6. || 𝑫𝒊𝒂 𝑨𝒍𝒆𝒔𝒚𝒂 06 ||

35 28 23
                                    

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚  !!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚  !!

.
.
.
ꕥꕥꕥ

Askar menarik gas paling tinggi, motornya melesat pergi menjauh beberapa meter dari segerombolan itu. Askar mengingat dirinya yang sendiri tak akan mudah melawan semua gerombolan Laska, tapi tak semudah itu Askar dapat bebas.

Cowo yang memimpin, mengomando untuk membelah pasukan menjadi dua, menguasai jalan dengan menyerang dan mengepung Askar dari dua arah, sebagian anggotanya memisahkan diri berbelok arah untuk memblokir jalan yang sekiranya akan Askar lintasi. ia bersumpah malam ini akan menghabisi Askar, membuatnya bertekuk lutut mencium kakinya.

Askar menurunkan kecepatan motornya, ia merasa kini situasi sudah cukup aman, tidak terlihat lagi gerombolan yang menguntit nya sejak tadi. Hah ..., Ia bernapas lega.

Namun, takdir memang kejam seolah tak mengijinkan untuk dirinya menikmati udara segar malam ini. Jantungnya berpacu cukup cepat dari sebelumnya, ia mengumpat saat silau lampu menerpa wajah membuat matanya sedikit menyipit. Shit!

Bergegas ia memutar benda besi miliknya, membuat manuver cukup tajam hingga decitan ban yang beradu dengan aspal terdengar sangat nyaring, meninggalkan jejak di aspal hitam.

Baru seratus meter ia melajukan motornya, nafasnya kembali tercekat saat di arah yang berlawanan dapat ia lihat gerombolan bertunggang-kan motor besi, ia tahu betul siapa mereka.

ckk! brengsek!

Askar menarik rem sebelum motornya bertubrukan dengan motor-motor di sebrang sana, sangat tajam hingga bagian belakang nya terangkat. Askar  melepaskan helm yang terpasang di kepalanya, memasang wajah datar dan berusaha tetap tenang, ia tidak mau serangga-serangga itu merasa menang.

Laska tersenyum puas di balik helm full face nya, sekitar lima meter dari motor Askar ia memarkirkan motornya menghadang jalan, ia menoleh anak buahnya pun melakukan hal yang sama, sekarang benar-benar tidak ada celah untuk pergi.

Mereka kini mengepung sempurna Askar, cowo itu menoleh benar-benar tidak masuk akal bahkan ia bisa mengira ada lebih dari 20 orang di sini. Dasar pecundang!

Laska memantik korek apinya, membakar ujung rokok lalu menyesap mengepulkan awan tipis yang menyapa wajah tegas Askar, benar-benar tidak sopan.

Laska melemparkan kotak kardus kecil ke arahnya, dengan cekatan Askar dapat menangkapnya. Sempurna!

"Bakar sebatang, gua pastikan ini rokok terakhir lo," ujar Laska di akhiri dengan senyuman dengan arti yang sulit di artikan.

Askar menyelipkan dengan lancang kardus rokok itu di dalam saku jaket milik Laska, "Gue alergi sama benda murah." ujarnya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Alesya ( TAHAP REVISI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang