y/n menghentikan aktivitasnya.

"Sakit sekali ya?" tanya y/n, raut wajahnya begitu khawatir melihat kondisi Nanami.

"Tidak apa-apa, biar aku lanjutkan sendiri" ujar Nanami, mengambil kapas dari tangan y/n.

Ketika Nanami hendak mengobati lukanya sendiri, terlihat begitu dalam luka yang didapati Nanami, sehingga kemungkinan besar harus dijahit agar tidak terbuka dan mungkin saja harus diberi obat anestesi.

"Saya yang terluka, kenapa kau yang menangis?" tanya Nanami kepada y/n.

Tanpa disadari, y/n telah meneteskan air matanya.

"Eh?" Dengan cepat y/n menghapus air matanya.

"Kemarikan tanganmu, Tuan. Biar aku obati agar cepat sembuh," ucap y/n.

"Mau apa kau?" tanya Nanami dengan waspada.
"Aku akan menyembuhkannya dengan.. kekuatanku. Tolong rahasiakan hal ini dari orang lain,"
Y/n mulai mendekati kedua telapak tangannya pada luka yang didapati Nanami.

Denga sekali tarikan nafas, keluarlah cahaya hijau yang terang dari sana.

Seketika luka besar itu telah pulih dan kulitnya mulus kembali. Seperti tidak ada luka sama sekali.

Sedangkan luka kecilnya hanya tertutup dan meninggalkan bekas, sebab beberapa luka kecilnya hanya terkena percikan cahaya hijaunya sedikit.

Sungguh ajaib, seperti sebuah sihir.
Melihat hal itu, Nanami dibuatnya tercengang oleh gadis di hadapannya.

"Berapa usiamu?" tanya Nanami dengan agak sedikit lebih santai.

"19 tahu-". Bruk! Tiba-tiba saja y/n terjatuh dari kursi tempat duduknya.

*****

"Ughh.. kepalaku pusing sekali.. Aku butuh air.."

Y/n terbangun di ranjang besarnya. Tentu saja Nanami yang membawanya masuk ke dalam.

Lalu, y/n dirawat oleh seorang gadis perempuan, salah satu murid Nanami di sekolah Penyihir Jujutsu.

"Nanami-senseeii.. Y/n sudah mulai sadar nih.." panggilnya.

Nanami segera memasuki ruangan dimana y/n dan muridnya berada.

"Segera panggil Shoko Ieiri, Nobara" pintanya.

"Baik~" sahut gadis perempuan yang dipanggil Nobara tersebut.

Gantian Nanami yang menjaga y/n bersama dua murid laki-laki yang tentunya bersekolah di sekolah Penyihir Jujutsu.

"Nanami-sensei, apa benar dia seorang penyihir?" tanya Yuuji dengan berbisik kepada Nanami.

"Diamlah." balas Nanami. Ia mengambil botol yang berisi air minum lalu diberikannya kepada y/n.

"Sudah mendingan?" tanya Nanami kepada y/n.

"Iya. Bisa tolong ambilkan obat yang ada di laci?"

Nanami pun mengambil satu strip obat berwarna hijau pada laci nakas dan diberikannya kepada y/n.

Ketika y/n hendak meminumnya, tangannya ditepis hingga obat yang sudah ada di tangannya terjatuh.

"Ah, kenapa?" tanya y/n dengan heran.

"Ini obat apa? Apa kau tau, kalau meminum sembarang obat dapat merusak ginjal?" ujar Nanami.

Ia menghancurkan semua obat yang ada dan membuangnya ke tempat sampah.

Hei! Apa-apaan tingkahnya itu?! Benar-benar menjengkelkan, aku harus melawannya!

"Kau siapa, hah!? Atas dasar hak apa kamu-"

Ngiiing..

"Ah, sial!"

"Nanamin, tolong minggir sebentar!" pinta Shoko yang sudah tiba di belakang Nanami.

Shoko mulai memeriksa tubuh y/n. Terlihat ia tengah berusaha mengeluarkan sesuatu dari tubuh y/n.

"Ugh.. Ini kutukan, sepertinya dia menyerap kutukan yang menempel pada lukamu," ucap Shoko kepada Nanami, seraya menunjukkan monster kecil-kecil yang mengambang pada telapak tangannya.

Jadi dia betulan pengguna sihir penyembuh ya. batin Nanami.

*****

Lanjut? Kalo rame~

Maaf kalau ada kalimat yang kurang nyaman dibaca. Tolong beri responnya. Saya akan memperbaiki di chapter selanjutnya. Terima kasihh..

Klik suka dan jadikan cerita ini favorite Anda. Ikuti terus ceritanya!!

See u next time!

Nanami Kento & Shaman Girl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang