❗❗ cerita ini 100% karangan penulis tidak ada unsur meniru atau apapun, bila ada kesaman dalam cerita, alur, visual, atau nama, itu karena tidak di sengaja ❗❗
➩ Mohon maaf bila ada kekurangan, mohon suport karena ini cerita pertama saya.
𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 !!
.
.
.
ꕥꕥꕥDua gadis berseragam rapih sedang asik bercengkrama di sepanjang koridor kelas. Bukan apa-apa, hanya saja mereka bosan di dalam kelas yang brisik, riuh karena jam kosong. Berjalan-jalan mencuci mata dengan melihat gedung sekolah jauh kebih menyenangkan di banding harus terus diam di dalam kelas yang, berisik.
Ini sudah ke dua kalinya dua gadis ini memutari kantin, dan rasanya itu sudah cukup membuat keduanya lelah. Sehingga memutuskan untuk kembali ke kelas, berdua dengan teman karib tak mungkin tanpa pembicaraan bukan? Bulan terus saja menanyai banyak hal yang belum ia tau tetang teman barunya ini, jujur saja sebelumnya Bulan tidak ada teman, sampai pada akhirnya Alesya datang dan bersedia menjadi teman untuknya.
Bulan, tidak memiliki teman lantaran ia yang terlalu sibuk belajar sehingga tak ada waktu untuk bermain dan berkumpul dengan teman yang lain, tapi Bulan tidak di asingkan, hanya saja ia jarang berkumpul dengan teman sebayanya. Namun, sejak Alesya datang Bulan jauh lebih terbuka dan cerewet, sejak dulu memang sudah cerewet tapi ya itu, jarang berbaur.
"Sya, gimana, nyaman engga sekolahnya?" Tanya Bulan di sertai senyum manis yang terukir.
"Nyaman kok," Seriangaian gadis ini sanagt menenangkan, Bulan merasa senang begitu melihat nya.
"Syukur deh. Ohh, iya, lo kan pindahan dari Solo, lo pindah kenapa? kalau boleh tau, hehe." Tanya Bulan, ingin mengenal lebih dalam tentang teman barunya ini.
"Enggak ada. Pindah aja, cari suasana baru. Di sini, juga ada rumah papa peninggalan eyang, sayang aja engga di tempatin," Alesya menjelaskan, di balas anggukan antusias Bulan.
"Terus, papah lo?" tanya Bulan penasaran.
"Papah, di laut" jawab Alesya
"Kok di Laut? Emang bapak lo ikan?" dengan polosnya Bulan, bertanya dan menimbulkan gelak tawa Alesya.
"Bapakmu ikan! Papah nahkoda kapal Bulan, kerjanya di laut" jelas Alesya dengan tangan nya mencubit pipi Bulan, gemas.
"Gausah nyubit kali, gue mana tau." Bulan menekuk mukanya, dengan bibir di manyunkan dua centi. Sambil mengelus pipinya yang sakit karena cubitan Alesya, kenapa tuhan memberikan sifat menyebalkan yang begitu banyak di dalam diri Alesya. hahh..., rasanya Bulan ini berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Alesya ( TAHAP REVISI )
Novela JuvenilMenceritakan kehidupan alesya dan agaskar, keributan selalu terjadi diantara mereka. Perdamain tampak jauh, dari mereka berdua. Namun, hanya karena soal waktu semua berubah. Semua, hal terjadi, yang bahkan tidak pernah terlintas di benak mereka. Ras...