"Mari kita istirahat 15 menit!"
Mendengar ucapan pelatih barusan , para member 127 yang sudah 1 jam lamanya berlatih koreografi simon says untuk comeback mendatang mereka langsung berlari berhamburan ke seluruh pinggir ruangan training, tempat dimana mereka menaruh tas, minuman dan perlengkapan pribadi milik mereka.
"Katalk! Katalk! Katalk! Katalk!"
Doyoung yang menaruh botol minuman miliknya di dekat meja secara tidak sengaja melihat notifikasi pesan singkat dari handphone milik Mark yang memang diletakkan tepat disamping botol minuman Doyoung.
"Mark! ada pesan untukmu"
Seru Doyoung yang tidak memperhatikan isi pesan ataupun pengirim pesan yang muncul di handphone Mark tersebut dan malah menggeser tubuhnya untuk memudahkan Mark mengambil handphone miliknya.
"Dari siapa??"
Tiba - tiba saja tanpa aba-aba Haechan muncul dari belakang Doyoung sembari mencoba membaca pesan di layar handphone Mark tapi tentu saja ia masih kalah cepat dengan Mark yang langsung merebut handphone miliknya sebelum Haechan bisa membacanya.
"Ri.. siapa itu ri? Yeri noona?"
Rupanya Haechan sempat sedikit nama pengirim pesan tersebut sembari menerka - nerka siapa orang yang mengirimi pesan kepada Mark.
"Aniya... Yeri noona seharusnya Yerim bukan Yeri"
Ucap Haechan pada dirinya sendiri sembari mendekati Mark.
"Yak!! Berhenti!"
Mark berusaha keras menghalangi Haechan yang sampai detik ini pun masih berusaha untuk melihat ke arah handphonenya.
"Oh!! Arin noona? Tapi harusnya Rin bukan Ri.."
"Lee Haechan, kau mau membuang waktu istirahatmu hanya untuk seperti ini?"
"Ahh benar! Aku bahkan belum sempat minum"
Haechan pun memutuskan untuk menjauh dari Mark dan mengambil botol minum dan meneguknya sembari duduk di sofa. Kesempatan itu tentu saja digunakan Mark untuk membaca pesan tersebut.
-Ari-
HiAku tahu kau sibuk
Tapi bisakah aku tahu kapan kira-kira kita akan berlatih lagi?
Supaya aku bisa mengosongkan jadwalku
"Hyung.. kapan kira-kira aku punya waktu kosong sebelum larut malam? Sekitar 1 jam juga tidak apa-apa"
Tanya Mark pada manager hyungnya sebelum ia membalas pesan dari Ari.
"Emmm.."
Manager hyung yang kebetulan saat ini sedang membuka macbooknya langsung membuka jadwal Mark yang disimpan dengan rapi di file di laptopnya.
"Selasa minggu depan kau punya waktu kosong di sore hari jam 5 sore. Tapi hanya 2 jam saja karena kau harus bersiap untuk jadwal di malam hari"
"Arrasoyo.. Gomawo hyung"
Mark pun segera membuka kembali Kakaotalknya membalas pesan dari Ari untuk mengabarkan latihan gitar yang ketiga kalinya. Sayang sekali terakhir mereka belajar Mark hanya bisa mengajar selama setengah jam, itupun baru di mulai di jam 8 malam.
"Wae? Kau mau ke studio ayahmu lagi?"
Mark hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan manager hyungnya.
"Yerim noona, pasti Yerim noona! Pasti dia belajar musik denganmu, emm apa ya.. gitar! Hyung kan jago bermain gitar"
Rupanya Haechan masih belum menyerah dan diam-diam mendengarkan percakapan Mark dan manager hyung.
"Yerimie sudah cukup hebat bermain gitar, lagipula berapa kali harus ku katakan padamu jika aku dan Yerim hanya berteman?"
"Aku tahu, aku hanya suka saja meledek hyung. Oh iya hyung? Bagaimana dengan gadis yang memotretmu itu? Kau bertemu dengannya?"
"Gadis di gereja yang kau curigai sebagai sasaeng fans?"
Doyoung yang sedari tadi diam saja akhirnya ikut menimpali pembicaraan Haechan dan Mark. Ia ingat Haechan pernah menceritakan tentang Mark yang tidak sengaja bertemu dengan gadis yang memotretnya diam-diam.
"Eung, gadis sasaeng fans"
"Apa yang kau katakan? Kau tidak boleh sembarangan menyebut orang sasaeng fans tanpa tahu yang sebenarnya"
Haechan membulatkan matanya kaget karena tidak percaya dengan ucapan Mark barusan. Ia masih tak menyangka jika Mark percaya jika gadis itu bukan sasaeng fans.
"Oh!! Kau membelanya?? Jangan-jangan orang yang mengirimi pesan tadi gadis itu??"
"Aniya.. Mark bahkan tidak pernah ke gereja lagi sejak terakhir mengembalikan kamera itu. Dan aku yang mengembalikannya pada gadis itu bukan Mark"
Mark langsung menghela nafasnya.
Untung saja manager hyung secara tidak langsung membantunya dengan menjawab pertanyaan Haechan. Jika tidak ia sama sekali tidak tahu bagaimana ia harus menjawab Haechan.Wahh memang benar Lee Haechan memang pintar, bahkan ia bisa menebak dengan benar!
Batin Mark.
***
Krekk..
Ari yang sedari tadi men-scrool-ing instagramnya langsung terdiam dan menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka.
"Mianhae, aku terlambat"
"Aniya, gwaechana"
Ari menoleh sekilas ke arah Iphonenya sebelum meletakkan benda itu di meja.
10 menit, Mark, orang yang ia saja datang dan ia tunggu-tunggu itu terlambat datang 10 menit dari waktu janjian mereka.
"Bagaimana kalau kita langsung mulai saja?"
Mark melepaskan topi abu-abu yang ia gunakan dan langsung mengambil gitarnya, begitu pula dengan Ari.
Biasanya Ari tidak suka ketika seseorang tidak tepat waktu tapi ia tidak masalah ketika Mark terlambat. Ia tahu Mark memang sibuk walaupun tidak tahu apa kesibukan yang Mark lakukan.
"Ahhh.. mian, kita ulangi sekali lagi"
Sudah sekitar 3-4x Mark mengucapkan kalimat itu, padahal mereka baru mulai kurang dari 20 menit lamanya.
"Kau mau istirahat?"
Tanya Ari pada Mark yang langsung dijawab dengan gelengan kepala.
"Tidak usah kita mulai saja"
Ari hanya diam saja dan mengikuti Mark yang kembali memulai mengajar, namun hanya butuh 3 menit lamanya untuk Mark kembali membuat kesalahan.
Ari diam-diam memperhatikan Mark yang ada dihadapannya. Kantung mata namja itu menggelap dan menebal, tulang pipinya lebih menonjol dari 2 minggu lalu terakhir kali mereka bertemu. Bagi Ari, namja itu terlihat begitu lelah, seolah menanggung banyak beban di pundak dan juga di kepalanya.
"Minhyung-ah..."
Mark menoleh ke arah Ari yang tiba-tiba saja sudah meletakkan gitarnya.
"Aku rasa kita perlu istirahat, atau apakah lebih baik kita sudahi saja?"
Mark hanya diam saja, sama sekali tidak merespon Ari. Mark seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Tidak bisa.. ikut aku!"
Dengan sigap Ari menggapai lengan Mark dan langsung menarik namja itu keluar dari studio.
Tentu saja sebelum mencerna apa yang terjadi dan bertanya kepada Ari kemana tujuan mereka, Mark tidak lupa meraih topi miliknya.****
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Rain | Mark Lee
FanfictionHe was sunshine, I was midnight rain He wanted it comfortable, I wanted that pain He wanted a bride, I was making my own name Chasing that fame . . Aku tersenyum mendengar lagu itu, lagu itu mengingatkanku pada seseorang, Mark Lee. Dia adalah bintan...