BAGIAN 19

3.6K 183 34
                                    

Seenggaknya, kalau nggak coment, vote anjir. Biar saya tahu, kalau masih ada yang nungguin cerita ini.

Bakal update kalau udah 100 vote, hitung-hitung sambil nunggu 100k pembaca.

BAGIAN 19

Berbagai sorakan terdengar ke seluruh penjuru SMA GADJAHMADA, sudah lebih dari satu minggu lamanya para murid dari kelas X hingga kelas XII melaksanakan ujian tengah semester.

Tidak perlu ditanya lagi, raut wajah dari setiap siswa sudah cukup untuk menggambarkan proses ujian yang baru saja mereka lalui. Ditambah, jam yang masih menunjukkan pukul 11 siang, membuat sorakan yang terdengar hampir dipenuhi oleh sorakan bahagia, pasalnya mereka akan pulang lebih cepat dari biasanya.

“Nggak mau cerita?” tanya Haven bersedekap seraya menatap Rena yang menunjukkan raut wajah bingung.

Haven menghembuskan napas pelan, sepertinya kejadian semalam memang sengaja disembunyikan Rena sendiri, tanpa ada niat untuk jujur kepadanya.

“Ck. Flashdisk,” jelas Haven melirik Rena yang kini langsung menoleh kebelakang. “Secara nggak langsung, buat Papa masuk penjara.” Haven tidak perlu mempertegas siapa yang ia maksud, terbukti dengan gadis di depannya yang langsung menatapnya intens.

Kepulan asap rokok mulai terhembus dari bibir tebal Haven, netranya terus terpatri ke arah istrinya.

“Kamu kira, pembebasan Papa tanpa campur tangan aku?” tanya Rena tersenyum tipis, “Akang, udah lihat isi flashdisknya?”

Haven menggeleng pelan, mungkin, dirinya baru bisa tahu isi benda tersebut setelah sampai dirumah nanti, yang terpenting dalam benak laki-laki itu hanyalah alasan kenapa Rena menyembunyikan hal sebesar ini.

Ada sedikit rasa lega dalam diri Haven, setidaknya benda tersebut ditemukan oleh orang yang tepat.

“Banyak hal yang disembunyikan Papa.”

“Nggak semua hal harus Akang tahu,” lanjut Rena duduk di sebelah Haven, menyenderkan kepala pada bahu laki-laki itu.

“Aku lebih dulu tahu jika kamu punya kembaran, apalagi Mama kandung Akang. Lebih baik nggak tahu isinya, biarin semua berjalan sesuai dengan apa yang sudah digariskan.”

Menginjak puntung rokoknya hingga padam, Haven lantas mengusap surai istrinya pelan. Pikirannya tidak sependek perkiraan orang jika ia akan marah besar.

Berumah tangga dengan Rena membuat banyak hal berubah dalam diri Haven, bahkan ada kalanya ia harus berperang melawan egonya sendiri, begitu juga dengan Rena.

“Marah?”

“Ngapain? Percaya sama istri.”

Rena terkekeh pelan, “Nggak takut istri?”

Mencubit hidung Rena pelan, Haven ikut terkekeh. “Masih ditanya.”

“Kamu kalau marah nyeremin.”

Rena tersedak, apa ia tidak salah dengar?, disisi lain Haven yang melihat reaksi Rena jadi malu sendiri, buru-buru laki-laki itu berdiri dan menarik lengan istrinya pelan.

“Ke rumah Opa ya? Hansen kayaknya kangen sama aku,” ujar Haven membuat Rena mendelik, percaya diri sekali suaminya itu.

“Yang kangen Akang kali.” Langkah kaki Rena terus melangkah mengikuti Haven, melirik ke samping, Rena langsung tersenyum nakal.

”Gendong.” Tak ayal, permintaan Rena barusan membuat Haven menghentikan langkahnya, tanpa menunggu lama lagi, laki-laki itu mulai berjongkok.

“Naik.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang