Perlancar Izin Melayani Pejabat

8.8K 24 0
                                    


"Oke kita proses," ujar Utoyo meyakinkan usai membaca proposal yang diajukan Elis.

"Tapi kamu tahu kan, perlu sesuatu buat pembiyaan administrasi dan tim yang bekerja survei," ujar Utoyo menambahkan.

"Tentu pak," ujar Elis meyakinkan.

"Kalau boleh tentukan saja biayanya," katanya melanjutkan.

Siang itu Elis menghadap utoyo di ruang kerjanya, ia sebelumnya berbincang basa-basi kemudian membahas perizinan tambang galian C untuk suplai infrastruktur di sejumlah kawasan pulau Jawa.

**

Utoyo merupakan pejabat di departemen energi dan tambang negara. Ia membawahi perizinan sejumlah perusahaan yang mengeksplarasi di sejumlah kawasan.

Berkarir sebagai pegawai lebih dari 30 tahun, ia banyak mengetahui seluk beluk para pengusaha dalam melobi. Suap dan upeti sudah ia rasakan, bahkan kekayaanya melimpah disimpan secara sembunyi di kampung kelahiranaya dan sejumlah kawasan pinggiran ibu kota.

Kedua anaknya sudah lama kuliah di luar kota seiring usianya memasuki kepala lima. Ia tinggal bersama istrinya yang usianya hampir sama dan kehidupan seks yang membosankan. Tak jarang Utoyo menikmati dunia seks di luar. Termasuk sejumlah pengusaha yang kadang menyerahkan gratifikasi berupa perempuan atau pengusaha itu sendiri yang ia nikmati.

Sore itu ia masih berbincang dengan Elis, perempuan pengusaha di bidang eksplorasi bebatuan yang ingin menyiapkan kerja sama dengan perusahaan kontruksi. Izin dari lelaki paruh baya itu ia nantikan dengan beragam konpensasi uang, termasuk gratifikasi yang diminta.

Sore itu merupakan pertemuan ke sekian kalinya dengan Elis. Utoyo pun kenal saat Elis saat mengeksplorasi kawasan pegunungan sejumlah daerah sekitar lima tahun lalu. Keduanya sudah akrab, mereka saling berinteraksi sebagai birokrat dan pengusaha, terkadang urusan audit lahan dan perizinan baru.

Sebagai pengusaha Elis tahu melayani birokrat, termasuk mengentertain Utoyo dan timnya. Lebih dari itu, Elis juga sering memberikan oleh-oleh dan kado ulang tahun Utoyo dan istrinya di rumah. Ia tak hanya akrab dengan Utoyo, tapi staf di departemen pertambangan maupun istri Utoyo.

Namun sore itu, Utoyo punya maksud lain penasaran dengan tubuh Elis, hal itu muncul saat mereka akrab berbincang di candaan di luar bisnis. Utoyo sempat mengeryitkan kening saat Elis mengatakan jarang hubungan seks.

"Serius bu Lis," Utoyo bertanya.

"Iya pak, suami kan dah lama di sekolah," kata Elis merujuk kisah suaminya yang terjerat kasus korupsi sejak lima tahun lalu.

"Trus bagaimana pelariannya," Utoyo mengejar jawaban ketika bicara soal seks, penuh penasaran.

"Ya gitulah, saya sibukan diri," katanya.

"Hanya itu, tak melakukan hal lain. Kita sama-sama dewasa, kalau boleh ngobrol lebih asik soal itu," kata Utoyo semangat.

"Kita lanjutkan di luar saja biar santai ini di kantor, bagaimana kalau makan malam di sekitaran sini," ujar Elis.

Utoyo pun setuju, sore itu mereka berpisah namun bersepakat bertemu kembali di sebuah resto hotel di ibu kota.

**

Elis mengenakan rok lurusan panjang selutut dengan lengan terbuka. Ia seakan siap dengan permainan malam itu, ia mencuci memeknya dengan sabun khusus penghilang aroma asam vagina.

Sebagai wanita dewasa yang berpengalaman soal seks, ia selalu merawat memeknya, sisa jembut sudah bersih dari bak mandi usai usai ia mencukur memeknya dengan gaya khas, mensyisakan sedikit di atas gundukan tempik bentuk jembut bergaris menambah sensasi bagi lelaki yang melihat.

Hari-hari Tante ElisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang