B

107 13 0
                                        

Kumpul Malam.

Rencana makan bersama akhirnya terealisasi di akhir pekan, sengaja memilih akhir pekan agar yang mabuk tidak perlu berjalan kekampus dengan tampang mabuk.  Acara diselengarakan dekat kampus. Sebuah Restobar berlantai dua di sewa untuk malam ini.

Dan tentu saja Mark dengan cepat menjadi terkenal dikelas juga para senior yang juga ikut hadir. Suara riuh dari para pemuda yang baru saja legal dan mencoba alkohol terdengar sangat antusias. Haechan yang baru duduk kurang dari sepuluh menit, sudah merasakan jika pantatnya panas, ia ingin segera enyah dari sini saat acara bahkan baru saja dimulai.

Mark minum dengan sangat baik, di Canada dia sudah sering  minum jadi dia percaya diri tidak akan mabuk.

"Siapa yang memiliki mata kuliah Hubungan sosial di hari rabu" Lucas berteriak sambil berdiri mengacungkan beer di tanganya. Mark mengangkat gelas ditanganya sebagai tanda dia mendapat jadwal yang sama dengan Lucas. Jaemin dan Renjun menghela nafas. "Maaf kami dihari jumat" kata Renjun bersulang dengan Jaemin juga winter.

Haechan diam diam menghela nafas sambil meminum air putih digelasnya. Dia juga memiliki kelas Hubungan sosial di hari rabu. Mark diam diam melirik kearah semua teman teman yang duduk di satu meja dengannya dan melihat Haechan duduk dengan tenang di kursi pojok.

******

"Akan ku hubungi nanti!" Haechan buru buru menutup panggilannya, saat melihat seseorang keluar. Mark sama terkejutnya dengan Haechan saat melihat pemuda beraurai coklat itu berdiri dibawah tiang lampu di luar Restobar.

Mark berdehem pelan membersihkan tengorokannya. "Didalam terasa pengap!"  Kata Kark memecah keheningan.

"Ya." Gumam Haechan kecil.

"Kita sudah bertemu beberapa kali, tapi tidak pernah mendapat kesempatan bicara." Mark mengepalkan tangan di saku celananya.

"Mark Lee." Ucap Mark memandang sisi wajah  Haechan. " Lee Haechan." Balas Haechan menoleh kearah Mark.

"Kita tinggal di gedung yang sama, jika kau tidak tahu" Mark bergumam.

"Aku tahu. Kita bertemu dihari pertama." Haechan memandang Mark dari atas kebawah.

Mark terkekeh mengerti maksud tatapan Haechan. "Aku minta maaf untuk menilai penampilan mu, dipertemuan pertama, itu sangat tidak sopan," Katanya.
"Aku kira kau seorang Idol." Lanjut Mark sambil terkekeh.

Haechan tidak ikut tertawa, dia mengalihkan kembali pandanganya kearah jalan raya yang ramai.

"Kalian disini?!" Renjun keluar dari pintu Resto, dengan tas juga jaket.
"Sepertinya aku harus pulang! Asramaku tutup jam 11 malam" Kata Renjun nada suaranya penuh sesal sesal.

"Sampai jumpa besok!" Renjun melambai sebebentar sebelum masuk kedalam taksi dan menghilang.

"Aku juga sepertinya harus pulang." Kata Haechan ,Mark menoleh kearah pemuda itu. Melihat Haechan masuk kedalam Resto dan keluar lagi tidak lama setelahnya.

"Sampai jumapa Mark" Kata Haechan sebelum meninggalkan Mark berdiri diluar Resto.

******

Lucas mengedarkan pandangan keseluruh rung kelas. Menemukan lebih banyak wajah asing daripada wajah yang dia kenal.

"Kenapa tidak banyak anak kelas kita mendapat jadwal hari Rabu?" Bisik Lucas ditelinga Mark. Mark ikut mengedarkan pandangan lalu mengedikkan bahu.

Ketika Haechan masuk kedalam kelas, hampir semua tempat duduk telah di tempati. Mark melambaikan tangan begitu matanya tidak sengaja melihat keberadaan pemuda berkulit tan tersebut.

Haechan yang awalnya berniat mengabaikan lambaian Mark, harus mengurungkan niatnya saat pemuda itu memanggil namanya dan membuat beberapa orang menoleh kearah Haechan. Jadi daripada membuat keributan dan mengalihkan perhatian orang orang, Haechan memilih melangkah kearah dimana Mark duduk.

"Kau tidak mengatakan jika kau dikelas ini juga" todong Lucas saat Haechan duduk di kursi samping Mark. Haechan hanya menanggapi dengan senyum kecil.

Mark dan Lucas larut dalam perbincangan tentang studi kasus yang dosen mereka berikan, sementara Haechan hanya sesekali menimpali.

"Hy, teman teman! Keberatan jika aku duduk? Semua bangku sepertinya penuh." Seorang pemuda tinggi dengan mata sipit mengintrupsi pembicaraan Mark dan Lucas. Lucas menoleh kearah sipemuda sipit sebelum kembali memandang kearah Haechan dan Mark. Mark yang memang dasarnya sangat frendly tersenyum ramah semenyara Haechan sudah kembali sibuk dengan tab ditanganya ada game yang harus dia selesaikan.

Seperti yang diharapkan dari Mark dalam waktu singkat Mark sudah akrab dengan Jeno si pemuda sipit yang ternyata mahasiswa Kedokteran.  Haechan hanya mengangguk ketika Mark mengambil tangung jawab memperkenalkan mereka.

Selama kuliah berlansung Para mahasiswa wanita tidak bisa menghentikan diri mereka untuk menoleh kearah kursi samping  kanan dekat dengan jendela.  Empat pemuda tampan yang sedang serius mendengarkan penjelasan dosen terlihat jauh lebih menatik, daripada dosen mereka yang botak.

"Ok rekan rekan. Saya tau pemandangan empat pria tampan di samping kanan, dengan cahaya matahari senja menambah kesan romantis dimata kalian, tapi saya harap perhatiannya sebentar!" Keempat pemuda yang dimaksud menaikkan pandangan menatap seluruh ruangan yang menatap mereka sambil berbisik bisik.

"Untuk tugas kalian, saya tidak akan memberi kalian tugas individu, semua tugas dikelas ini akan bersifat kelompok. Dan untuk tugas pertama, akan menjadi tugas yang sangat menyenangkan. Kalian hanya perlu membuat kelompok dan berkencan buta!" Para mahasiswa berseru antusias sambil senyum senyum.

"Bentuk kelompok terdiri dari 4 orang dengan gender yang sama. Pilih 1 sebagai perwakilan, perwakilan tiap group laki laki berkumpul di kiri saya, dan perwakilan tiap group perempuan berdiri di samping kanan saya saya beri waktu 5 menit. " lanjut Dosen Park memberi perintah, dan membiarkan para mahasiswa muali ricuh.

"Sepertinya kita tidak perlu lagi mencari angota, kita sudah berempat!" Gumam Lucas. Jeno ikut mengangguk. "Jadi sipa ketuanya?" Tanya jeno.

"Mark bagaimana?" Tanya Lucas. "Mark ramah dan mudah bergaul, juga sopan." Jeni mengangguk menyetujui saran  Lucas.

"Haechan bagaimana? Kau setuju?" Tanya Jeno pada Haechan yang sejak tadi hanya diam. Haechan hanya mengangguk dan bergumam "Tidak masalah, itu bagus"

Setelah perwakilan dipilih. Tiap group wanita diminta berdiskusi tentang kencan buta yang mereka inginkan dan ditulis di bawah nama group mereka di selembar kertas kecil kemudian di gulung agar para kelompok laki laki tidak tau. Jadi tidak akan ada yang tahu dengan group mana mereka akan berkencan sebelum ke lokasi kencan buta mereka nanti, gulungan kertas itu ditampung didalam toples kaca.  Para perwakilan group laki laki maju satu persatu dan mengambil gulungan kertas dan membukanya hanya dengan kelompok mereka. Dan diharuskan tiga kali kencan, selama berkencan semua irang arus membuat laporan tentang teman kencan juga teman satu kelompok mereka. Laporan akan dikumpul setelah di minggu kedua.

Kebanyakan kelompok para wanita melirik kearah  Kelompok Mark berharap nama kelompok merekalah yang Mark genggam. Ini benar benar definisi dari kencan buta yang sesungghuhnya.  Mereka sama sekali tidak saling mengenal.

BLIND DATE (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang