Prolog

62 24 13
                                    

WELLCOME, ALL!
THIS MY STORY.
Selasa, 17 Oktober 2023


Siang hari yang penuh bahagia bagi sebuah keluarga yang terdiri dari empat anggota. Ada ayah, ibu dan dua orang anak perempuan sebaya yang tengah makan di sebuah Restoran. Semua yang ada di Restoran merasa iri dengan kehangatan keluarga tersebut, sampai tidak menyadari terdapat ke tidakadilan di dalamnya.

"Buk, Azma boleh minta udang ini?" tanya polos anak kecil yang memiliki bekas luka di bawah dagunya.

"Mending kamu makan sup aja, ya? Soalnya Ashifa kelihatan suka banget makan udang. Enggak papa kan kamu ngalah?"

Ibu dari kedua anak itu nampak acuh tak acuh saat menjawab pertanyaan salah satu putrinya yang tidak menggunakan hijab, berbanding terbalik dengan kembarannya. Mereka Azma dan Ashifa, dua kembar yang selalu diperlakukan berbeda oleh orang tuanya. Contohnya saja sekarang.

"Seharusnya Ashifa yang ngalah, dia yang kakak bukan Azma," lirihnya melirik Ashifa penuh kebencian.

Sedang Ashifa masih sibuk tersenyum karena mendapat perlakuan bak putri raja tanpa tahu Azma semakin menumpuk benci padanya. Azma benci keharmonisan ini, Azma benci lahir di keluarganya, dan Azma benci Ashifa adalah saudarinya.

Dalam diamnya Azma memendam semua sendiri. Percuma bicara, ia hanya dianggap angin lalu. Tidak butuh waktu yang lama mereka selesai makan siang dan berniat kembali ke rumah. Tiba-tiba hujan lebat turun. Ayah sibuk mencarikan payung dan ibu sibuk menutupi tubuh Ashifa dengan jaketnya. Lihat? Tidak ada yang menganggapnya ada.

"Kamu jangan sampai sakit." Ibunya terdengar khawatir.

Buk, Azma juga basah. Batin Azma menatap pilu alur kehidupannya.

Ayah hanya mendapat satu payung lalu membukanya. Ashifa di taruh di tengah-tengah ibu dan ayah, mereka pun berjalan beriringan. Masih di depan pintu Restoran, Azma memandang lurus keluarganya yang perlahan menjauh. Sekali saja, Azma berharap salah satu dari mereka berbalik untuk memanggilnya. Harapan yang pupus saat ketiganya lenyap di tikungan jalan.

"Mau pulang?"

Pertanyaan yang datang dari seorang anak laki-laki di samping mengalihkan atensinya. Azma mendongak sedikit melihat siapa yang bertanya. Wajahnya sangat asing.

"Kamu mau pulang?" Anak laki-laki 10 tahun itu kembali bertanya.

Tanpa perintah, kepala Azma menggeleng samar. Anak yang menggunakan baju spidermen dan memegang Iqra' di sebelah tangannya mengusap pucuk kepala Azma. Bibirnya tersenyum simpul memperlihatkan lesung pipi di sebalah kiri.

"Mau main hujan bareng?"

Don't Give up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang