11. Boleh Pegang

831 43 15
                                    

⊃⁠ ⁠• ⊃⁠ •⁠ ⊃ ⁠•⁠ ⊃⁠ 🐟

Cowok satu ini memang labil. Sejak hari Jum'at dimana Chichi berdebat dengan mantan suaminya, dia merajuk seharian karena Chichi nggak mau jujur. Dia akhirnya nggak chat Chichi sampai tiga hari lamanya. Aksinya itu semata-mata untuk menarik perhatian Chichi juga, apakah Chichi bakalan chat duluan dan meminta maaf.

Tapi ternyata tidak!

Chichi chat sekali doang dan itu pun cuma ngingetin Andre supaya makan.

Iya. Ngingetin doang, tapi nggak ngajak makan. Alhasil diperpanjang lah aksi merajuk si Bujang Lapuk ini sampai satu Minggu lamanya. Tapi nyatanya cuma kuat satu Minggu, karena sekarang Andre sudah nggak tahan pengen lihat Chichi. Bukan lihat doang, tapi pengen pegang juga. Buktinya sore-sore begini, tangan Andre sudah betah melingkari perut Chichi. Padahal Chichi sedang masak untuk makan malam.

"Kenapa Bunda nggak chat aku?" Tanyanya sambil bergelayut manja di belakang tubuh Chichi. Dagunya juga bersandar di pundak sempit wanita itu.

"Kamu 'kan lagi marah. Baiknya kalo orang lagi marah tuh ya jangan di chat dulu,"

"Aku marah juga 'kan karena kamunya nggak jujur." Andre masih ingat tentang Chichi yang nyuruh dia supaya jangan tanya-tanya tentang Bara. Betul 'kan namanya Bara?

Alasan cerainya pasti karena tuh laki tiap makan harus sebakul nasinya. Capek juga Chichi kalau tiap masak diabisin mulu ama lakinya. Tapi ini prasangka Andre doang sih. Soalnya lakinya Chichi namanya mirip kayak yang suka mukbang di YouTube.

"Tapi sekarang udah tahu 'kan dia siapa?" Tanya Chichi.

Andre mengangguk. Sudah tahu kok siapa pria itu, tapi alasan mengenai perceraian mereka, Andre masih mencari tahu. Tiba-tiba tangan kiri Andre naik menyentuh rahang Chichi. Ia menarik wajah itu agar menoleh lalu segera mengecup bibirnya dengan lembut. Hanya sebentar, karena Andre ingin tahu dulu bagaimana reaksi Chichi saat tiba-tiba dicium.

"Mau makan malam di sini?" Tanya Chichi sambil menatap sayu ke arah bibir Andre. Namun yang ditanya hanya mengangguk sebelum akhirnya kembali mempertemukan bibir mereka.

Suara kompor yang dimatikan membuat Andre senang bukan kepalang. Itu tandanya Chichi ingin fokus membalas ciumannya. Soalnya terakhir kali ciuman, Sup Ayam buatan Chichi hampir gosong karena apinya lupa belum dikecilin.

Andre dan Chichi sama-sama memejamkan mata. Lalu tangan Andre yang masih berada di perut Chichi itu secara pasif mulai bergerak, mengusapnya.

Erangan lembut terdengar disela-sela ciuman menuntut itu. Napas keduanya hampir diujung, namun tidak ada satupun yang ingin bergerak untuk menyudahi pagutan mereka.

Hanya ketika tangan Andre naik sampai ke payudara Chichi, barulah Chichi menjauhkan wajah. Dia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya lalu menunduk menatap tangan Andre yang berhenti di payudara kanannya.

"..."

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Chichi kembali menatap mata Andre lalu turun menuju bibirnya. Bibir laki-laki itu terlalu manis untuk diabaikan, jadi karena tidak ingin menyia-nyiakan, Chichi pun kembali menciumnya dengan lebih menuntut.

Chichi tidak protes ataupun menyingkirkan tangan Andre dari payudaranya. Yang dia lakukan malah kembali mencium Andre, membuat laki-laki tersebut lantas merasa diperbolehkan.

"Mhh," erangannya menggelitik pendengaran Andre. Hal itu membuat Andre semakin yakin bahwa ia diperbolehkan untuk berbuat lebih jauh, yaitu meremas payudara Chichi.

Bujang LapukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang