Manik mata rubah dengan bulu mata lentik menjadi pelengkap sempurna pahatan Tuhan pada seorang adam yang kini tengah memandangi bayangannya di depan cermin. Wonwoo termenung menatapnya. Matanya bergulir lambat, pikirannya hanyut dalam dunianya sendiri.
Hening. Hanya suara detakan jam dinding yang memecah kesunyian kamar lelaki pemilik mata rubah itu. Sang empunya masih tenggelam dalam lamunannya. Hingga suara ketukan pintu menginterupsi kesunyian itu.
Tok Tok
Perlahan mata itu bergulir menatap jendela kamar yang mulai menghantarkan cahaya mentari pagi. Dengan tubuh lunglai dan nyawa yang separuh terkumpul, Wonwoo bangkit menghampiri pintu kamarnya.
Saat pintu terbuka, seorang wanita paruh baya menyapa Wonwoo dengan senyum hangat.
"Kau baru bangun?" Wonwoo mengangguk.
Wanita itu menghela napas, "ya sudah, cepat mandi. Ibumu menelepon Aunty, keluargamu akan berkunjung kemari nanti malam."
Dahi satu-satunya penghuni lelaki di rumah itu mengernyit, "bunda dan ayah? Ada apa mereka ingin datang?"
"Hanya ingin, mungkin. Cepat mandi. Hari ini Herin ikut denganmu ya?" Wonwoo hanya mengangguk. Setelahnya wanita itu berjalan menjauhi pintu kamar sang Keponakan.
Wonwoo dan Herin sudah seperti kakak adik pada umumnya. Wonwoo kadang lupa bahwa ia benar-benar memiliki seorang kakak -Jeon Seuny- karena ia sangat dekat dengan Herin. Usia mereka terpaut 3 tahun saja, Wonwoo lebih tua. Sejak kecil kedekatan keduanya memang tak perlu diragukan. Herin bayi sudah lebih dulu merasakan kasih sayang seorang kakak. Hingga menginjak usia remaja pun kedekatan mereka masih sama, bahkan lebih.
Berangkat bersama sebetulnya cukup jarang mereka lakukan. Apalagi mereka berdua memiliki supir pribadi yang berbeda. Wonwoo sendiri lebih sering naik kendaraan umum. Namun, kebiasaan itu tak membuat keheningan tercipta di antara dua sepupu ini. Alunan musik dari boygroup NCT Dream - Blue Wave terdengar memanjakan telinga mereka pagi ini.
"Kakak, aku dengar Mingyu Kim bersekolah di Empire. Kau sudah melihatnya?" Herin bertanya.
"Dia memang seterkenal itu ya?"
Herin mengangguk, "media social penuh dengan pemberitaan Mingyu Kim pindah ke Gangnam. Oh iya, aku lihat postingan Kak Soonyoung tentang Mingyu Kim."
"Aku sudah melihatnya," jawaban Wonwoo membuat Herin menatap lelaki itu penasaran.
"Apa kau mengobrol dengannya?" Wonwoo diam. Tak berniat merespon.
"Maksudku, sudah lama kan ka-"
"Tidak. Jangan bertanya lagi." Pertanyaan Herin terpotong oleh Wonwoo. Gadis itu tersenyum kikuk melihat perubahan alur wajah sang Kakak sepupu.
Mobil yang membawa mereka berdua berhenti di depan gerbang Miles Junior High School. Ini sekolah Herin. Sekolah Wonwoo juga dulu. Dengan cepat gadis itu merapihkan penampilannya dan berlalu keluar dari dalam mobil. Tak lupa berpamitan dengan Wonwoo dan sang Supir yang mengantar mereka.
"Aku duluan ya, Kak. Terima kasih Pak Doh!"
Herin, gadis itu memang periang. Pikir Wonwoo.
Mobilnya kini melaju lagi siap mengantar Wonwoo ke sekolah. Tak sampai 5 menit mereka sudah berada di depan gerbang Empire.
"Terima kasih, Pak Doh. Nanti tolong jemput Herin saja, aku pulang sendiri."
Dari gerbang depan, Wonwoo harus berjalan menyusuri taman sekolahnya. Siswa-siswa lain pun turut berjalan di sekitarnya. Ini yang Wonwoo suka. Meski diantar dengan mobil, sekolahnya melarang keras kendaraan masuk ke area sekolah. Kendaraan pribadi milik guru-guru pun terparkir cukup jauh dari gedung sekolah. Tak heran udara dia kawasan Empire International High School terasa sangat segar dan tidak banyak polusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLIN' | meanie
FanfictieSebuah kisah klasik tentang Wonwoo dan masa sekolahnya yang nano-nano. Lalu, tentang Jeonghan si mak comblang cantik yang kepincut calon comblangannya sendiri. Dan Soonyoung. warning ⚠ bxb boys love minwon, jeonghan, hoshi A Remake Version of FALLIN...