BAGIAN 15

4.3K 200 11
                                    

Halo!

Cerita ini udah mulai anyep, interaksi dari kalian sangat pasif. Maaf kalau lagi² slow update.

Thx buat yg msih nungguin cerita ini, notif dari kalian sangat saya harapkan.

BAGIAN 15

•••

Haven menatap layar televisi dengan malas, kalau bukan Opa dan Papanya yang maksa untuk ikut nonton konferensi pers tersangka korupsi yang melibatkan Rama kemarin.

“Kami menegaskan kepada seluruh masyarakat Indonesia, untuk stop cyber bullying kepada bapak Rama sekeluarga. Apa yang terjadi kemarin hanyalah salah paham, dan kami bertanggung jawab penuh untuk pemulihan nama baik beliau dan keluarga.”

Jepretan flash kamera terus berkedip-kedip. Salah tangkap yang di lakukan KPK dan Pihak Kepolisian yang diumumkan konferensi pers sebelumnya tersebut langsung menjadi trending topic di berbagai sosial media.

“Kami sudah menangkap 10 dari 15 pelaku yang terlibat.”

“Mama kamu terlibat,” ujar Rama pelan, sontak saja hal tersebut langsung membuat Haven menajamkan penglihatannya terhadap para tersangka yang memakai baju tahanan berwarna oranye yang membelakangi kamera.

Laki-laki itu meneliti postur tubuh yang sekiranya mirip dengan Intania, hingga pada urutan ke 7, jantung Haven langsung berdegup kencang. Ia sedikit shock, ia benar-benar tidak menyangka jika wanita yang akhir-akhir ini membuatnya emosi malah terlibat dengan kasus besar seperti ini.

“Papa juga nggak tahu kalau dia terlibat. Kalau kata Pakdhe, dia jadi perantara untuk memecah penyaluran uang korupsi,” jelas Rama sedikit melirik ke Papanya. Hubungan mereka masih belum membaik, hanya saja, Rama tidak sejahat itu untuk benar-benar memutuskan untuk menjahui Johnson.

Karena, laki-laki itu yakin. Suatu saat ini, hubungannya dengan sang Ayah akan menjadi baik seperti semula.

“Pantes. Hedon,” timpal Haven yang mencoba tidak peduli. Rasa sayangnya kepada Intania sebagai seorang ibu, entah kenapa semakin hari, semakin berkurang.

Anggap aja dirinya dosa!

“Papa mau ngundurin diri dari jabatan direktur.”

Haven dan Johnson langsung menatap Rama heran, terutama Johnson yang menatap anaknya dengan tatapan khawatir.

“Kenapa?” tanya Johnson yang mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia masih malu untuk menatap anaknya tersebut.

“Mau buat usaha sendiri Dad,” jawab Rama pelan, matanya kini kembali menatap layar televisi. Bisa ia lihat mantan istrinya itu, ia sedikit menyesal, kenapa harus menikah dengan wanita seperti itu.

“Nanti kalau kamu udah lulus bantuin Papa,” lanjut Rama yang kini menatap Haven. “Lagi marahan sama Rena ya?” tebaknya seraya tertawa, mimik wajah anaknya sekarang ini sangat lucu. Seperti tertekan, tapi juga seperti nggak ada masalah apa-apa.

Johnson yang mendengar itu langsung menatap cucunya, “Biasanya, kalau cewek udah bilang terserah. Berarti dia itu lagi ngambek sama kamu, atau nggak, kata terserah itu memiliki banyak arti. Intinya jangan anggep sepele kata terserah,” jelasnya yang membuat Haven menatap Opanya serius. Sepertinya, Opa adalah guru untuk memahami sifat wanita.

HAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang