05

476 40 0
                                    

Dua minggu berlalu dan Kaisa di buat bingung oleh Jeika yang tiba-tiba menjadi diam, tidak lagi merengek padanya, pecicilan, cerewet, ataupun kelakuan lainnya yang Sering Jeika lakukan.

Sampai Linda dan Hesa merasa hal yang sama, mungkin Kaisa benar-benar lupa kalau Jeika sering di rundung teman-temannya di sekolah.

Seketika Linda memiliki ide jahil. Kali ini Linda bekerja sama dengan Kaisa, mungkin kalau dengan Hesa tidak akan berjalan dengan lancar. Linda menyuruh Kaisa untuk memberi iming-iming yang tentunya membuat Jeika tertarik.

"Jeka nanti jadi nggak beli hp?" tanya Kaisa saat melihat Jeika yang menuju kulkas di dapur dan Jeika hanya diam tak merespon.

"Emm kayanya mama hamil lagi deh kak." ucap Linda dan Membuat Kaisa melotot kaget, Jeika pun sebenarnya terkejut.

'Mama hamil? Berarti nanti Jeika ngga di sayang lagi sama mama ya, aduh gimana nih.' ucap Jeika dalam hati yang was-was.

Kaisa masih melotot tak percaya pada Linda, Linda pun mengedipkan sebelah matanya menandakan ini bagian dari ide jahil Linda.

"O-oh.. Kaisa pengen adek cewe ya ma." ucap Kaisa setelah terkonek dengan Linda.

"Iya kak, dari kemarin mama mual-mual terus, mungkin mama hamil lagi." timpal Linda lagi.

"Yah kasihan banget ya Jeka ma, katanya pengen masih di manja sama mama papa tapi mama mau punya adek lagi." Kaisa pun mulai memanas-manasi Jeika yang diam-diam mendengarkan.

"Yaudah lah kak, Jeika kan udah gede jadi besok Jeika langsung kerja aja." balas Linda dan tiba-tiba Jeika berteriak dan berlari menuju Linda dan memeluk Linda.

"Mama jangan punya adek lagi!! Biar Jeika yang jadi satu-satu adeknya kak isa maa~" ucap Jeika yang sudah menangis.

"Hahaha yang namanya bayi tetep bayi Jei." saut Hesa setelah melihat Jeika menangis di pelukan Linda.

"Emang kenapa? Kan dari tadi Jeika cuek, kan kalau cuek berarti udah dewasa, udah gede." ucap Linda yang masih menjahili Jeika.

"Enggakk, Jeika masih adek kok." rancau Jeika.

"Kak isa jangan videoin Jeika nangis!" marah Jeika saat melihat Kaisa yang merekamnya saat menangis.

"Yaudah tapi janji ya jangan cuek sama mama, kalau Jeika cuek lagi ke mama, adek baru langsung keluar dari perut mama, mau?" tanya Linda menakut-nakuti Jeika karena tak ingin Jeika tumbuh tanpa interaksi dengan keluarga.

"Iya enggak, tapi jangan bikinin Jeika adek ya!" jawab Jeika.

"Iya-iya enggak sayang." balas Linda dan memeluk erat Jeika.

"Tapi Kaisa pengen adek cewe mah, bikinin ya." ucap Kaisa menggoda Jeika.

"Kak isa!!!" bentak Jeika, dan bukannya tampak menakutkan tapi mengundang gelak tawa Linda, Kaisa, dan Hesa.

•••

Sore hari yang tenang dengan Hesa dan Kaisa menonton tv lalu terlihatlah Jeika yang berjalan menghampiri Hesa, "Paa, beliin Jeika motor pa." tiba-tiba Jeika meminta motor pada Hesa yang jelas-jelas Jeika saja tidak bisa naik motor.

Kaisa yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah Jeika. "Gausah aneh-aneh deh je." ucap Kaisa menatap Jeika.

"Ih bener kak, Jeika pengen punya motor. Kayak yang di video gitu terus nanti di permak, lampu nya di ganti lampu kelap-kelip pasti bagus." ucap Jeika sambil berangan-angan.

"Yaudah nanti papa— " ucapan Hesa terhenti saat melihat Kaisa yang memberikan isyarat "tidak" pada Hesa.

"Jangaannn!! Jangan paaa!!!" bisik Kaisa sambil melambaikan tangannya pada Hesa dan Kaisa langsung berpura-pura main hp saat Jeika menoleh ke arah Kaisa.

JEIKA || CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang