Tok tok tok..
"Masuk" ucap orang dari dalam ruangan tersebut.
"Pah.." panggil Vierez
"Duduk" titah sang papa
Mereka berdua pun menurut dan langsung duduk di kursi yang berada tepat di depan meja kerja papa (Zayyan Ranendra)."Kenapa papa panggil kita kesini?" Tanya Vierez pada papa nya.
"Ada yang mau papa omongin sama kalian.." papa menjeda kalimat yang akan keluar dari mulut nya, sambil terus menatap ke arah kedua anaknya secara bergantian.
"To the point aja pah, apa yang mau papa omongin sama kita" ucap JeanDengan sedikit menarik nafas dalam papa pun berbicara..
"Papa mau kirim salah satu dari kalian ke Australia" titah sang papa.Jean dan Vierez merasa sedikit kaget dengan perkataan papa mereka.
"Papa serius mau kirim salah satu dari kita ke Australia?" Tanya Jean
"Iya, Jean.. papa mau salah satu dari kalian bantu papa buat urus perusahaan papa yang ada di Australia." Jelas papa
"Tapi pah, kita berdua kan masih sekolah?" ucap Vierez
"Papa tau, nanti salah satu dari kalian bisa lanjutin sekolah di sana" ucap papa
"Tapi pah-" ucap Vierez terpotong oleh Jean
"Biar Jean yang berangkat" ucap Jean yakin.Sontak Vierez dan papa menoleh ke arah Jean..
"Kamu yakin mau bantuin papa?" Tanya papa untuk memastikan.
"Yakin." ucap Jean yakin dengan keputusan yang dia buat.
"Terimakasih udah mau bantu papa untuk urus perusahaan papa. kamu tenang aja, ini ga akan lama" ucap papa Zayyan berterima kasih sambil memeluk Jean.Jean dan Vierez pun akan kembali ke kamarnya untuk belajar dan istirahat..
"Je.." panggil Vierez saat Jean akan memasuki kamarnya.
"Hm?" Jean menoleh ke arah Vierez
"Jean beneran mau berangkat ke Australia?" Ucap Vierez sambil menunjukkan ekspresi sedih dengan mata yang berkaca-kaca.
"Lo nangis? Mau lo nangis sekalipun, gue bakal tetep pergi. Jaga diri lo di sini, gausah khawatirin gue." Ucap Jean lalu pergi memasuki kamarnya, dan meninggalkan Vierez yang sudah meneteskan airmata nya lalu berjalan perlahan menuju kamarnya.."Hiks Jean mau ninggalin Vierez sendiri hikss.." ucap Vierez dalam tangis nya.
Pagi harinya, Jean langsung berpamitan untuk berangkat ke sekolah tanpa ikut sarapan bersama keluarganya..
"Mah, pah, Jean dimana?" Tanya Vierez kepada orang tua nya.
"Jean tadi udah berangkat duluan sayang, katanya lagi ada urusan" jawab mama Lana kepada anaknya.
Vierez hanya mengangguk dan duduk untuk sarapan.Di markas genk Black Moon yang berada di belakang sekolah, tepatnya adalah sebuah warung yang biasa di gunakan tempat berkumpul para anggota gank Black Moon ketika di sekolah.
"Gue mau minta tolong sama kalian" ucap Jean memecah keramaian yang di timbulkan teman-temannya.
Semua anggota langsung menatap serius ke arah sang ketua.
"Bantuan apa?" Tanya Ryan yang duduk tepat di sebelah Jean.Dengan yakin Jean pun menjawab
"Dalam waktu dekat ini gue bakal berangkat ke Australia" jawab Jean kepada semua anggota.Semua anggota yang sedari tadi diam memperhatikan pun mulai riuh dengan segala pertanyaan yang mereka tujukan kepada Jean.
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Arka
"Bokap gue yang suruh, tapi ini semua ga bakal lama. gue cuma sementara di sana" jelas Jean
"Gue minta tolong sama kalian, selama ga ada gue nanti, kalian jangan pecah. Gue bakal kasih kepercayaan buat mimpin gank Black Moon ini ke Ryan sampai gue kembali" ucap Jean dengan lantang kepada parah anggota sambil menoleh ke arah Ryan..
"Tolong jagain gank ini selama gue ke ga di Indo" ucap Jean sambil menepuk pundak sahabat nya tersebut (Ryan).
"Lo tenang aja, gue bakal jagain gank Black Moon ini buat lo dan kita semua." ucap Ryan
"Thanks bro" ucap Jean sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman, Ryan juga membalas salaman tersebut sambil menganggukkan kepalanya.Jam menunjukkan pukul 07.20, bel masuk sekolah pun berbunyi.
Semua murid buru-buru memasuki kelas untuk mengikuti kegiatan belajar yang akan di mulai.
Terlihat seorang siswa yang duduk di kursi nya sedang melamun sambil menghadap keluar jendela, dia sedang memikirkan soal saudara kembar nya yang akan pergi meninggalkan nya ke Australia.
"Selamat pagi anak-anak" ucap guru yang baru saja memasuki kelas.
"Ibu absen dulu ya?" Ucap guru tersebut ingin mengabsen nama-nama siswa.
"Zergio Vierez Ranendra" panggil guru tersebut ingin mengabsen.
Di sisi lain Rava yang melihat Vierez tengah melamun itupun segera memanggil sahabat tersebut.
"Vier, itu di absen woy" ucap Rava sambil menggoyangkan tubuh Vierez.
Vierez yang tersadar pun dengan cepat mengangkat tangannya
"Ada bu!!" Ucap Vierez dengan sedikit berteriak.Rava hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan sahabat nya tersebut.
"Lo kenapa dah? Ngelamun mulu dari tadi" Tanya Rava pada sahabatnya.
"Gue gapapa kok" ucap Vierez sambil tersenyum agar sahabatnya tidak curiga padanya.Pelajaran pun di mulai seperti biasa tanpa halangan apapun, hingga bel istirahat berbunyi.
"Kantin yok!" Ajak Rava
"Hmm ayok" jawab Vierez semangatMereka berdua berjalan menuju Kantin bersama, sesampainya di kantin.. ternyata kantin begitu ramai hingga tidak ada tempat duduk yang tersisa.
"Buset rame bener, udah mirip pasar" celetuk Rava
"Kita beli makanan, terus makan nya di halaman aja gimana?" Ucap Vierez memberi saran
"Boleh tuh, kalo gitu biar gue aja yang beli, kalo lo ikutan beli yang ada malah ilang. lo mau apa?" Tanya Rava
"Pentol aja, sama es ya" pinta Vierez
"Okey, tunggu sini jangan kemana-mana" suruh Rava sebelum dia masuk kedalam kerumunan di dalam kantin.Beberapa saat kemudian Rava pun kembali dengan membawa makanan milik nya dan pesanan milik Vierez
"yok cari tempat buat makan" ajak Rava yang hanya di angguki oleh Vierez.Mereka berdua memutuskan untuk makan di halaman, tepatnya di bawah pohon yang tidak jauh dari area lapangan basket.
Disaat mereka asik makan, Vierez mengalihkan pandangannya menuju lapangan basket yang tidak jauh dari tempat ia duduk sekarang.
Dia melihat sosok familiar yang tengah serius bermain basket bersama teman-teman nya.. sosok tersebut adalah Jean saudara nya yang akan pergi ke Australia meninggalkan nya sendiri.
Jean yang merasa dilihati pun menoleh ke arah dimana Vierez tengah duduk sambil menatapnya sekarang ini, Vierez yang merasa Jean baru saja memergokinya sedang menatap dirinya pun otomatis langsung membuang muka ke arah lain.
Tiba-tiba saja ada bola basket yang terlempar dari lapangan sedang melayang ke arah Vierez, dengan cepat Jean berlari ke arah Vierez berusaha menangkis bola basket tersebut supaya tidak mengenai Vierez, dan bughh..
Jean berhasil menangkis bola tersebut ke arah lain, Vierez sedikit terkejut melihat Jean yang tiba-tiba berdiri tepat di sebelah nya, dengan keadaan tubuh yang berkeringat dan rambut yang sedikit acak-acakan.
Jean menatap Vierez dengan intens lalu pergi begitu saja menuju kembali ke lapangan, Vierez hanya memperhatikan dan berpikir, apa yang baru saja saudara nya lakukan?.
"Vier, lo gapapa kan?" Tanya Rava
"Gue gapapa, emang gue kenapa?" Tanya Vierez bingung
"Syukurlah, lo gapapa kok" jelas RavaBeberapa saat berlalu, bel masuk kelas pun berbunyi..
Semua siswa berhamburan untuk menuju kelas mereka masing-masing, begitu pula dengan Vierez dan juga Rava, mereka berdua akan kembali ke kelas mereka untuk pelajaran selanjutnya.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 15.00, bel pulang sekolah pun berbunyi..
Semua siswa sibuk bersiap untuk pulang, termasuk juga Vierez dan juga Jean, mereka berada di kelas yang berbeda.
Jean tengah berjalan bersama teman-teman nya menuju parkiran.
"Ntar malam jadi balap kan?" Tanya Kevin
"Jadi lah" Balas Arka
"Lo ikut kan je?" Tanya Ryan kepada Jean
"Gue ikut. biar gue yang turun ke arena malam ini" jawab JeanMereka semua pulang dan akan berkumpul kembali di markas genk Black Moon malam ini pada pukul 21.30.
Bantu vote dan komen ya!!
~💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Brothers
Novela Juvenil"maaf karena telah membencimu" ~Zergio Jean Ranendra "kau adalah saudara ku, dan akan selalu seperti itu" ~Zergio Vierez Ranendra