nine

360 33 2
                                    

Akhirnya setelah sekian lama, Chan pun menemukan pakaian yang pas untuknya. "Weehh, bntr lagi Ade gue mau lulus nih.." kata Mingyu sambil menyenggol lengan Chan. "Iya nih, nanti bisa cari duit nya dari pagi dong ga akan siang lagi.." sambung yugyeom.

"Yeehh belum juga lulus bener, Lo pada kenapa sih.." kata Chan. "Oh 'lo' sekarang yah anjay, brooww.." kata Mingyu.

"Eh iya bang, maap salah.."

"Oh iya nanti ke kantor gue dulu yah.." kata yugyeom. "Mau apaan?" Heran mingyu. "kepo Lo, udh ikut aja.."

"Yaudah sih, gue kan cuma nanya anjr.."
______________

Mereka pun akhirnya sampai di kantornya yugyeom. "Aduh, enak yah jadi boss besar.." kata Mingyu sambil duduk di kursi kebesaran yugyeom.

"Lo juga udh jadi boss anjr, ga ush gitu deh Lo.." kata yugyeom. "Hehe, gue mah biasa aja.. tapi Lo lebih biasa aja.." sontak yugyeom menjitak kepala mingyu.

"Aww anjjrr.. sakit ege.."

"Rasain, udh gue ada urusan sama adek Lo..."

"Urusan apaan?" Heran mingyu.

Yugyeom pun duduk di sofa yang terdapat di dalam ruangannya dan menghampiri Chan.

"Chan, abis sekolah lulus nanti Lo kuliah yaa.. gue yg bayarin semuanya, Lo tenang aja ini ga bakal di potong dari gaji Lo kok.. gue pengen Lo lanjut kuliah juga Chan, kejar mimpi Lo.." kata yugyeom.

"Tapi bang.."

"Gapapa Chan, terima aja Lo bebas pilih dmna Lo mau kuliah and jurusan apa, gue yang bayarin, asal Lo rajin dan sungguh-sungguh sama kuliah Lo..." Sambung yugyeom.

"Bangg, ini berlebihan.. Chan juga baru kenal sama Abang aja beberapa bulan ini, baju ini juga Abang yg beliin.. Chan ga mau ngerepotin Abang.." kata Chan. "Lo ga ngerepotin gue Chan, gue malah seneng bisa bikin Lo bahagia kaya gini, gue jadi berasa punya adek."

"Lo udh gue anggap sebagai keluarga sendiri, sama halnya kaya mingyu ke Lo... Gue juga sama, apalagi gue jauh dari orng tua gue.. gue sendiri di sini Chan, Lo mau yah terima tawaran ini.." kata yugyeom, Chan melihat ke arah mingyu.

"Terserah Lo, gue juga ga bisa apa-apa.. tadinya gue yang mau lanjutin Lo ke universitas itu, tapi kata yugyeom biar dia aja.. jadi gue mah nurut aja.." kata mingyu seakan tau apa yang akan Chan tanyakan.

"Mau yah Chan.."

Chan pun akhirnya mengangguk, betapa senangnya yugyeom dan mingyu. "Yaa Chan.. akhirnya Lo mau jugaa.."
_____________

Chan di antar ke rumah nya oleh yugyeom dan juga mingyu.

Ia masuk rumahnya secara perlahan, dan ia melihat wonwoo sedang membaca majalah. Chan terus berjalan menuju tangga, tapi tiba-tiba...

"Chan.." panggil wonwoo, Chan pun terdiam.

"Yaa, ada apa kak?" Heran Chan. "Darimana saja baru pulang jam segini?" Tanya wonwoo. "aku habis pergi bersama bang mingyu dan juga bang yugyeom, kak.." jawab Chan.

"Kaka ingin bicara sesuatu.." Chan pun menghampiri kakaknya.

"Ada apa?"

"Kaka ingin kamu kuliah dan lanjutkan belajarmu Chan.." kata wonwoo. "Aku akan melanjutkan belajarku kak.." jawab Chan. "Benarkah, dimana biar Kaka daftarkan bersama dengan serim."

"Tidak ush, Chan bisa sendiri daftarnya.. Kaka daftarkan saja serim, jika Kaka mendaftarkan ku juga nanti ayah akan marah.." jawab Chan. "Tidak Chan, biar Kaka yang bayar semuanya.. ayah tak akan marah..."

"Tidak kakk, aku akan pergi sendiri saja nanti.." Chan pun pergi dari ruang keluarga nya.

"Lalu apa yang ada di dalam tas itu?" Heran wonwoo. "Ini baju kelulusan ku nanti, tadi bang yugyeom sama bang mingyu yang beliin ini, and ada sepatunya juga, kata mereka biar kepake lama jadi mereka beli yg agak besaran gitu.. yaudah Chan nurut aja.."

Bagaikan tersambar petir, kata kata Chan membuat wonwoo sedih. Bagaimana bisa adik kecilnya lebih dekat dengan orng lain di banding dirinya, bagaimana bisa dia menolak untuk di daftarkan bersama dengan saudaranya.

"Ini semua karna ayah, coba saja aku tak di kirim keluar negri, pasti Chan tidak akan bersikap seperti ini padaku, aku menyesal menurut apa kata ayah.. Chan maafkan akuu, aku benar benar minta maaf karna perlakuan ayah padamu.." wonwoo menangis. "Ibuu, maafkan wonwoo karna telah gagal menjaga chan, wonwoo gagal buu.."
_____________

Keesokan harinya, semua keluarganya seperti biasa sudah berada di meja makan untuk sarapan pagi. Wonwoo yang melihat Chan turun dari tangga, langsung menghampiri dan mengajak Chan untuk sarapan. Chan hanya menurut karna kakaknya memaksanya untuk ikut sarapan.

"Ayo duduk di sini.." kata wonwoo sambil menarik kursi untuk Chan. "Yaa, terimakasih..." Jawab Chan sambil melirik ke arah ayahnya.

Sampai setelah makan, ketika Chan akan bangkit dari duduk wonwoo menahannya. "Sebentar ada yg ingin aku sampai kan pada mu Chan.." kata wonwoo. "Hmm, ada apa kak?" Heran Chan, ayahnya hanya memandangnya tak suka.

"Kamu mau yah kuliah bareng serim?" Kata wonwoo. "Emm, eng-" ucapan Chan terpotong karna ayahnya menggebrak meja makan. "Tidak!!! Siapa yg akan membiayainya, hah!!" Bentak ayahnya.

"Aku, aku yg akan membiayai Chan nanti.." jawab wonwoo dengan tegas. "Oh, kau sudah berani dengan ayah, iya?"

"Dengarkan ayah.. jika dia ingin melanjutkan belajarnya di universitas, maka dia harus berusaha untuk itu.." kata ayahnya. "Lalu bagaimana dengan serim, bukan kah dia juga sama dengan Chan, seharusnya dia juga berusaha untuk mendapat itu bukan?"

Kata kata wonwoo barusan membuat sang ayah semakin marah. "Dia anak ku, aku akan lakukan apapun untuk nya.. jika perlu aku akan memisahkan nya seperti mu, aku akan mengirim dia ke luar negeri untuk program belajarnya, aku tak ingin dia satu universitas dengan dia!!" Sambil menunjuk Chan.

"Lalu bagaimana dengan Chan, bukan kah dia juga anak mu, dia anak dari wanita mu dulu?"

Mendengar perkataan wonwoo rasanya ayahnya ingin sekali membungkam mulut wonwoo. "Diam lah wonwoo, ayah tak ingin membahas itu lagi.."

Ayahnya pun berjalan menjauh dari meja makan. "Kalian pergi lah ke sekolah berdua, bawa motor Kaka.." kata wonwoo, serim pun menurut dan mengajak Chan pergi dari rumahnya.
____________

Di perjalanan Chan hanya asik melamun saja, dia tak tau harus bagaimana supaya keluarga mereka bersama lagi seperti dulu.

Karna asik melamun, Chan tak sadar bahwa sudah sampai sekolah lagi. "Chan ayo turun, kita sudah sampai.." kata serim. "Oh hmm.. ayoo.." Chan berjalan mendahului serim, tapi serim berhasil menyusul nya dan berjalan secara bersamaan.

"Kau memikirkan apa Chan?" Kata serim. "Tidak, aku tidak memikirkan apa apa.." jawab Chan. "Jika Kaka ada di sini, seperti ini lah jadinya.. tapi aku bersyukur karna setelah Kaka pulang kau tidak terkena pukul lagi oleh ayah.." kata serim.

"Hmm, iya.. aku juga bersyukur Kaka pulang, tapi aku takut jika Kaka pergi lagi nanti.." kata Chan. "Jika ia sudah melihat nya, maka dia tidak akan meninggalkan mu di sini Chan.. Kaka lebih sayang padamu, dia tak ingin kau terluka jika dia tau kau selalu di pukuli oleh ayah, apa dia tak akan marah?"

"Dia pasti akan sangat marah chan karna kau adalah adik tersayang nya.. di banding aku sepertinya Kaka lebih sering memperhatikan mu.." goda serim. "Kau ini, dia kan Kaka mu.. mana mungkin dia lebih sayang padaku.." jawab Chan.

"Kau tak percaya, beberapa hari ini kau kan sering pulang terlambat.. kau tau, dia selalu menunggu mu di ruang tamu.. setelah dia mendengar pagar di kunci baru dia berlari ke kamarnya dan membuka sedikit pintunya untuk memastikan bahwa itu kau..beberapa kali juga aku sering memergoki nya sedang berada di depan kamarmu ketika kau belum pulang."

"Ketika aku tanya dia sedang apa, dia langsung mengajakku duduk dan bertanya, 'kemana Chan pergi, apa dia seperti ini sebelumnya, apa dia memang suka keluar malam malam begini, apa yang dia lakukan di luar ketika malam begini' itu yg Kaka katakan, dan aku hanya menjawab tidak tau karna memang aku tak tau kemana kau pergi.."

"Tapi aku juga heran Chan, kau pergi kemana Sampai larut seperti itu.."






Bersambung.......

ALONE || DINO SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang