eight

343 35 3
                                    

Beberapa hari setelah hari itu, Chan jadi semakin semangat bekerja. Walaupun sudah mulai dekat dengan ujian-ujian, tapi itu tidak membuat Chan berhenti untuk bekerja.

Hari ini telah selesai, Chan telah melakukan segala tugasnya. Ia pun berpamitan pada yang lain karna dia harus segera pulang.
_____________

Chan telah sampai di halaman rumah nya, Chan melihat ada satu buah mobil yang sangat ia kenali. "Bukan kah itu mobilnya kak wonwoo?" Gumam Chan, ia pun tak mau ambil pusing. Mungkin hanya kebetulan saja mobilnya sama dengan wonwoo kakaknya.

Ia pun masuk ke dalam rumahnya, tapi betapa terkejutnya Chan melihat wonwoo yang sedang berbincang dengan ayahnya dan serim di ruang keluarga.

"Chann.." wonwoo menghampiri Chan dan memeluk Chan. "Kenapa kau lama sekali pulang, aku sudah menunggumu dari tadi.. aku kira kau tak akan pulang karna aku datang.." kata wonwoo sambil bercanda.

Chan pun membalas pelukan wonwoo tak kalah eratnya. "Kakaa, kenapa tiba-tiba... aku sangat merindukan muu.." kata Chan. "Aishhh aku ingin memberi kejutan pada kalian, aku juga ingat bahwa kalian akan lulus kan, jadi aku pulang untuk melihat kalian di kelulusan nanti.." kata wonwoo.

Tiba-tiba Chan melepaskan pelukan wonwoo. "Emm, maafkan aku.. aku harus kembali ke kamarku dan menyelesaikan sesuatu.." kata Chan dan meninggalkan mereka di ruang keluarga.
______________

Di kamarnya Chan menangis, ia berjanji tak akan melakukan hal ini pada keluarga ayahnya. Tapi dia reflek dan memeluk wonwoo, dia takut ayahnya marah dan memukuli nya lagi.

"Maafkan aku, aku tak ingin merusak kebahagiaan kalian lagi, sebaiknya aku diam saja di dalam kamar Sampai besok pagi.. dan setelah itu aku pergi ke sekolah seperti biasa tanpa menunjukan wajahku pada mereka." Gumam Chan sambil merapihkan bukunya.

"Ibu, Kaka sudah kembali.. aku senang, tapi aku juga sedih karna tak bisa bermain dengannya.. ibuu, aku ingin pergi bersamamu.. kapan kau akan menjemput ku.. aku sangat merindukan mu ibu..."

Chan pun segera pergi mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Ia merebahkan dirinya di kasur sambil menatap langit-langit kamar nya. Di saat makan malam begini, biasanya kakaknya akan memanggil nya dan mengajaknya makan malam bersama, ataupun ia menyuruh serim untuk memanggil Chan. Tapi kali ini tidak, sepertinya ayah melarang kakaknya untuk mengajak Chan makan malam. Jadi dia tidur dengan keadaan perut kosong.

Pagi hari nya, Chan terbangun sangat pagi dan bergegas pergi ke tempat kerjanya. Ya di sana masih sepi, Chan duduk di ruang karyawan, sendiri tak ada siapapun. Entah mengapa Chan pun menangis.

Tiba-tiba yugyeom datang dan merangkul bahu Chan. "kau kenapa Chan, kau bisa cerita padaku jika kau punya masalah.." kata yugyeom. "Emm, gapapa bang.."

"Di pendam sendirian itu tidak enak Chan, jadi cerita lah padaku.."

Chan kembali menangis dan memeluk yugyeom. "Shuuttt sudah chan.. aku akan selalu ada untuk mu, anggap saja aku juga keluarga mu.." kata yugyeom, tapi Chan masih saja menangis di pelukan yugyeom.

Setelah tangisan Chan sedikit mereda, ia pun melepaskan pelukannya. "Sudah, aku ada di sini.." kata yugyeom. "Makasih bang.."

"Oh iya aku ada sesuatu untuk muu, ini.." kata yugyeom sambil memberikan sebuah ponsel pada Chan. "Eh, apa ini.." heran Chan. "Itu ponsel, jika ada apa-apa aku jadi gampang menghubungi mu, jadi tak ush lewat siapapun aku menghubungi mu.."

"Tapi apa tidak berlebihan kau memberiku ponsel seperti ini?" Tanya Chan. "Tidak, sudah pakai saja.." kata yugyeom. "Terimakasih.." kata Chan sambil tersenyum.
_______________

Di sisi lain, serim wonwoo dan ayahnya akan sarapan. Wonwoo yang khawatir dengan Chan pun meminta serim untuk pergi memanggilnya. Tapi serim tak menggubris nya, ia hanya diam dan terus memakan sarapannya.

Wonwoo yang penasaran pun pergi melihatnya sendiri ke kamarnya Chan, ia tak melihat chan sama sekali bahkan tas sekolahnya pun sudah tidak ada. Apa mungkin Chan sudah pergi ke sekolah, pikirnya. Wonwoo pun kembali ke meja makan.

"Kenapa Chan pagi sekali pergi ke sekolahnya?" Tanya wonwoo, ayah dan adiknya hanya diam. "Kenapa kalian selalu diam jika aku tanya tentang chan.. ayah kenapa, ada apa dengan kalian..?" Heran wonwoo.

"Dek, kamu ga lagi marahan kan sama Chan, biasanya kamu yg paling antusias buat manggil Chan buat sarapan bareng.. kenapa sekarang kamu kaya gini dek?" Tanya wonwoo pada adiknya.

"Kaka tanya saja pada ayah, aku akan pergi ke sekolah dulu.." serim pun pergi meninggalkan kakak dan ayahnya di meja makan.

"Apa yang sebenarnya terjadi, ayah?" Kata wonwoo pada ayahnya. "Apa ayah melakukan hal yang membuat mereka menjadi seperti ini?"

"Ayah tak melakukan apapun." Jawab ayahnya singkat. "Ayah bohong, pasti ayah yang sudah membuat ini semua terjadi, iya kan!"

Ayahnya masih saja terdiam,

"Jawab aku ayah, kenapa kalian seperti ini?"

"Chan bukan anakku wonwoo~yaa.. dia hanya anak tiri ku.." jawaban ayahnya tidak membuat wonwoo puas. "Cihh.. kenapa ayah baru bilang sekarang hah, dulu ayah yang selalu memanjakannya seperti ayah memanjakan serim, bahkan sepertinya dulu serim juga sering iri pada Chan karna ayah lebih sayang padanya.. tapi kenapa ayah seperti ini sekarang, apa ibunya Chan telah meninggal, ayah melakukan itu semua karna hanya ingin di lihat oleh ibunya Chan, iyaa.. ibunya chan pun bisa melihat ayah dari atas sana, bagaimana ayah memperlakukan Chan dan mengurusnya ibunya tau dari atas sana.. bedanya dia tak bisa menegur ayah secara langsung, dia hanya bisa melihat anaknya yang ayah siksa, ayah pukuli dan ayah asingkan... mungkin ibunya Chan juga sedih melihat Chan di perlakukan seperti itu oleh mu, bagaiman jika ini berada di posisi serim ayah, apa ayah akan menerima ini?"

"Tidakk!! Tidak ada yang boleh menyakiti serim, dia anakku.."

"Begitupun ibunya Chan, jika dia ada di sini pasti dia akan sedih melihat Chan yang terus menerus mendapat perlakuan tak baik dari ayah.. semuanya sudah takdir ayah, ibunya Chan meninggal karna memang takdirnya sudah tertuliskan sampai situ saja, itu semua bukan karna Chan yang memaksanya membelikan mainan itu, jangan memperlakukan Chan seperti itu lagi ayah, aku mohon.."

Ayahnya tak menggubris nya dan pergi begitu saja dari hadapan wonwoo.
_____________

>2 bulan kemudian<

Chan sedang mempersiapkan segala kebutuhannya untuk hari perpisahan sekolah nanti. Ia pergi ke mall bersama yugyeom dan juga mingyu, tadinya Chan akan pergi sendiri tapi mereka berdua memaksa akan mengantar Chan jadi Chan hanya menurut saja dari pada kedua abangnya itu terus merengek seperti anak kecil.

Sampailah di mall, mingyu dan yugyeom terus memilih barang yang di butuhkan Chan. Sampai ada beberapa orng yang memperhatikan mereka. "Abang, udh dong banyak yg liatin itu, lagian apaan coba ini kan Chan mau perpisahan bukan mau piknik.. pake segala topi begini pula lagi anjrr.."

"Tapi ini bagus loh dek, yah biar terlihat beda dari yang lain gitu dek." Kata Mingyu. "Iya, kan lucu kalo Ade kita jadi pusat perhatian." Sambung yugyeom.

"Lah gue yang Malu dong Bambang!!"

Chan pun meninggalkan mereka dia tempat aksesoris itu. "Eh chann tungguin kita dong!!" Teriak mingyu dan mereka pun berlari ke arah Chan.





Bersambung......



Ichan lucu ya ampunn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ichan lucu ya ampunn

ALONE || DINO SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang