BAGIAN 1

20.7K 672 24
                                    

Halo!

Bantu Haven dan Rena tumbuh besar ya

⚠ BANYAK KATA KASAR

BAGIAN 1

"Berat anjir!" Gerutu seorang gadis seraya menyeret seenggok koper berwarna pink ditangan kanannya, sedangkan di bahu kiri, tersampir tas selempang yang sudah mengembung besar.

"Lemah," desis laki-laki yang jaraknya beberapa langkah di depannya, sama seperti dirinya, laki-laki tersebut juga menyeret sebuah koper yang berjumlah 2, ditambah sebuah tas cukup besar di punggungnya.

Sesekali, kepulan asap keluar dari bibir tebal laki-laki itu yang sejak turun dari mobil sudah tersumpal sebatang rokok.

“Hah!” dengus gadis yang biasa disapa Rena, tapi beda lagi kalau laki-laki tadi yang memanggilnya. Kedua tangannya ia tumpukan ke atas koper, bola mata gadis itu mulai bergerak mengamati situasi rumah yang akan ia tempati hingga tidak tahu kapan.

Setelah puas, Rena kembali menatap ke depan, laki-laki bernama Haven yang sedari tadi mengacuhkannya akhirnya membalikkan badan, menatap manik mata sang istri.

“Duluan aja,” ujarnya singkat, kedua kaki jenjang yang terbalut celana pendek jeans tersebut mulai melangkah ke depan, tanpa sepatah kata, tangan kanannya menyeret koper yang sebelumnya dibawa Rena.

Rena mengangguk semangat, dengan langkah 45, ia mulai membuka pintu dan membukanya secara perlahan.

“Suruhan Papa,” ujar Haven yang melihat istrinya keheranan di depan pintu. Mungkin, ekspektasi Rena kalau rumah yang bakal ia tempati bakal kotor, tapi nyatanya malah sebaliknya.

Rena mendengus pelan, kesal dengan ucapan Haven yang membuatnya berpikir untuk mencerna setiap perkataannya. Setelah itu, ia langsung masuk ke dalam rumah, kedua netranya tidak henti menginisialisasi setiap benda yang tertata rapi di ruang tamu.

“Ada berapa ka—?”

“Dua, yang satu buat gue kerja, satunya lagi buat tidur,” potong Haven cepat, “Nggak usah ekspektasi bakal pisah ranjang, emangnya nggak mau buat anak sama gue?”

“Nyesel gue ngomong sama lo,” timpal Rena memutar bola matanya malas.

“Nikahnya lo nggak nyesel?” tanya Haven setelah mejajarkan tiga koper yang menjadi momok sedari tadi.

Bukannya menjawab, Rena malah langsung berlalu tidak tentu arah. Tujuan gadis itu, hanya segera menemukan kamar untuk menyembunyikan rasa salahsalah tingkahnya.

“Bangsat. Bisa-bisanya gue nikah,” dengus Haven pelan ketika melihat Rena yang sudah berlalu meninggalkannya.

“Punya anak seru kali ya,” gumamnya yang kini mulai menyenderkan punggungnya ke sofa, kedua tangannya mulai terangkat guna menghitung sesuatu yang muncul di pikiran laki-laki tersebut.

“11 anak, atau 12 anak?”

“Mantep nih kalau buat club sepak bola,” halu Haven yang sayangnya harus terhenti tatkala kepalanya terkena lemparan bantalan.

“Anjing!”

“Nggak usah halu mau punya anak sama gue! Gue tuh maunya punya anak sama gus gus ganteng, biar nanti muka anak gue ada arab-arabnya,” cerecos Rena yang malah tidak jadi pergi ke kamar dan kembali menyerahkan dirinya menjadi bahan skakmat ucapan suaminya.

HAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang