Dari Forum Menuju Ranjang, Dientot Idola Rasanya Beda

18.7K 29 4
                                    


"Seperti investasi, ini harus kecil dulu merintis dari bawah," ujar Johan sambil meraba pelan selangkangan tante Elis.

Dia terus ngomel dengan teorinya, sementara tangannya aktif. Sedangkan Tante Elis hanya diam menikmati ulah pria yang usianya jauh di bawahnya itu. Matanya terpejam oleh ulah tangan pemuda itu yang agresif.

**

Malam itu usai presentasi bisnis, Johan yang tak sengaja bertemu di resto, akhirnya menemui tante Elis. Johan salah satu pemateri yang selama ini dikagumi para pelaku usaha, khususnya anak muda. Namun malam itu ia bergelut dengan tante Elis, salah satu peserta workshop yang digelar bank yang banyak bermitra dengan kalangan pebisnis.

Tante Elis usianya sudah kepala empat, bagian dari generasi old juga tertarik dengan kisahnya. Namun sebagai wanita dewasa ia lebih tenang tak mengebu-ngebu, siang sbelum pergumulan itu, ia megikuti sesi yang dipresentasikan Johan secara serius. Hanya sekilas saja menilai fisik pemateri yang sukses di dunia enterpreuner di usia muda itu.

Namun keberuntungan kenal lebih dekat dengan orang yang dipuja kalangan enterprenuner itu memihak tante Elis yang bertemu Johan di resto saat makan malam. Mereka saling berjabat tangan dan akrab, ada getaran sensual di mata Johan saat menatap aura tante Elis malam itu mengenakan celanan jeans dan kaus santai polos hanya logo merk terkenal di dada.

Di luar itu, gaya bicara tante Elis yang renyah dan jujur menyatakan sebagai pengagum membuat Johan jatuh hati.

"Masa sendirian," ujar Johan setelah berpanjang lebar mengobrol.

"Ya, aku biasa sendiri termasuk urusan usaha," kata tante Elis.

Mereka bertukar nomor kontak. Malam itu, ketika Johan memberanikan diri menyapa, ketika lewat pesan chat saat melihat teman barunya kelihatan online. Basa-basi di pesan chat pun langsung dilanjutkan Johan mendatangi kamar tante Elis yang telah memberikan lampu hijau.

"Lanjutkan pelatihan siang tadi yang belum maksimal, seneng sih," tulis tante Elis saat menjawab basa-basi johan yang menawarkan "menemani" malam itu.

Tante Elis memang jarang mendapatkan kepuasan, apa lagi sejak suaminya masuk penjara akibat korupsi sejak lima tahun lalu. Sebelumnya juga nyaris tak mendapatkan layanan nafkah bathin, mereka sama-sama sibuk dan suaminya juga diketahui punya simpanan lebih muda. Singkatnya kehidupan mereka tak harmonis, namun dihadapi dengan dewasa.

Ia menjalankan usaha sendiri, suaminya yang masuk dunia politik justru terjebak skandal korupsi dan masuk bui. Sebuah kesempatan ia bebas, meski ada sedih menyaksikan suaminya menjadi hujatan publik dan terperkara memalukan. Ia tabah menjalani hidup tak jelas, statusnya janda bukan, bersuami tanpa nafkah bathin, sesekali masturbasi dan menikmati seks dengan klien jadi alternatif dia selama ini.

**

Malam itu Johan dengan gayanya yang khas totalitas memperlakukan tante Elis yang selama ini haus seks. Gaun telah tersingkap separuh badan Tante Elis terlentang di kasur dengan kaki masih mengelantung.

Johan masih mencumbui buah dada tante Elis dengan mulutnya yang lembut, sedangkan jarinya menyikap lingering tante Elis memainkan pada bibir tempik hingga mengobel klitoris dan memasukan jarinya ke dalam yang selama ini memang jarang tersentuh pria.

"Kemudian total bekerja keras meraih mimpi jadi kenyataan," ujar Johan saat membisik ke telinga tante Elis, ia mengubah ritme usai jarinya menjelajah memek tante berusia 40an tahun itu yang masih cantik dan kencang itu.

Ia kembali melanjutkan, kali ini menggunakan mulutnya menjilat buah memek yang nyaris gundul dengan sedikit bulu jembut tercukur rapi. Tante Elis melengkuh merasakan nikmat. Ia pegang kepala Johan mengelus rambut pria itu sambal merasankan klitorisnya tersentuh jilatan lidah.

Hari-hari Tante ElisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang