Milk Choco

9 2 1
                                    

Mereka melihat benda asing di sana. Ketiganya bingung. Jeonghan dan Soonyoung saling bertatapan.

Di tengah keheningan itu, sosok Mingyu yang tak ternotis kehadirannya kini berjalan santai melewati mereka. Tubuh lelaki jangkung pemilik title si Jenius dari Negeri Matahari kini berjalan ringan hingga presensinya hilang di balik dinding bangunan.

Wonwoo, Jeonghan, dan Soonyoung jelas melihat Mingyu melewati mereka. Namun, pikiran mereka masih tertuju pada sesuatu di dalam loker Wonwoo.

Dari siapa?


🌸🌸🌸

Sahabat  ....

Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata itu? Seorang teman seperjuangan? Teman dekat? Keluarga? ... atau Kucing?

Bagi Wonwoo, definisi sahabat adalah Jeonghan dan Soonyoung. Ia tidak tahu apa arti sahabat sesungguhnya. Hanya saja jika ditanya demikian, Wonwoo dengan senang hati menjawab Jeonghan dan Soonyoung. Pertemanan mereka yang bagai benang dan layangan sudah menjadi rahasia umum. Semua siswa bahkan guru di sekolah pun tahu sedekat apa ketiga lelaki yang dikenal seluruh penjuru sekolah.

Wonwoo si pendiam yang cerdas, Jeonghan si social butterfly, dan Soonyoung si sporty man dan social butterfly. Ketiganya selalu berbagi pikiran dan rasa. Satu sakit, ya semua sakit. Setidaknya begitu kata mereka.

Wonwoo masih berusia 12 tahun kala kedua netranya menangkap pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Dua orang bocah laki-laki sedang bermain di taman, salah satunya berambut panjang dan menggenggam boneka di tangan kanan. Kedua bocah itu tertawa, suara mereka terdengar nyaring di telinga. Kaki kecil Wonwoo membawa tubuh dengan balutan coat biru muda itu sedikit lebih masuk ke area taman.

"Han, lihat, ada teman baru!"

Sosok yang disapa 'Han' hanya melengos tak peduli. Han sibuk dengan boneka dan perosotan. Tapi tidak dengan bocah berkacamata bulat yang kini setia menatap ke arah Wonwoo.

"Hei kau, kau mau main denganku?" Si kacamata bulat kembali bersuara.

Wonwoo diam, tetapi langkahnya terus menghampiri bocah lelaki di depannya.

"Kau belum bisa bicara ya? Berapa umurmu?"

Han yang merasa ditinggal sendiri pun akhirnya menghampiri teman dan si teman baru.

"Aku pernah lihat kau. Kau yang tinggal di rumah istana itu kan?"

"Woah, benarkah?"

Han mengangguk-angguk sambil mengingat, "aku pernah melihatnya masuk ke rumah istana itu. Soonyoung, dia itu orang kaya. Jangan mau main sama orang kaya, mereka pelit!"

Ah, bocah lelaki berkacamata bulat, Soonyoung namanya. Seolah percaya dengan perkataan Han, Soonyoung meringsut mundur–berusaha ambil jarak dari Wonwoo–mendekati Han. Keduanya memperhatikan Wonwoo dengan tatapan yang sulit diartikan. Soonyoung seperti takut melihatnya.

Merasa diperhatikan dengan aneh, Wonwoo kecil menghelas napas pelan sebelum bersuara, "aku Wonwoo. Aku tinggal di rumah di ujung sana. Itu hanya rumah, bukan istana."

"TUH KAN, apa aku bilang ..." sahutan Han terdengar sangat bersemangat saat mengetahui ucapannya benar.

"... sshh dia orang kaya," lanjut Han dengan berbisik pelan.

FALLIN' | meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang