A

107 11 0
                                    

Hari Pertama....

Haechan menguyar rambut rambut coklat terangnya, melangkah ke ruangan persegi yang akan membawanya ke basement apartement. Lift berhenti bergerak padahal lift baru melewati satu lantai. Menghembuskan nafas pelan dan bergeser ke pojok lift ketika seorang pemuda dengan backpack tersampir di sebelah bahunya bergabung. 

Mark melihat kearah pintu lift yang memantulkan bayanganya, mengusap noda tak kasat mata di kemeja yang ia kenakan, tidak sengaja menangkap bayangan pemuda lain dibelakang punggungnya, celana jeans pudar, kaos putih polos dilapisi Knit Cardigan berwarna hitam, sneakers putih yang terlihat buluk, tapi dari semua itu Louis Vuitton bagnya begitu mencolok. Dari keseluruhan penampilan pemuda itu memeng terkesan asal asalan, tetapi dari setiap brand yang nemenpel ditubuhnya jelas tidak asal asalan. Dari tampilan lelahnya Mark menyimpulkan mungkin pemuda itu seorang selebrity. Tampilan effortless tapi tetap enak dilihat menjelaskan semuanya.

Dibanding tampilan seperti itu, Mark lebih suka tampil neat and clean, dari pada memilih pakaian dari brand ternama yang menyita perhatian,  Mark lebih senang membeli pakaian dari Brand tidak dikenal. Dari pantulan di pintu lift semua orang dapat melihat perbedaan kedua anak muda itu.  Mark dengan kemeja hitam lengan panjang yang di masukkan kedalam celana jeans hitam yang mengantung rendah di pingangnya.

Haechan tau jika orang yang berdiri di depanya memperhatikannya, tetapi sikap abai yang begitu mempengaruhi kehidupan sehari hari Haechan telah membuatnya tidak perduli dengan pandangan orang lain terhadap dirinya.

Mark menjauhkan pandangannya dari pemuda dibelakang yang sedang menutup mata, pemuda itu  jelas sadar jika diperhatian. Baru ketika dentingan tanda lift akan terbuka Haechan membuka mata, Mark melangkah lebih dulu, meninggalkan Haechan yang berjalan ogah ogahan kearah pintu keluar. Sementara Mark melangkah kearah mobilnya.

******

Susana kelas sudah cukup ramai saat Mark masuk, Lucas melambai dari kursi yang terletak di bagian tengah di kelilingi beberapa orang, meneliti sebentar kumpulan  orang orang disamping Lucas yang sebagain besar sudah dia kenal dari semua kelas online yang mereka lakukan selama enam bulan ini.

"Aku pikir kau terlambat, ini hari pertama dan kau juga belum hafal jalanan Seoul!" Kata Lia, yang sudah merelakan tempat duduknya untuk Mark. "Mobil ku memiliki Maps tidak perlu cemas Lia!" Mark menangapi dengan senyum cerah. Membuat Lia tersenyum malu, Mark mengingat namanya, padahal ini pertama kalinya mereka bertemu secara lansung.

Mark dengan cepat berbarur dalam obrolan kumpulan teman teman Lucas. Lucas yang dipilih sebagai perwakilan kelas mulai membahas kembali rencana makan bersama teman teman sekelas mereka, mengingat mereka semua belum sempat bertemu dan saling mengakrabkan diri, karena kuliah daring , Sekali lagi Covid mengubah dunia.

"Kau bisa menghubungi Lee Haechan? Dia tidak pernah bicara di ruang obrolan" Karina mempoutkan bibirnya kesal.

"Bilang saja kau tertarik dengan Lee Haechan" jaemin melempar pulpen kearah Karina.

"Habisnya berapa kalipun aku mengirimya pesan di Group dia hanya diam saja tuh. Mark saja yang ada di belahan dunia lain selalu menyempatkan diri membaca obrolan Group"

"Dia pasti sibuk, kenapa kau tidak ke akunnya saja, kau bisa berkomentar ketika dia sedang Live, mungkin dia membalasmu" Renjun tertawa setelah memberikan saran.

"Live?" Mark bertanya dengan bingung. Jaemin menaikkan alisnya kearah Mark tidak yakin.

"Kau tidak tau Lee Haechan? Si gaming itu?"

"Si Gaming?" Tanya Mark semakin bingung.

"Jika kau penyuka Game minimal kau pasti pernah menonton vidio seorang Lee Haechan sekali, atau paling tidak kau pernah melihat vidionya di berandamu" kata Jaemin. Mark menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

BLIND DATE (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang