Aku ingin menceritakan kisahku hari ini. Di mana hari ini menjadi hari terberat di sepanjang hidupku. Hari ini kuawali dengan melakukan hal yang paling tidak aku sukai, yaitu keluar dari kamar dan menjelajahi kota yang super ramai ini.
Itu terpaksa kulakukan karena tadi ibuku mengomel sebelum berangkat ke pasar. Katanya aku harus berhenti bermalas-malasan di kamar dan jalan-jalan keliling kota mumpung hari libur. Sebagai anak yang penurut dan takut tidak diberi makan, aku langsung menyetujuinya.
Oh, iya aku belum memperkenalkan diri. Namaku Caroline Carpenter, ayah dan ibuku memanggilku Carol. Teman-temanku lebih suka memanggilku Lin. Aku adalah anak dari seorang nelayan dan pedagang yang sederhana. Ayahku sibuk berlayar untuk mencari ikan bersama rekan setimnya, sementara ibuku menjual sayur-sayuran hasil dari kebun kami di Pasar Troist.
Omong-omong aku tinggal di Kota Rhea, kota terbesar di Pulau Serena, salah satu pulau yang ada di Kerajaan Acallaris. Kegiatanku sehari-hari hanyalah berkuliah di Rhea City Education Center, aku mendapatkan beasiswa di sana. Saat hari libur biasanya aku bermalas-malasan di dalam kamar dan terkadang membantu ibuku berjualan di pasar.
Karena omelan ibuku tadi. Pada akhirnya aku berjalan luntang-lantung di tengah jalanan Kota Rhea tanpa tujuan yang jelas. Bukannya karena Kota Rhea itu tidak cantik dan membosankan, malah kota ini luar biasa indah dan menarik untuk ditelusuri lebih dalam. Saking menarik dan indahnya banyak turis asing yang berkunjung untuk menikmati keindahan Kota Rhea. Para turis itu menikmati keindahan Kota Rhea dan belajar mengenai budaya yang beragam di kota heterogen ini. Masalahnya ada pada diriku ini yang anak rumahan sehingga lebih suka berdiam diri di kamar.
Tempat yang pertama kali aku datangi hari ini adalah Alun-Alun Festival. Alun-Alun Festival menjadi simbol keindahan Kota Rhea. Walaupun saat aku datang masih terbilang pagi alun-alun sudah dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang, ada yang duduk di bangku taman sembari menghirup segarnya lautan. Ada juga beberapa pasang kekasih yang pagi-pagi sudah berkencan. Pun ada beberapa anak kecil yang berlarian. Alun-Alun Festival sebenarnya cocok untuk menjernihkan pikiran, cocok untuk kebutuhanku hari ini. Namun, suasananya sangat tidak mendukung mengingat ramai sekali. Seandainya tadi aku datang lebih pagi atau tengah malam mungkin suasana akan lebih tenang, dan bonusnya aku bisa melihat keindahan bintang-bintang dan pantulan cahaya bulan di permukaan laut yang kata temanku sangat indah jika dilihat dari alun-alun ini. Sayangnya waktu kedatanganku tidak tepat.
Aku memutuskan meninggalkan Alun-Alun Festival daripada hanya berdiri dan menyaksikan orang-orang dengan aktivitasnya masing-masing. Di sepanjang perjalanan aku bertemu beberapa turis asing dengan ciri fisik yang berbeda dari penduduk Kota Rhea pada umumnya. Penduduk asli menyambut dengan ramah dan mereka mengobrol asyik. Aku bisa mendengar samar-samar kalau mereka bertukar informasi mengenai budaya masing-masing. Obrolan tentang budaya selalu menjadi hal yang menarik, bagi warga kota ini.
Omong-omong, akan aku ceritakan sedikit tentang penduduk Kota Rhea. Mereka itu sangatlah ramah, mereka menerima siapa pun yang datang tanpa terkecuali dan selalu menyambut kedatangan mereka dengan senang hati. Terkadang aku merasa asing di tempat ini, karena sifat turun temurun itu tidak menurun padaku. Aku sempat bertanya-tanya, apa jangan-jangan aku bukan anak kedua orang tuaku? Namun, itu tidak mungkin juga. Kalau aku bukan anak kedua orang tuaku, mereka tidak mungkin mau merawatku dengan ekonomi yang pas-pasan. Kutepislah pikiran buruk itu.
Tempat kedua yang kusinggahi adalah Rhea's Lovely Park. Hari ini aku tidak masuk dan hanya berdiri di depan pintu masuk. Rhea's Lovely Park adalah taman super ramai pengunjung yang ada di Kota Rhea, taman ini tidak pernah sepi pengunjung di pukul berapa pun. Taman ini adalah tempat terindah di Kota Rhea, versiku. Ada Pohon-pohon oak yang mengelilingi taman ini ditambah dengan hiasan anggrek dan tanduk rusa, jika dilihat dari luar. Jika masuk ke dalam akan disuguhi berbagai macam bunga dan tak lupa ada dua sungai yang berisikan kura-kura dan berbagai ikan yang hidup berdampingan. Ada juga hamparan tanaman karnivora, tak lupa pohon-pohon sakura yang memanjakan mata. Entah sekarang sudah berubah apa belum, terakhir kali aku berkunjung lima bulan lalu terlihat seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holy Amulet
Mystery / ThrillerCaroline Carpenter adalah gadis biasa yang tergiur tawaran Kapten Sebastian untuk mendapatkan Jimat Suci. Demi mendapatkan Jimat Suci tersebut ia bergabung dengan kru bajak laut Holy Serpent dan mengarungi lautan bersama mereka. Ia sangat mengingink...