0

159 12 0
                                    

Mark tidak pernah menyangka dia bisa sampai ditahap ini. Covid benar benar sialan. Menarik dua koper besar keluar dari gate kedatangan Luar Negeri , bisa keluar dari dalam ruangan sempit yang mengurungnyanya belasan jam terasa seperti terbebas bagi Mark

"Mark!" Mark menoleh kesana kemari mencari keberadaan orang yang berteriak memanggil namanya. Menemukan Lucas berdiri mengangkat kardus bertuliskan "MARK LEE" dengan tinta merah menyala. Ok Mark salah, setelah berjalan lebih dekat warna merah itu terasa janggal dan benar saja.

"Ini lipstik milik Winter" Mark menganga tidak menyanga jika Lucas telah bertemu dengan teman sekelas yang selama ini mereka kenal hanya dari kelas online itu.

"Kami sama sama tinggal di Seoul jadi kami memutuskan untuk bertemu di luar saat memungkinkan" Ujar Lucas. "Dan sebagai informasi tambahan aku akan berkencan dengan Karina!" Tambah Lucas memberi TMI yang tidak penting.
"Oh ya. Winter juga berjanji akan membawa teman temannya untuk kencan buta. Mark kita akan merasakan kemerdekaan masa muda kita yang tertunda gara gara Covid sialan ini"

"Kau menantikan kuliah normal untuk itu?" Tanya Mark heran. Lucas menunjuk wajah Mark tepat didepan hidung pemuda itu.
"Kau! Kau menunda kuliahmu selama setahun bukannya untuk ini?" Lucas menunjuk Mark dengan bar bar.

"Tidak!" Sanggah Mark cepat.

" Kita lihat saja, aku akan memastikan diriku menjadi pria paling keren di kampus" Mark memutar bola mata, Lucas dan kepercayaan dirinya yang tidak tertolong.

Mark mengedikkan bahu, membiarkan Lucas dengan segala angan-angannya.
Mark memilih hidup dengan baik. Menjadi salah satu mahasiswa di Fakultas Hukum adalah satu dari sekian banyak mimpi besar yang ada di kepala seorang Mark Lee. Memiliki Ayah pemilik Firma Hukum, dan Ibu seorang Dokter membuat pilihan karirnya hanya sebatas dua profesi itu. Hampir seluruh keluarga besarnya memiliki jenjang karir yang tidak jauh dari dua profesi itu, jadi Mark seperti sudah terdoktrin memilih salah satu dari keduanya. Dan dari pada mengoyak tubuh manusia, akan terasa lebih baik jika dia berdebat dengan seseorang, dan Mark pandai dalam hal itu ayahnya bahkan mengakui itu.

Dan bagi Mark selain otak, kemampuan mencari koneksi juga sangat penting, ayahnya pernah mengatakan otak saja tidaklah cukup untuk bisa memenangkan sebuah kasus, dibutuhkan koneksi untuk menunjang juga penyokong diri dimasa depan ketika terjun ke kehidupan masyarakat yang seperti hitan rimba, memiliki koneksi akan memudahkan jalan karirnya dimasa depan . Jadi membangun hubungan baik dengan siapapun sangat diperlukan. Mark yang memang mudah bergaul dan menyenangkan tentu tidak akan sulit di sukai, kepribadianya yang ekstrovert juga sangat menguntungkan. Dan walaupun menjalani kelas online selama ini, Mark sudah dikenal oleh hampir semua mahasiswa dikelasnya begitu juga sebaliknya. Semua orang mengatakan tidak sulit menyukai seorang Mark Lee. Pintar, frenly, baik, royal dan tentu saja dengan otak dan wajah diatas rata rata terimakasih pada gen campuran yang membentuk fisik juga wajahnya diatas rata rata.

******

Lee Haechan menghembuskan nafas lelah begitu selesai menata studio gemingnya. Alasan Haechan malas pindah adalah kegenggananya meninggalkan kamarnya dibusan, kamar yang telah dia ubah layaknya studio seorang progreming handal. Dan membawa pindah seluruh perangkat disana sangat merepotkan. Di janjikan studio lengkap dengan seluruh perangkat terbaru adalah tawaran yang mengiurkan. Haechan yang awalnya ingin tetap tinggal di Busan dan melanjutkan pendidikan di universitas lokal disana ,akhirnya luluh pada bujukan orang tua yang memintanya melanjutkan pendidikan di Seoul dan pindah bersama mereka. Haechan setuju pindah ke Seoul tetapi tidak setuju tinggal dengan orang tuanya. Haechan menghabiskan hampir sebagain masa remajanya tinggal dibusan dengan kakek juga neneknya. Pekerjaan orang tua yang mengharuskan sering pindah membuat Haechan memilih menetap

Haechan tidak begitu suka keluar rumah, sebagian besar waktunya dihabiskan didalam kamar, bermain gemes, membaca komik, dan menonton vidio. Memiliki kanal Youtube yang sebagain besar kontennya tentang Games  membuat Kebanyakan kesenangan Haechan didapat dengan bermain komputer mencoba berbagai Game baru, yang ditawarkan padanya untuk ia mainkan. Bagi orang tuanya kebiasaan Haechan bermain Games cukup menganggu mereka. Walaupun Haechan mendapat penghasilan yang lumayan besar dari vidio yang ia unggah, orang tuanya tetap ingin Haechan memiliki setidaknya gelar agar bisa menghidupinya dimasa depan.

Memiliki ayah seorang Bankir senior, tidak lantas membuat ayah Haechan menuntut sang anak menekuni bidang yang sama. Haechan masih memiliki kebebasan sebesar yang dia mau.

Haechan memiliki hidup yang menyenangkan dengan caranya sendiri, walaupun terlihat menyedihkan menurut orang lain, Ia menikmatinya. Haechan tidak perduli pada pandangan orang lain, lagi pula dia juga tidak begitu suka berhubungan terlalu erat dengan orang lain. Ia bisa pergi kemanapun yang dia inginkan sendiri. Dia senang punya teman, tapi bukan teman yang mengharuskannya bersma seminggu penuh.

BLIND DATE (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang