S2-06 🔞

6.2K 251 10
                                    

⚠️PERINGATAN⚠️

Ada surprise di akhir part, siapkan diri kalian!

Oke let's go!

.
.
.

Jinan sedang berada di bandara, seperti yang ia sudah katakan, ia akan kembali ke Australia dengan membawa Alvaro, karena memang tujuan utama ia membuat Alvaro sembuh dari depresi nya.

Sulit memang awalnya karena Alvaro memberontak terus, tapi Chanyeol sebagai Psikiater Alvaro, mendampingi Alvaro, jadi lah Alvaro bisa tenang.

"Pokoknya sampai Aussie kamu harus kabarin aku ya",ucap Shani.

"Pasti kok Shan",balas Jinan.

Shani melirik Chanyeol.

"Inget jagain nih mbak pacar kasihan dia kalau harus jagain Alvaro sendirian"

Chanyeol langsung membuat gesture hormat.

"Siap Shan"

Memang antara Jinan dan Chanyeol mereka sudah resmi menjadi pasangan 3 hari yang lalu.

Jinan, Chanyeol, dan Alvaro akhirnya pergi, Shani menghela nafas panjang, ia tak menyangka ia akan kembali berpisah dengan Jinan.

Feni dan Gracia yang ada di samping Shani menenangkan Shani.

"Ci Shani tenang, ini kan demi Alvaro juga, kasihan loh dia depresi nya kronis gitu sampai benar - benar mempengaruhi mental nya"

Shani mengangguk.

"Kamu bener Mpen, ya semoga setelah ini Alvaro bisa kembali seperti sedia kala"

Gracia tersenyum.

"Daripada disini nangis, mending kita ke makam dedek yuk!",ajak Gracia.

Mereka pun meninggalkan bandara, menuju makam Christy.

Sebelum ke makam, mereka mampir ke pasar untuk membeli kembang dan air.

.

Selesai membeli kembang dan air mereka langsung tancap gas menuju TPU tempat Christy di makamkan.

Ralat bukan hanya Christy, tapi kedua orang tua mereka, karena Christy memang di makamkan bersebelahan dengan makam orang tua mereka.

Sampai di makam, mereka langsung memanjatkan doa untuk Christy dan kedua orang tua mereka.

Selesai dengan doa, mereka menaburkan kembang dan menyiramkan air.

"Gimana kabar kamu dek? pasti udah bahagia ya disana karena bisa ketemu ayah dan bunda"

Shani menahan air mata nya agar tidak jatuh.

"Cici kangen kamu dek"

Shani mengelus nisan makam adiknya lalu menciumnya.

Selalu seperti ini setiap mereka berkunjung, selalu ada air mata yang tertumpah, air mata yang menandakan rasa rindu mereka pada adik bungsu mereka.

Adik yang dulu selalu menjadi alasan mereka untuk bahagia, adik yang selalu memancarkan aura kebahagiaan.

Adik yang meskipun sedang sakit masih bisa tersenyum dan menyebarkan aura positif untuk mereka.

Feni memperhatikan cici nya yang kembali menangis karena kehilangan, sakit rasanya melihat ini.

.
.

Gita..

Kita tinggalkan mereka bertiga, sekarang kita lihat Gita yang sedang menikmati me time nya sambil menyeruput teh hangat nya, di temani dengan majalah mingguan nya.

The Family StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang